Breaking News

Islam

Politik

Minggu, 31 Januari 2016

MANUSIA BER-ANGKA

"Bang, boleh kami undang untuk berbicara di kelompok kami ? Tapi maaf, kami tidak bisa memberi banyak. Kami hanya bisa memberi uang sangu sekian juta rupiah saja.."
Malam itu menjadi momen yang penting bagi saya. Seseorang menghargai apa yang saya lakukan dengan nilai materi yang cukup besar bagi saya. Seharusnya saya bahagia. Tetapi entah kenapa saya jadi teringat sebuah peristiwa.

Pada situasi sulit, seorang teman menawarkan saya beberapa proyek, hal yang sebenarnya biasa saya kerjakan dulunya. Dia berniat ingin membantu saya dengan mengangkat kembali ekonomi saya.
Saya berterima-kasih atas niat baiknya. Tetapi ada hal yang sulit saya jelaskan, bahwa saya bukan tidak bisa mencari pekerjaan itu lagi, tetapi lebih karena nurani saya sudah menolaknya. Saya paham betul bahwa proses untuk mendapatkan proyek itu harus saya lalui mulai entertain, menyuap dan lain-lain. Dan, damn, di bidang itu saya adalah ahlinya.



Proses kembali menjadi manusia mematangkan cara berfikir, bahwa materi hanyalah ukuran kesuksesan di mata manusia. Saya menjadi budak angka, sebuah bilangan yang bernafas. Kenyamanan saya dapatkan melalui penghargaan dan penghormatan. Padahal sejatinya saya labil karena kosong dan miskin.
Saya sampai pada satu titik pemikiran bahwa Tuhan adalah CEO alam semesta dengan perhitungan yang maha detail. Saya harus membawa laporan keuangan kepada-Nya darimana sumber materi yg saya dapat, bagaimana cara saya menghabiskannya, dan bagaimana saya memperlakukannya.
Dan saya tidak ingin gagap, berkeringat dingin dihadapan-Nya hanya karena saya tahu bahwa mulai dari ujung sampai pangkal, mulai dari cara mencari sampai membagi, saya sudah salah semua. Saya berkhianat terhadap amanat yang dititipkan.

Dan sebagai "hukuman" supaya sadar bahwa apa yang saya lakukan salah, saya pun di-miskinkan. Semua yang haram dibuang dengan proses yang menyakitkan.
Temanku memaki "goblok", karena saya menolak "rezeki" yang dia tawarkan. Saya berkata, "saya memang goblok.." Bertahun-tahun saya goblok, bodoh, sombong karena tidak mampu memahami apa fungsi saya didunia, kecuali menyamankan ego saja.
Sulit sekali menyampaikan alasannya, karena dimensi berfikirnya sudah berbeda.
Dan ketika seseorang menawarkan sejumlah uang hanya supaya saya bisa membagi pengalaman dalam perjalanan hidup, saya tersenyum dan menolaknya.
"Tuhan tidak berhitung apa yang diberikan-Nya kepada saya, dan saya tidak ingin berhitung terhadap apa yang bisa saya bagikan. Saya hanya harus berterima-kasih terhadap semua pemberian-Nya dan mensyukuri semua nikmat-Nya.

Saya tidak ingin kembali menjadi manusia angka, saya hanya ingin datang kepada-Nya dan melapor bahwa saya sudah berusaha berfungsi sebagaimana layaknya manusia.."
Butuh bercangkir-cangkir kopi dalam perjalanan waktu, hanya untuk memahami sebuah pelajaran yang sebenarnya sangat sederhana....

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Sabtu, 30 Januari 2016

Sekarang, Mari Kita "Takut" Lagi

Mereka masih ada; ancaman laten bagi ketentraman dan keselamatan masyarakat. Tentu tak akan tiba tiba raib begitu saja dari tengah tengah kita. Ideologi tak bisa menguap dari dada seseorang dalam satu malam.
Mereka bisa saja ternyata adalah tetangga anda, kenalan anda, partner kerja anda, bahkan keluarga anda, yang tak pernah anda sangka sebelumnya. Namun mereka sedang tumbuh di berbagai titik, menyebar, di tengah tengah masyarakat kita, bagaikan ilalang yang bermunculan dengan subur di kebun kita.


ISIS

Proyek ini jauh dari selesai. Dan jangan lupa, pergerakan dan aksi mereka sejauh ini selalu menghasilkan dampak bagi meningkatnya tragedi, ketakutan dan kesengsaraan di dunia. Tak akan tiba tiba padam dengan satu kejadian "kecil" di Jakarta. Tak akan tiba tiba jera dan berbalik arah bubar jalan.
Bahkan sebenarnya di Indonesia, meski telah direncanakan secara sistematis sejak lama, namun secara praktis, langkah ini hanyalah baru sekedar "pilot project" untuk "mengukur ombak". Akan ada banyak evaluasi yang akan mereka pelajari dan perbaiki dari kasus ini.

---

JANGAN LAGI BERKERUMUN.

Saya pribadi sangat menghimbau, jika tragedi ini terjadi lagi (moga moga tak ada) hindari tindakan konyol berkerumun di area konflik.
Perilaku ini adalah tindakan yang tak bertanggungjawab, baik terhadap diri sendiri, keluarga anda yang menunggu di rumah, serta menyulitkan operasi karena menghambat, misal untuk evakuasi dan orientasi arah serta keputusan untuk mengeksekusi tembakan.
Bagaimana aparat hendak menembak jika terlalu banyak masa berkerumun. Jangan lupa, anda juga berpotensi untuk menjadi sandera. Peluru dan bom tak punya mata.

---

Hash tag kami tidak takut tentu hanyalah jargon penyemangat dan gesture terhadap pihak luar untuk mengganggu mereka secara psikologis, sekaligus mereduksi dampak yang mereka harapkan dari aksi ini, yakni menyebarkan ketakutan dan kecemasan.
‪#‎kamitidaktakut‬ tentu saja tak bermakna literal. Tak ada yang tak takut meninggalkan anak istri anda sendirian di rumah berjuang sendiri tanpa tulang punggung keluarga. "Mending" jika meninggal, bagaimana jika cacat lalu menjadi beban keluarga. Amit amit.

---

Tentu setiap warga negara wajib dan berhak untuk membela negara. Namun tentunya harus dengan suatu cara yang terukur dan terencana. Salah satu cara yang dianjurkan adalah program bela negara yang diselenggarakan pemerintah. Melalui pendidikan dan latihan ini anda akan dibekali dengan cara cara yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi semacam ini.

Mari transformasikan seluruh semangat ini menjadi suatu sistem kekompakan dan kebersamaan bangsa yang tak ringkih dari segala upaya pecah belah. Mari kita bersatu dalam perbedaan dan keragaman.

Penulis: Hendra Hendarin
Read more ...

Rabu, 27 Januari 2016

SURAT WARNA UNGU UNTUK JONRU

Dear, Jonru
Sebenarnya saya agak malu2 anjing nulis surat ini, karena siapa sih akyu dibanding kamyu yang wajahnya tersohor dari sampang sampai maumere.
Tapi orang2 banyak bilang kalau kita itu kembar identik. Saya agak protes karena saya gak suka dibilang kembaran ma sepatu bot. Tapi apa lacur, mereka terus mengatakan itu dan membanding2kan kita berdua. Yah, apa daya kaki gak sampai, gak bisa split jadinya..
Tapi terserah merekalah, ya say.. EGP, Emang Gatel Pentunge, bahasa gaulnya. Mereka mau bicara apa ajah, kita mah woles.
Saya kadang suka baca tulisanmu yang di share teman2 fb. Bagus tulisanmu. Ide2nya liar. Kritikanmu buat Jokowi tajam dan mengena. Saya sampai kagum sampe gak bisa pup 3 hari. Sungguh. Mungkin saya kurang serat.

Nabi Jonru

Kalau saya agak berbeda pandangan. But its oke, saya sangat menghargai pandangan orang lain meski dia berbeda dengan saya. Buat saya, Your view adalah pandanganmu dan My view adalah pandanganku.
Cuma ada satu yang saya bingung, terutama ketika pandanganmu merendahkan kerja polisi kita yang berhasil menggagalkan teroris. Kamu malah bicara dengan teori2 dan tuduhan2 seakan itu semua adalah konspirasi, pengalihan issu.

Saya jadi bertanya2 dalam hatiku yang romantis ini, dimana sih sebenarnya rasa nasionalisme-mu ? Apakah kamu tidak bersyukur bahwa korban tewas sangat sedikit dibandingkan aksi teror di negara2 lain seperti Perancis misalnya yang tewas 100 orang lebih ?

Apa kamu tidak bersyukur bahwa yang tewas bukan anakmu, istrimu, ibumu ataupun keluargamu yang lain, yang mungkin saja sedang berada di mall Sarinah ketika teroris2 itu berhasil mem-bom di dalam mall ? Kalau sudah begitu, bisakah kamu bilang itu sekedar "pengalihan issu" ? Bisakah, Kaka ? Bisakah ?? Tampar aku, kaka.. Tamparrr....

Kenapa tidak ada sedikitpun rasa banggamu kepada negara Indonesia ini, kepada kinerja aparat2 kita ? Kamu tidak suka pada Jokowi, itu adalah hakmu. Tapi tidak punya sedikitpun rasa "kebanggaan" pada bangsa ini, bukankah itu penyakit hati ?
Apa kamu tahu, Jonse.. Sehabis mem-bom, teroris biasanya menyebarkan berita yang memperuncing keadaan, untuk memperlemah pandangan terhadap pemerintah, dan akhirnya memperbesar perbedaan ? Itu skenario mereka, dan mereka akan kirim ke orang2 seperti kamyu, say... ( Ah, maaf kalo kamu jengah ku panggil say, maksudku bukan sayank tapi sayur...).

Kenapa mereka mengirim berita ke orang2 seperti kamu ? Karena mereka tahu bahwa pengikutmu banyak dan mereka mendengarkan kamu. Dan ketika kamu berkata A, mereka akan menambahkan dengan A plus, A kuadrat dan terus berkembang. Sehingga suburlah rasa benci mereka kepada pemerintah ini.
Apakah benar itu hanya "kritikan", Jonru ? Benarkah seperti katamu itu hanya sekedar kritikan kepada pemerintah ? Oh, Come on jujurlah sedikit pada dirimu sendiri bahwa kamu punya andil besar untuk memecah-belah bangsa ini dengan membantu teroris menanamkan kebencian di dada mereka.
Kamu mungkin tidak sadar, karena buat kamu mereka hanya market untuk jualan sprei kan ? Tanpa mereka kamu gak bisa jajan, kan ? Ah, halal sekali caramu memberi makan keluargamu..
Mungkin kamu anggap nasihat saya ini hate speech, tapi biarlah. Saya mah gitu orangnyah, kalau naek metik seinnya ke kiri beloknya ke kanan.

Asu dahlah.. Saya berdoa semoga kamu selalu dalam lindungan-Nya dan dibukakan hatimu supaya lebih terang. Saya sebenarnya sayang kamu, sepatu botku..
Kapan2 kita minum secangkir kopi vietnam tanpa sianida. Biar kuceritakan indahnya Indonesia sekarang ini, begitu juga dulu situasi Suriah dan kita sama2 tidak mau negara damai ini seperti itu, kan Jon ? Saya yakin, kamu juga tidak mau.
Sekian surat dari saya yang manis - kata emak - ini. Semoga kamu mengerti isi hatiku.
With love,hug and my raised middle finger.

Nb : Saya dengar kamu bisa ngetik sambil split, Jon ? Bokongmu gak suwek ?

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Senin, 25 Januari 2016

KELAHIRAN YESUS KRISTUS DALAM SEJARAH DUNIA

Natal yang dirayakan umat Kristiani di seluruh dunia hari ini adalah peringatan kelahiran Yesus Kristus. Umat Kristiani (Kristen dan Katolik) adalah umat pengikut Yesus Kristus. Yesus Kristus juga dikenal dalam Islam dengan nama Isa Almasih.

Ada istilah lain, yaitu Masehi. Masehi adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab, berarti Kristen atau Nasrani. Dengan istilah Masehi, kita selalu mengaitkannya ke perhitungan waktu, misalnya SM - Sebelum Masehi dan Tahun Masehi. Dalam bahasa Inggris, SM itu adalah BC atau Before Christ, sementara Tahun Masehi adalah AD atau Anno Domini - Tahun Tuhan Kita.
Sejarah Kelahiran Yesus Kristus
Apa maksud semua ini? Maksud semua ini akan jelas dengan mengetahui bahwa kelahiran Yesus Kristus itu dijadikan patokan perhitungan waktu sejarah. SM atau BC artinya tahun-tahun sebelum Yesus lahir, sementara Tahun Masehi atau AD adalah tahun-tahun setelah Yesus lahir. Misalnya masa hidup Aristoteles, filsuf Yunani ternama itu adalah 384-322 SM/BC, artinya Aristoteles hidup antara tahun 384-322 sebelum Yesus lahir. Sementara, kota Roma terbakar atau dibakar pada 60 M/AD, itu artinya kota Roma terbakar/dibakar pada tahun 60 setelah Yesus lahir.

Bila begitu mestinya Yesus Kristus itu lahir pada tahun 1 Masehi agar kelahiranNya jadi patokan perhitungan antara SM dan Masehi atau antara BC dan AD. Sayangnya tidak. Yesus lahir diperkirakan pada sekitar tahun 6 SM, dan bukan pada 25 Desember pula. Kata siapa dan tahu dari mana? Kitab Suci Matius dan Lukas menunjukkan itu secara implisit serta dokumen sejarah yang ditulis pada awal tahun Masehi.

-----------------------------------------

Kitab Suci Matius dan Lukas bukanlah buku sejarah, tetapi buku iman dan teologia. Namun karena kedua buku ini juga bertutur tentang kejadian- kejadian pada masa lalu, maka keterangan tentang sejarah ada di dalamnya.

Untuk soal kelahiran Yesus Kristus Kitab Matius dan Lukas menulis fakta sejarah untuk mengawaliya. "Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, ..." (Matius 2:1). "Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia....Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2: 1, 6, 7).

Yesus Kristus dilahirkan pada zaman Kaisar Agustus dan zaman Raja Herodes. Apakah kedua orang ini pernah ada dalam sejarah? Tentu saja. Kaisar Agustus/Augustus adalah seorang kaisar Kekaisaran Romawi yang memerintah selama 41 tahun pada tahun 27 SM - 14 M. Sementara Raja Herodes adalah raja di Kekaisaran Romawi yang memerintah wilayah Yudea dari tahun 37 SM - 4 SM.

Raja Herodes inilah yang erat kaitannya dengan kronologi kelahiran Yesus. Dokumen sejarah paling tua tentang ini ditulis Flavius Josephus seorang ahli sejarah yang hidup pada tahun 37 M- 100 M. Josephus menulis bahwa Raja Herodes itu (Herodes I, Herodes Agung, Herod the Great) hidup antara tahun 74/73 SM - tahun 4 SM.

Dalam Kitab Matius 2 diceritakan bahwa Raja Herodes ini ingin membunuh Yesus Kristus yang dijuluki Raja Orang Yahudi, Herodes sendiri adalah Raja Yudea di tanah orang Yahudi. Jadi Herodes tak menginginkan adanya seorang pesaing. Ia mengumpulkan para ahli Yahudi dan berdasarkan penelusuran Kitab-Kitab mereka mengatakan bahwa Raja Orang Yahudi itu dilahirkan di Bethlehem, masih di tanah Yudea di wilayah kekuasaan Horodes.

Saat orang Majus (para bangsawan sekaligus astrolog Babilonia - Irak/Iran sekarang) datang dari timur ke Tanah Yudea untuk menyembah raja kecil yang baru dilahirkan itu seperti ditunjukkan oleh sebuah bintang yang mereka tafsirkan sebagai pertanda kelahiran seorang Raja, Herodes berpesan kepada para Majusi itu agar tempat kediaman Raja yang baru lahir itu di mana tepatnya di Bethlehem diberitahukan kepadanya agar ia bisa menyembah Raja itu juga (padahal raja baru itu mau dibunuhnya).

Akhirnya, para Majusi itu dapat menemukan tempat kediaman Yusuf, Maria, dan Yesus Kristus yang saat itu diperkirakan baru berumur dua tahun (jadi orang Majus itu tidak menyembah Yesus saat Yesus baru dilahirkan, tidak bersamaan dengan para gembala dari padang Efrata yang menyembah Yesus saat Dia baru dilahirkan). Karena petunjuk Allah melalui mimpi, para Majusi ini mengambil jalan pulang melalui jalan lain menghindari memberi tahu Herodes.

Herodes sangat marah saat ia tahu para Majusi itu telah kembali ke negeri mereka tanpa memberitahu dirinya di mana Yesus Kristus berada. Dan seperti diberitakan Kitab Matius Raja Herodes memerintahkan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Bethlehem. "Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu." (Matius 2:16).

Tetapi Yesus Kristus selamat dari pembunuhan massal itu sebab Allah sudah memberi tahu Yusuf agar ia melarikan Yesus ke Mesir. Dan Yusuf, Maria, Yesus kecil kembali ke Yudea setelah Herodes mati pada tahun 4 SM sesuai dengan perintah Allah melalui malaikatnya yang datang dalam mimpi Yusuf.

-----------------------------------------

Maka berdasarkan hal itu, Yesus Kristus kemungkinan besar dilahirkan pada dua tahun sebelum 4 SM, atau pada 6 SM mengacu kepada kunjungan para Majusi dan pembunuhan anak-anak di bawah umur dua tahun oleh Herodes, dan catatan ahli sejarah Josephus bahwa Herodes mati pada tahun 4SM.

Dan 25 Desember pun mestinya bukan hari kelahiran Yesus Kristus sebab bulan Desember di Yudea adalah musim dingin, mungkin turun salju juga. Tak mungkin berita yang ditulis dalam Lukas 2:8 ("Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.") terjadi pada musim dingin di bulan Desember, para gembala dan ternaknya akan sangat menderita kedinginan luar biasa bila tetap berada di luar pada malam bulan Desember.

Klemens dari Alexandria menghitung bahwa Yesus dilahirkan pada 25 Pachon (20 Mei), tetapi ini juga bukan suatu kepastian. Gereja pada masa awal tahun-tahun Masehi tidak pernah merayakan peringatan hari kelahiran Yesus. Peringatan hari kelahiran Yesus pada 25 Desember berasal dari akhir abad ke-4 oleh Gereja di Roma. Tanggal 25 Desember dipilih dari hari peringatan umum saat itu saat Matahari mulai bergerak semu kembali ke arah utara setelah mencapai titik paling selatannya pada 22 Desember.

----------------------------------------

Tulisan ini hanya sebuah usaha untuk menganalisis kronologi kelahiran Yesus Kristus. Kapan tepatnya Yesus dilahirkan kita tidak akan tahu. Berbagai pendekatan yang pernah dilakukan kebanyakan adalah seperti yang tertulis di atas, yaitu dua atau tiga tahun sebelum 4 SM/BC, dan kemungkinan besar bukan pada Desember saat musim dingin terjadi di Yudea.

Dan kelahiran Yesus tidak ada hubungannya dengan pohon natal, salju atau Santa Claus. Semua itu hanya tradisi memeringati Natal, tetapi tidak berhubungan secara substansi dengan kelahiran Yesus Kristus.

Yang terpenting adalah bahwa Yesus Kristus bukanlah sebuah dongeng, Ia adalah tokoh sejarah, yang kelahiranNya di tengah peristiwa sejarah dunia, satu kronologi dengan Kaisar Agustus, satu kronologi dengan Raja Herodes. Sekalipun demikian, Ia tidak berakhir dalam sejarah. Sebab Ia Telah Ada, Ia Sedang Ada, dan Ia Akan Ada - Maranatha - Dia akan datang kembali.

"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." -Wahyu 22:13

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Sabtu, 23 Januari 2016

TETAP BELAJAR

Dua anak kakak beradik ini kembali ke kota yang membesarkannya, Bogor. Libur dua minggu menjelang Natal dan Tahun Baru. Mereka kini tinggal di Bandung -kota yang membesarkan ayahnya dulu, mereka berjuang berat mengikuti berbagai program ketat kuliah kedokteran umum di Universitas Kristen Maranatha.

Mahasiswa kedokteran umum selalu berbeda dari para mahasiswa lain, termasuk geologi - kuliah saya dulu. Mereka mesti membaca banyak sekali bahan kuliah, berbagai praktik laboratorium dan keahlian medis.

Bahan kuliah yang begitu banyak dan berbagai praktik laboratorium dan keahlian medis mesti dikebut dalam waktu 3,5 tahun. Lalu selama dua tahun berikutnya mereka akan praktik di RS sebagai ko-as, calon dokter yang sedang belajar di RS di bawah bimbingan para dokter senior. Setelah itu mereka akan mengikuti ujian kompetensi dokter Indonesia (UKDI). Setelah UKDI, lalu mereka diwisuda dan diambil sumpahnya sebagai dokter. Dan setahun berikutnya mereka akan praktik wajib kerja sarjana sebagai dokter umum di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Di setahun terakhir itulah kompetensi dan ketrampilan mereka sebagai dokter akan teruji.

Still Learn
Setelah itu, mereka bisa praktik sebagai dokter umum atau melanjutkan sekolahnya untuk keahlian dokter spesialis. Tidak berakhir di situ, lalu selama kariernya sebagai dokter kepada mereka akan ada harapan, permintaan, atau bahkan tuntutan masyarakat atas profesi kemanusiaan yang diembannya, sebab para dokter adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk menyelamatkan nyawa manusia. Tidak jarang masyarakat yang kecewa kepada mereka lalu menuntut para dokter ke pengadilan, misalnya dalam kasus malpraktik.

Para sarjana lain tentu bisa salah, dan diabaikan, tidak ada tuntutan hukum, termasuk kepada seorang geolog seperti saya. Namun dokter yang salah memberikan diagnosis, lalu salah memberikan resep, maka akan fatal bagi pasiennya, apa yang kemudian akan terjadi?

Saya salah menafsirkan data seismik, lalu perusahaan saya mengebor struktur yang salah saya tafsirkan itu, dengan ongkos misalnya 70 juta USD, dan kering tak menemukan minyak, gas, hanya batu -kepada saya tak akan ada tuntutan pertanggungjawaban. Apalagi saya bisa berkilah dengan 1001 cara. Bagaimana halnya dengan seorang dokter, yang pasiennya mati setelah diobatinya?

Namun para dokter juga mendapatkan penghargaan, penghormatan yang lebih daripada profesi lain pada umumnya. Keberadaan mereka di masyarakat akan lebih dihargai, daripada keberadaan sarjana lainnya. Itu namanya kekuatan para dokter, yang harus diakui. Tetapi seperti yang pernah saya tulis, juga ditulis di atas, semakin kuat seseorang semakin besar kewajiban dan tanggung jawabnya.

--------------------------------------------

Karena itu semua, anak-anak saya meskipun tengah berlibur di ranselnya masing-masing membawa diktat kuliah dan buku teks kedokteran. Dan saya melihat mereka membuka itu, mempelajarinya, tak masalah di sela-sela sambil bermain game dari tablet atau nonton TV program musik dan kartun kesenangannya. Dan mereka tidur pun bersama diktat kuliah dan tabletnya - sebagian materi kuliah disimpan dan diakses melalui tablet.

Tidak ada waktu jeda untuk total tidak belajar buat para mahasiswa kedokteran. Profesi dan tuntutan atas mereka berat dan besar. Selagi mahasiswa mereka harus belajar dengan rajin dan tekun -lebih rajin, lebih tekun daripada mahasiswa pada umumnya.

Semoga kalian, anak-anakku, bertahan dan maju melalui hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun yang berat dalam menyelesaikan pendidikan yang kalian telah pilih sendiri. Orang tuamu selalu mendukungmu dengan penuh, selalu mendoakanmu setiap hari. Semoga kalian kelak menjadi para pekerja Tuhan yang baik, yang cerdas dan punya hati, untuk menyelamatkan nyawa manusia yang dikehendaki-Nya masih hidup.

Berjuanglah, anak-anakku.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Kamis, 21 Januari 2016

USTAD AHOK

Saya ketawa sendiri membaca komentar2 di status “Agama Iwak Peyek”. (Baca AGAMA IWAK PEYEK)

Pembukaan kata di alinea pertama, “Kristen ajaran konyol..” cukup membuat banyak orang meledak otaknya.

Karena sudah meledak, maka alinea2 selanjutnya sudah tidak sanggup lagi mereka baca dengan jernih. Matanya buram karena amarah, egonya seperti dicakar2 oleh srigala, jarinya gemetar mengetik mengeluarkan isi hatinya yang terbakar, giginya gemeletuk dan gerahamnya krenyot2.

“Bajingan ! Ini namanya menghina agama gua!” Mereka lalu membaca paragraf berikutnya dan ternyata itu pernyataan dari seorang Ahok, seorang Kristen pulak. “Wah, yang ngomong bukan Islam ternyata. Tapi kenapa kok Ahok ngomong Kristen ajaran konyol ? Apa maksudnya ?”

Sudah gak jelas bagi mereka isi statusnya, karena otak mereka fokus pada kata “Kristen ajaran konyol..” Akhirnya karena lapar dan lelah, mereka mengambil kesimpulan bahwa Ahok sedang mengambil simpati umat Islam.

Dan yang menarik ada yang mengambil kesimpulan bahwa pengetahuan agama Ahok dangkal, seolah2 dia pengetahuan agamanya dalam.

Ahok itu bagi sebagian kecil muslim yang sadar dan haus akan mutiara, seperti saya, adalah seorang guru mengaji.

Mengaji dari kata dasar kaji. Meng-kaji. Di Islam sendiri, membaca Al-quran lebih dikenal dengan mengaji, karena isinya betul2 harus dikaji, bukan hanya dibaca, supaya tidak gagal paham.

Kajian yang dahsyat dari Ahok adalah perbuatannya yang sangat Islam.

Ia membongkar belantara kemunafikan yang diusung oleh para anggota DPRD DKI dan jajaran2 pemda yang seperti serigala lapar tapi berjubah merak. Ia bukan saja garang membantai sarang kucing garong yang bersekutu dengan tikus got, ia juga menghancurkan sistem yang sudah mereka bangun sejak lama dan berpesta-pora dengannya.

Bukan itu saja. Ia juga menampilkan wajah yang lembut dengan memanusiakan warga kampung pulo, menempatkan mereka dihunian yg layak. Ia membangun mesjid megah. Ia memberangkatkan haji dan umrah puluhan penjaga masjid. Ia adalah seorang Kristen.

Ustad Ahok
Kajian Ahok sungguh menampar muka-muka kami yang muslim yang hanya bisa membaca Alquran dengan nada yang indah, sibuk ritual ke masjid dan tempat ziarah, tapi sangat sulit berfungsi kepada sesama manusia. Kajian Ahok sungguh membuat pipi kami panas merona karena malu yang sangat, karena kami meng-klaim bahwa kami muslim tapi kami tidak paham apa itu arti Islam.

Ahok mengajari kami meng-kaji kembali sunnah2 Nabi dan firman2 Tuhan, yang selama ini hanya sebatas klaim “kembali kepada Alquran dan sunnah”. Ahok memerintahkan kami meng-kaji kembali kitab suci kami yang berisi banyak kebaikan kepada semua umat manusia tanpa memandang siapa dan apa agamanya dia. Ahok menceramahi kami bahwa konsep “rahmat bagi semesta alam” jangan hanya menjadi slogan mimpi yang diusung, tapi menjadi pondasi dalam hubungan sosial kepada sesama manusia.

Setiap kami merasa bahwa kami khatam dan paham, Ahok menampar kami kembali sehingga kami tertunduk lagi dan membuka kembali halaman demi halaman Alquran.

Sesudah semua pelajaran yang membuat kami malu semalu-malunya, Ahok berkata dengan lantang, “Kristen itu ajaran konyol…”

Kenapa Ahok berkata seperti itu ? Bukankah itu sama saja menghina agamanya ? Kenapa ia tidak bilang, “Islam itu ajaran konyol.. ” Kenapa ia membuka diri untuk diserang orang seagamanya yang pendek sumbunya dan para pendeta yang buncit perutnya ? Kenapa ?

Kembali lagi kami membuka Alquran dari halaman pertama dengan rasa malu yang tidak ada habis2nya.

Ahok melakukan otokritik kepada agamanya, hal yang dia pahami, bahwa pemahaman agama yang salah adalah racun, narkoba, pembunuh hati yang massif dan kejam. Kami yang muslim dan merasa “sudah pasti masuk surga”, mulai menggosok2kan kaki dan hidung yang sebenarnya tidak gatal. Malu dan merasa ditelanjangi sampai tidak berpakaian.

Ahok itu seorang ulama, seorang sufi, seorang ustad, juga Kyai. Pemahaman agamanya dalam dan universal. Seharusnya mereka yang gelarnya selangit dan umatnya seabrek itu juga penganut konsep “Agama adalah sumber kapital”, mulai membuka kembali Alqurannya dari halaman pertama ketika Ahok berkata, “Mati adalah keuntungan..”

Ah, siapa yang bilang Ahok pengetahuan agamanya dangkal ? Sungguh orang itu dangkal, karena sesuatu yang dangkal tidak pernah tahu kedalaman.

Sambil minum kopi malam ini, boleh aku sedikit protes kepada-Mu, Tuhan ?
Kenapa bukan Ahok yang Kau kirim kepada kami yang fakir ilmu dan mayoritas di negara ini ? Kenapa mesti Felix Siauw ? Kenapa Tuhan ? Kenapaaaaaa ??

*menggelepar*

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Selasa, 19 Januari 2016

AGAMA IWAK PEYEK

“Kristen itu ajarannya konyol…” Begitu kata Ahok dalam bincang santai dgn jajarannya yang diupload di youtube.

” Kristen itu ajarannya konyol, karena sudah pasti masuk surga. Cukup percaya Yesus, tidak perlu bayar hutang, tidak perlu puasa sudah pasti masuk surga. Ya saya senang-senang saja, wong sudah pasti mati masuk surga..”


Menonton video di youtube seperti itu, saya jadi ingat ketika seorang berkata dengan bangganya, “Syiah itu pasti masuk surga..” Dia merujuk pada perkataan Imam Jafar as, bahwa “syiah( pengikut ) ku pasti masuk surga. Yang kutakutkan adalah kalian di alam kubur..”

Saya tersenyum dan saya bertanya, “Benarkah kamu syiah atau pengikut mereka ?” Lalu saya membuat status berjudul “Jangan tuduh aku syiah” dimana dijelaskan kriteria seorang syiah atau pengikut keluarga Nabi yang mencakup shalat 52 kali sehari, ujian kemiskinan, sabar dalam penghinaan dan segala macam kriteria, yang “membacanya” saja saya sudah “kalah”.

Begitu juga ketika seorang teman sunni berkata bahwa ahlusunnah wal jamaah atau mengikuti Rasulullah Saw, pasti masuk surga. Saya berkata, “Rasulullah Saw dalam hidupnya mempunyai harta puluhan ribu unta dan saat wafatnya bahkan tidak meninggalkan apa2. Semua diabdikan untuk dakwah, menyebarkan kebaikan. Sudah berapa harta kamu yg kamu korbankan untuk itu ? Benarkah kamu mengikuti Rasulullah ?”

Ahok
Ketika seseorang berkata, “Islam-lah yang pasti masuk surga !” Saya lalu bertanya, “Islam itu berarti kepasrahan dan bermakna totalitas kepada Tuhan. Benarkah kamu Islam? Wong disentil dikit saja kamu ngamuk ga keruan sedangkan Tuhan adalah Maha Penyayang ?”

Ahok mengkritisi dengan dahsyat apa yang diyakini umat Kristen saat ini, apa yang dicekok-kan para pendeta, bahwa ketika “engkau beragama Kristen, engkau pasti masuk surga karena Yesus menebus dosa.” Keyakinan yang terpatri kuat ini menyebabkan banyaknya kemerosotan moral dan lemahnya perjuangan umat Kristen, karena “untuk apa ? Toh, pasti masuk surga..”

Hal yang sama yang terjadi dengan syiah, sunni dan sebagian besar umat Islam lainnya. Gagal memahami agamanya.

“Agama itu racun !” Tegas Ahok.

Ahok sungguh benar. Agama itu bagi sebagian besar orang adalah racun yang memabukkan yang membuat angan2 seseorang memimpikan 72 bidadari dan taman2 dengan bunga yang indah.

Seperti orang fly terkena mariyuana dan ketika efeknya mereda, ia menghisap lagi supaya tetap berada di surga. Sedikit sekali orang yang memposisikan agama sebagai obat pahit, yang menyadarkan bahwa hampir semua tindakan kita dipenuhi nafsu yang membuat kita melakukan dosa dengan perasaan indah.

Tidak banyak orang yang memahami agamanya dengan dalam seperti Ahok, yang membuatnya menjadi manusia bernilai karena ia paham. Selama ini kita sibuk dengan “kulit” dan mabuk dengan angan2. Sentil sedikit saja keyakinan tidak masuk surga itu, maka meledaklah seseorang karena mimpinya dirampas, seperti orang yang tidur dan dibangunkan dengan disiram air panas.

Jika cukup menjadi Kristen saja sudah pasti masuk surga, lalu untuk apa Bunda Theresa bersusah-susah menghabiskan hidupnya bersama warga miskin dan lepra di Calcutta, India ? Dimanakah keadilan Tuhan ketika seorang bintang film porno kaya masuk surga pada pintu yang sama yang dilalui bunda Theresa ?

Itulah kenapa saya hormat dengan Ahok. Pemahamannya yang mendalam terhadap agamanya membuat saya merasa kecil dan sering bertanya, “Benarkah saya Islam ?”

Menonton link itu saya seperti duduk di depan idola saya, menjadi anak kecil lagi yang bodoh dalam beragama. Kadang saya seperti kaleng khong guan yang dalamnya rengginang dan Ahok menceramahi saya bagaimana seharusnya menjadi seorang manusia.

Cukup secangkir kopi saja saya menontonnya, tetapi butuh bercangkir-cangkir kopi untuk memahaminya.

Tuhan besertamu, Koh. Teruslah menjadi lilin di dalam kegelapan berfikir sesatnya pemahaman manusia, yang tertutup oleh kesombongan atas nama agama.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Senin, 18 Januari 2016

SURAT CINTA UNTUK ISIS

Wahai kalian kelompok ISIS, teroris, ekstrimis, Jihadis dan semua yang berakhiran is....
Sungguh terlalu kalian men-teror kami. Kalian pikir kami ini Perancis ? Atau Turki ? Atau Kenya ? Sehingga kalian sok menjadi jagoan di negara ini ?
Apa kalian tidak tahu, bahwa teror kalian tidak berlaku di negara kami ? Kenapa ? Karena selama puluhan tahun, setiap waktu, kami selalu bersentuhan dengan yang namanya teror...
Kalian lupa bahwa kami sudah terlatih menghadapi teror yang bernama debt colector. Yang tiap saat, kalau telat bayar, krang kring ke kantor kami, ke rumah kami, bahkan sampai ke sekolah anak kami. Kami terbiasa dengan itu. Kalian tidak lebih seram dari ambon-ambon dan batak-batak itu. Kalian terlalu imut bagi kami...
Surat Cinta Untuk ISIS

Kalian gak tahu bahwa kami tiap hari diteror dengan sinetron produksi Raam Punjabi ? Apa yang lebih mengerikan dari itu ? Sinetron yang sekolahnya pacaran mulu, yang penuh banci2an, dan ga perlu otak utk mencerna. Udah gitu serinya sampe tujuh lagi. Palak kali kami...
Hei ISIS ! Tau kan bus sumber kencono ? Yang larinya kayak anjing ngejar maling ? Berani naik itu ? Taruhan pasti kalian terkencing2. Lah kami ? Bahkan senang duduk samping supir, sambil berasa maen need for speed. "Kurang cepat, pir... Kiri kosong, pir... Yak, salip pir.."
Tambah lagi kopaja ma metromini. Yang gak bisa liat lawan sedikit, kernetnya langsung tereak, "Rapat belakang, rapat belakang... Tareeeekkk..." Dan kami harus loncat dengan satu kaki melayang di awan.
Apa yang lebih teror dari itu ?

Yang lebih gila, 10 tahun negara kami berada di ujung tanduk kebangkrutan. Bagi negara lain itu sudah teror diatas teror. Tapi pemimpin kami yang pemberani dengan santainya bikin album dan negara ini jalan sendiri. Kalian mau ngetes kegilaan kami ?
Mau tahu kegilaan kami yang lain ? Teror ayam pun, kalau sudah matang kami namakan teror mata sapi. Lah, itu istilahnya darimana coba ? Mirip aja kagak...
Kalian mau tahu teror yang lain yang selalu kami hadapi ? Teror sms ! Yang mama minta pulsa-lah, adek di kantor polisi-lah, yang telpon nangis2 ngakunya kecelakaan-lah.. Dan kalian tahu apa yang kami lakukan ? Kami bully, kami screenshot dan kami tertawakan ramai2 di fb...
Kami sudah kenyang dengan teror.. Kalau mau belajar neror, belajar ke kami. Mau tau rajanya teror ? Datang ke senayan. Disana tukang teror semua, yang penting ada komisi. Kalau gada komisi, mereka tidur lagi. Gilanya lagi, kalau ketangkep, mereka dadah2 di tipi. Tidak ada yang mereka takuti. Bahkan Tuhan-pun, kalau bisa, mereka sambangi. "Tuhan, apa ga ada proyek pengadaan parfum di surga ? Biar kami yang urusi.."

Jadi, apa gunanya kalian teror kami ? Kalian tidak neror pun, kami sudah gila semua.
Kalian sibuk ngebom, tembak2an, PKL malah berdatangan. "Wah ada keramaian.. Kacang2, yang haus yang haus, kacang... Bapak dari ISIS ? Haus, pak ?" Mereka sudah gak takut, Sis... Tiap hari mereka berhadapan ma trantib. Kejar2an. Malah mereka berdoa supaya kalau bisa kalian datang tiap hari, biar ramai terus, bisa buka lapak dagangan.
Gak usah sok neror, lah sis... Kami disini punya haji lulung yang ludahnya aja ngeluarin api. Kalian ga takut apa ? Atau perlu kami keluarkan orang yang lebih sakti ? Yang mampu menanam pohon di senayan meski kebakarannya di kalimantan ? Bisa mati kalian nanti...

Gua bilangin ya sis, kalau mau nyandera orang disini jangan salah pilih, nanti malah nyandera cabe2an... Pas kalian gertak, "Angkat tangan !!" Eh, dia ngomong, "t4ng4n y4nk mn4 y4k hRu5 d1 4n6k4tx ?" Bingung kan ? Habis gitu mereka minta selfie, trus pasang wajah bebek2an...
Udah malam, sis... Gua dah ngantuk. Siapa pemimpin kalian ? Santoso ? Bilangin, namanya dah ketinggalan jaman.. Anak gaul sekarang namanya Jeffry.. Please deh, ah.. Jarang nonton tipi sih.

Nb : Ini Indonesia, Sis.. Camkan itu. Disini mau jadi teroris daftar dulu ke MUI, biar halal. Sini, minum kopi.. Kenapa ga mau ? Takut di sianida ?
Pulanglah, Sis...kalian gak laku disini... Kami sudah kebanyakan pelawak di negara ini, jangan ditambah kalian lagi.
Ngeliat aksi kalian hari ini kami malah ketawa. Bahkan kami kalau ketawa bisa sambil split. Ngeri, kan sis ?

Penulis: Denny Siregar
14 Jan 2016
Read more ...

Minggu, 17 Januari 2016

TEROMPET PAK MUNIR

Malam mendekati tahun baru ini hujan deras sekali. Pak munir tertunduk sedih. Yang pasti dagangan terompet tahun barunya tidak akan laku. Ia membeli semuanya dengan uang terakhir yang dimilikinya. Ia berani mempertaruhkan semua uangnya, karena ia berharap pada momen ini. Momen yang akan membawa keuntungan baginya.

Seharusnya malam ini ia bisa membawa pulang nasi goreng kesayangan anaknya. Entah sudah berapa lama ia tidak mampu menyenangkan hati mereka, karena kesulitan ekonomi yang seakan tidak pernah selesai. Kebahagiannya hanya ketika sampai di rumah, ia melihat anaknya yang tumbuh dengan semua cerita lucu yang diomelkannya dengan lidah yang tertatih.

Seharusnya malam ini ia membawakan istrinya sepasang baju rumah. Ia sudah tidak tahan melihat baju istrinya yang dari ke hari itu saja. Lusuh, sobek dimana-mana, tetapi ia tidak mengeluhkannya. Ia ingin melihat orang yang mendampinginya sekali-sekali berbinar matanya. Hanya itu kebahagiaannya.

Tetapi malam ini semua sia-sia. Ia bersandar di pojok sebuah mall, menatap hujan yang seakan tidak bersahabat dengannya. Ia menyelimuti dagangannya dengan plastik, melindunginya karena itu adalah barang paling berharga miliknya.

Diambilnya sebuah terompet. Ia memeluknya. Tidak terasa airmatanya menitik mengingat bahwa untuk kali inipun ia gagal membahagiakan orang-orang yang dicintainya.

Tanpa sadar matanya tertumbuk pada bungkus terompet baru itu. Sebilang huruf yang sangat dikenalnya. Kaligrafi indah yang tertumpuk diantara kertas lainnya. Ia tidak mampu membaca apa artinya, tetapi ia tahu bahwa itu adalah bagian dari kitab suci, sebuah sampul.

Memorinya sejenak terbang ke masa lalu ketika hidupnya begitu tenang. Masa kecil tanpa beban. Ketika ia beramai-ramai sembahyang di mushola kecil di kampungnya dan tumpukan Alquran berjejer menanti dibacakan mereka.

Ia semakin menangis. Teringat betapa semua itu sudah lama ditinggalkannya. Teringat betapa ia sibuk memenuhi semua hidupnya dengan kebutuhan duniawi. Baru disadarinya, betapa kosong sekarang jiwanya. Ia tidak lagi pernah berdoa, tidak pernah mendekat kepada-Nya.

Hujan semakin deras, pak Munir tenggelam dalam isaknya. “Tuhan, ampuni aku yang telah melupakan-Mu..” Ia merintih mengingat betapa ia mencari kebahagiaan yang hakiki, yang tidak pernah ditemukannya dalam setiap langkah kakinya. Ia merintih ketika sebuah terompet mengingatkannya, menohok relung hatinya.

Tiba2 segerombolan manusia berjubah datang. Warnanya putih, matanya merah membara. Terompetnya dirampas, ia dimaki. Ia mempertahankan hak miliknya, tetapi ia ditendang. Sayup-sayup ia mendengar kata “Penghinaan…” Entah apa yang membuat mereka merasa terhina sampai begitu marahnya.

Terompet Tahun Baru
Pak Munir tersedan, ia teringat anaknya, teringat istrinya, teringat masa kecilnya, teringat Tuhan yang telah lama dilupakannya, ia teringat segalanya. Hanya satu yang ia lupa, kenapa manusia bisa begitu kejamnya?

Pak munir mengayuh sepeda dengan gontai. Tuhan sekejap datang padanya, dan kini hilang sudah ditelan malam.

Selamat tahun baru, wahai manusia yang hidupnya sempurna.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Jumat, 15 Januari 2016

NILAI SEORANG MANUSIA “Pak Kardi”

Namanya pak Kardi. Ia sudah menjadi pemotif batik sejak 1972, berarti kurang lebih 43 tahun lamanya. Ketika saya duduk dekatnya, di ruang yang panasnya sungguh menyiksa, saya hanyut ketika mendengarnya bersenandung tembang jawa.

Ia bercerita tentang anaknya, tentang cucunya, tentang cita-citanya yang sederhana. Ia jauh dari kemulukan mimpi banyak manusia yang sudah terdoktrinasi kemewahan materi yang dipompakan oleh banyak media.

Ia adalah orang yang mampu menempatkan dirinya sebagai manusia. Ia paham, dimana dirinya. Ia tidak perlu memaksakan memenuhi dirinya dengan hal-hal yang indah di matanya namun sulit digapai sehingga ia harus mencuri, merampok ataupun korupsi. Ia merasa cukup dengan dirinya.

Saya pernah bertanya kepada seorang motivator terkenal, “Kenapa ukuran sukses dari para banyak motivator selalu diukur dari keberadaan dunia ? Dan apakah karena itu para motivator selalu membungkus dirinya dengan kemewahan dunia, supaya dianggap sukses oleh mereka yang ingin di motivasinya ?” Dia bilang, “Kalau urusan akhirat, itu urusan ustad..” Dan semua yang hadir tertawa

Lama saya baru paham, bahwa para motivator itu hanya penjual berdasarkan hukum pasar. Teori supply dan demand. Karena banyak manusia mengukur kesuksesan dari dunia, maka ia menjual dunia. Jika ia mengukur kesuksesan dari yang bukan dunia, tentu ia tidak akan laku karena melawan hukum pasar.

Sulit mengatakan bahwa apa yang dilakukan pak Kardi adalah kesuksesan. Karena siapa yang mau bekerja sepertinya? Sayapun pasti tidak mau.

Tetapi itulah ukuran kesuksesan bagi dia dan keluarganya. Ukurannya adalah perjuangan. Ia konsisten pada nilainya. Ia tidak berfikir hasilnya.

Ia tidak tergoda dengan berapa banyak yang ia dapatkan, tetapi ia fokus pada apa yang ia perjuangkan. Itulah yang dinamakan nilai. Materi adalah nilai semu, tetapi menjadi manusia adalah nilai yang abadi.

Pak Kardi adalah salah seorang guru saya, meski kami hanya bertemu sebentar.

Tetapi pertemuan saya dengan dia dan nilai yang diajarkannya, seperti saya membaca puluhan buku hikmah hanya untuk mendapat sarinya. Saya beruntung bertemu dengannya daripada bertemu dengan seorang kaya yang sibuk dengan hartanya, yang sama sekali saya tidak mendapat pelajaran apa2 selain decak kagum akan materi yang dia punya sekaligus kasihan karena ia tidak mampu mem-fungsikannya dengan benar.


Terkadang sulit sekali menjadi secangkir kopi yang bisa memberikan nikmat dimanapun ia berada, baik di warung kopi maupun di hotel termewah. Kopi dinilai karena nilainya sebagai kopi bukan karena harganya.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Kamis, 14 Januari 2016

KITA DAN MUSIBAH

Ketika sebuah peristiwa terjadi pada diri kita, biasanya kita hanya melihat dari satu sudut pandang saja.
Yang menarik, jika kita mau sedikit saja menggunakan "kacamata" Tuhan, maka kita akan melihat dari banyak sudut pandang, meskipun sebenarnya sudut pandang Tuhan tidak terbatas sesuai sifat-Nya.
Anggap saja ketika kita mendapat peristiwa buruk yang menimpa diri kita, kita menganggapnya musibah atau ujian atau cobaan. Tetapi pernahkah kita mencoba menambahkannya dengan pandangan bahwa itu pematangan jiwa, perubahan menuju titik keseimbangan baru, pendewasaan diri, bagian dari meluruhkan dosa atau segala hal positif lainnya ?

Kita dan Musibah

Sulit ? Tidak. Karena itu hanya masalah dari sudut mana kita memandang. Mau dari sudut pandang kita yang suka mengeluh atau sudut pandang Tuhan yang selalu positif ?
Kalau mau di buat list tentang sudut pandang Tuhan, tentu tidak akan cukup air laut menjadi tinta untuk menuliskannya. Karena Tuhan menciptakan semesta ini sangat presisi dan masing2 terkoneksi dengan lainnya.

Peristiwa yg terjadi pada diri kita, akan merubah juga situasi pada orang di sekeliling kita, yang akan juga merubah situasi orang di sekelilingnya terusss sampai alam semesta. Kita ini seperti mur kecil dari sebuah mesin raksasa yang terus bergerak.

Jadi, cobalah berfikir yang sederhana saja dan tidak perlu rumit sampai harus terus menangisi situasi buruk yg menimpa kita yang kita anggap sebagai musibah.
Saya sudah lama meninggalkan kata "apa yang terjadi pada diri saya ?" Ketika sebuah peristiwa buruk menimpa. Saya sekarang lebih suka memandangnya dengan, "Apa sebenarnya maksud Tuhan ?" Lebih menggelitik, misterius dan mengasyikkan karena pada dasarnya rasa ingin tahu manusia selalu besar.
Jika kita mencoba memandang dari sudut pandang Tuhan, dengan positif tentunya, kita akan bisa mengambil mutiara hikmah dibaliknya.

Apakah sudut pandang Tuhan yang kita coba pakai itu benar secara kenyataannya ? 99,99 % salah, karena kita bukan Tuhan. Sudut pandang Tuhan selalu sempurna dalam kebaikannya.
Tetapi minimal meski hanya 0,001 %, kita sudah ber-prasangka positif terhadap maksud Tuhan. Dan itu adalah kebaikan, baik bagi diri kita, pikiran kita dan akan menjadi baik bagi tubuh kita.
Begitu simple, sangat sederhana. Ketidak-pahaman kita-lah yang membuatnya menjadi rumit.
Kita hanya perlu berlatih memakai kacamata positif, karena itu nanti akan membentuk karakter kita. Bersedih hanyalah emosi, hanya perasaan belaka. Tuangkan semua yang menyesakkan dada dalam bisikan lirih di malam yang sepi, ketika kita hanya berdua dengan Dia.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Seperti secangkir kopi. Ia baru sempurna ketika tercecap oleh lidah, bukan ketika ia tersaji dalam sebuah bejana.
Semoga kamu paham, wahai sahabatku yang hobby-nya gulat dan merangkai bunga...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Rabu, 13 Januari 2016

TEROMPET BERBUNGKUS ALQURAN

Ketika kertas berisi ayat suci menjadi bungkus terompet tahun baru. Engkau berteriak, “Itu penghinaan !” Seakan-akan engkau pembela Tuhan sejati.

Engkau yang terjebak pada simbol, meraung ketika simbol itu ditempatkan pada tempat yang tidak layak. Tetapi tahukah kau tempat apa yang paling tidak layak untuk sebuah ayat suci ?

Terompet Berbungkus Alquran

Yaitu, hati yang kotor.

Engkau adalah pembaca ayat dengan lantunan suara yang indah. Engkau mensucikan diri sebelum membaca kitab suci. Bahkan engkau menaruhnya di kepala sebagai tanda penghormatan terhadap firman.

Tetapi bahkan sedikitpun pesan di dalamnya tidak pernah engkau pahami. Dengan ayat itu engkau mencaci maki. Ayat itu kau gunakan untuk menzolimi. Ayat yang kau lantunkan itu sama sekali tidak membuatmu menjadi pengasih.

Engkau sombong dengan kemampuanmu, pamer dengan kebisaanmu dan yang gilanya lagi, engkau melacurkan diri dengan menjual ayat-ayat itu.

Sedangkan kertas yang berisi ayat suci dan menjadi bungkus terumpet tahun baru itu lebih mulya daripadamu. Kertas itu menghasilkan pendapatan bagi para pedagang terumpet, memberi makan keluarganya dan kau tahu kemewahan yang datang kepada mereka bahkan hanya setahun sekali.

Karena teriakanmu yg sombong dan menyakitkan, jualan mereka disita polisi. Mereka menangis, karena itu barang dagangan yg mereka beli. Mereka berharap rejeki. Tahukah kau, bagaimana ia pulang dan menghadap tatapan anak istrinya nanti ?

Engkau berkata itu penghinaan terhadap agama ? Apakah agamamu menyembah kertas sehingga engkau merasa terhina ?

Yang suci dari sebuah kitab adalah perkataan-Nya, yang terbungkus dalam surat dan ayat2, bukan kertasnya. Kertas itu kertas biasa, yang tidak berpengaruh apa2 pada kesucian perkataan-Nya. Kertas itu hanya media, tinta untuk menulisnya hanyalah alat saja.

Tahukah kau apa penghinaan itu ?

Penghinaan itu adalah ketika engkau mengagumi kebesaran Tuhan pada lafaz di badan seekor ikan, pada awan yang membentuk kalimat Tuhan, pada tumbuhan yang bertaut seperti nama Tuhan. Kekagumanmu pada itu adalah penghinaan.

Bagaimana Tuhan yang begitu Maha, kau kecilkan dengan lafaz-lafaz yang tertera itu ? Ikan itu sendiri adalah kebesaran-Nya, awan itu sendiri adalah keberadaan-Nya dan tumbuhan itu sendiri adalah kemulyaan-Nya.

Tuhan tidak perlu menghinakan diri dengan menulis nama-Nya dibenda ciptaan-Nya. Karena Tuhan tidak butuh simbol supaya kau bisa menyembahnya. Tuhan tidak butuh kau mengagungkan-Nya. Kaulah yang butuh kepada-Nya.

Ketika kau mengatakan bahwa kau beragama dan ternyata kau malah menjadi sombong, maka mulailah berkaca, benarkah agamaku ? Atau aku yang salah menafsirkan petunjuk-Nya ?

Tunggu saja para pedagang itu mengadu. “Tuhan, mereka merampas rejekiku hanya karena firman-Mu ada di barang daganganku..” Tuhan memberi mereka rejeki dengan menggunakan nama-Nya, tapi engkau merampoknya. Engkau yang selalu merasa sok suci, bahkan lebih hina dari babi. Babi hanya berkubang di air lumpur, engkau memakan lumpurnya.

Dan semua atas nama Tuhan. Tuhanmu adalah kertas. Engkau merasa terhina, padahal engkaulah sejatinya penghina.

Sini minum kopi, biar kutampar semua kepicikan beragama yang ada dalam benakmu selama ini.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Senin, 11 Januari 2016

STRATEGI JOKOWI DI PAPUA

Kalau mau melihat salah satu pendekatan hebat ala Jokowi, coba lihat Papua. Papua adalah wilayah rawan, semua orang tahu itu. Wilayahnya yang sangat luas, hutan yang perawan dan akses jalannya yang sulit membuat Papua menjadi rumah idaman para separatis.

Papua juga wilayah yang sangat kaya sumber daya alam. Begitu banyak sumber energi mulai emas sampai uranium di sana yang belum tersentuh eksplorasi.

Sekian puluh tahun lamanya masyarakat disana sengaja dibiarkan bodoh dan tidak berkembang, supaya “pihak-pihak” yang ingin mengeruk kekayaan wilayah itu bebas melakukan aktifitasnya.

Rentetan kekerasan di bumi Papua membawa dilema bagi pemerintah. Ketika aparat menembak mati kaum separatis disana, mereka teriak HAM dan pelanggaran sipil. Tetapi ketika didiamkan, mereka yang menembak personil.

Situasi pra habisnya kontrak karya Freeport ini akan semakin memanaskan situasi Papua. Penyerangan polsek Sinak yang baru saja terjadi oleh orang-orang bersenjata, meningkatkan kewaspadaan baru.

Rencana pembentukan Kodam baru di Papua selain Kodam Cenderawasih yang sudah ada, meningkatkan ketegangan. Orang Papua trauma dengan konsep militerisasi seperti yang pernah terjadi di masa Soeharto dengan Daerah Operasi Militer atau DOM-nya. Sedangkan TNI membutuhkan Kodam tambahan, karena wilayah Papua yang sangat luas.

Dan disinilah metode pendekatan ala Jokowi berjalan.


Jokowi dan Papua
Ketika menjabat sebagai walikota Solo, Jokowi berhasil memindahkan PKL yang puluhan tahun menguasai taman banjaran. Proses pemindahan yang begitu tenang tanpa bentrokan itu menaikkan namanya ke pentas nasional.

    Ia tidak hanya menggusur, tetapi juga memberi solusi dengan menyediakan tempat bagi PKL yang dilindungi pemerintah secara hukum. Jokowi melakukan pendekatan manusiawi, meruntuhkan image selama ini bahwa pemindahan selalu diakhiri dengan bentrokan antara aparat dan rakyat.

Konsep ini ia terapkan dalam melakukan pendekatan untuk menurunkan ketegangan antara TNI dan masyarakat Papua. TNI AD diberi mandat untuk membangun jalan dari Wamena ke Mumugu sepanjang 270 kilometer lebih.

Konsep ini mirip dengan konsep Soeharto dulu yaitu ABRI masuk desa atau AMD. Dimana tentara masuk dan berbaur dengan warga desa.

Berbaurnya TNI dengan masyarakat Papua dalam pengerjaan jalan dan jembatan di daerah-daerah sulit itu, selain sebagai pendekatan kepada rakyat juga bagian dari unjuk kekuatan kepada separatis. Ini cara menunjukkan tanpa pamer. Halus tapi menekan.

Dengan terbangunnya akses jalan dan jembatan di daerah yang sulit di lalui manusia itu, maka wilayah idaman kaum separatis akan terusik. Daerah yang dulu rawan menjadi tidak rawan lagi.

Nama Operasinya pun bukan operasi militer, tetapi operasi percepatan pembangunan. Tidak sedikitpun ada kata “militer”nya, meski yang melakukan adalah militer. Smart, bukan ?

Dengan dekatnya TNI dan rakyat Papua, maka rakyat sendiri nantinya yang akan membutuhkan Kodam baru, muluslah prosesnya tanpa ada bentrokan.

Saya pasti dituduh sebagai toa pemerintah lagi padahal saya hanya ingin mencoba menjelaskan apa adanya. Biarlah jadi toa, asal bukan toa-toa keladi.. Yang pasti kalau cuman nyumbang 200 perak se liter mah, saya gak perlu tereak kemana-mana kayak orang susah.. Sruput kopi…
Read more ...

Sabtu, 09 Januari 2016

API PERANG SAUDI - IRAN

Sejak Revolusi Iran di tahun 1979, api revolusi sebenarnya sudah menjalar ke timur tengah.
Revolusi Iran menjatuhkan sistem monarkhi yang selama ini dijadikan cengkeraman kuku barat utk menguasai satu negara. Negara2 arab yang masih menggunakan sistem monarkhi sangat ketakutan api revolusi itu mengguncang kekuasaan mereka. Karena itulah mereka bersatu melakukan propaganda dengan kucuran dana triliunan rupiah ke seluruh dunia untuk menyatakan bahwa mazhab syiah - mazhab dalam Islam yang dianut mayoritas penduduk Iran - sesat.

Iran sudah beberapa kali dipancing untuk perang, tetapi bagusnya mereka bisa menahan diri. Peristiwa tewasnya jamaah haji di Mina, yang terbanyak dari Iran, dikabarkan adalah bagian dr memancing perang. Banyak dari jamaah haji itu yang mati dan hilang adalah petinggi militer dan ilmuwan Iran.
Kenapa Iran menahan diri untuk menyerang padahal secara persenjataan mereka sudah kuat ?
Begitu gencarnya propaganda oleh media zionis tentang Iran, membuat Iran harus sangat berhati2. Ketika Iran menyerang suatu negara, maka otomatis mereka akan diserang banyak negara dengan alasan Iran melakukan agresi. Dan mereka terus memancing Iran utk melakukan agresi, seperti pancingan mereka yang kena saat Saddam Hussein Irak menginvasi Kuwait.

Saudi Arabia VS Iran

Ketika di Suriah pun, Iran sangat berhati-hati. Mereka bekerjasama dgn Rusia utk membantu Suriah, karena kalau Iran yg turun langsung maka stigma bahwa Bashar Assad Syiah spt yang mereka tuduhkan, akan semakin kuat. Kalau Rusia yang maju di depan, siapa yang bisa mengarahkan isu suriah ke arah sektarian ? Tidak ada.

Eksekusi Sheikh Nimr - ulama syiah di saudi - oleh pemerintah Saudi adalah bagian memancing Iran keluar dari kandang. Sheikh Nimr dikenal sebagai seorang ulama yang sering bicara vokal terhadap perilaku keluarga kerajaan Saudi. Saking vokalnya, ia kemudian dicap teroris dan akhirnya di hukum pancung.
Eksekusi ini memantik api di dada penganut syiah di negara2 arab. Selain di Iran mereka membakar konsulat Saudi, di bahrain dan yaman aksi ini memicu demonstrasi dimana2. Bahkan Hizbullah keluar dengan statement keras bahwa eksekusi Sheikh Nimr adalah awal keruntuhan Saudi.

Pertanyaannya, apakah Iran akan terpancing keluar utk menyerang Saudi ?
Saya rasa tidak. Iran paham bahwa ketika mereka terpancing utk menyerang Saudi, maka Saudi akan menggemborkan propaganda perang sunni-syiah, dan ini akan membenturkan muslim dgn muslim.
Iran mempunyai Jenderal Qassim Sulaemani, seorang ahli perang dgn strategi menyusup dan memecah pasukan dari dalam. Keahlian ini pernah diakui pemimpin ISIS, al baghdadi, bahwa kekalahan mereka karena ada penyusup dari dalam yang membuat pasukannya saling penggal.
Dan Jenderal Qassim pasti akan memainkan kembali peranannya. Ia menyusup ke Saudi, membakar pemberontakan di dalam Saudi, dan memanfaatkan perikaian serius antara para pangeran yang sekarang sedang berebut kekuasaan pasca meninggalnya raja abdullah dan memanfaatkan penyakit pikunnya raja salman.

Saudi sedang membangkitkan singa2 tempur persia. Dan hati-hati, situasi ini akan berpengaruh juga utk kita di Indonesia.
Semoga kopi kita tetap dingin melihat situasi yg berkembang semakin panas.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Jumat, 08 Januari 2016

KOPI ITU BERBAHAYA

Saya tergelitik membaca komen tadi siang, "Bang Denny dapat apa dari pemerintah ? Kelihatannya kok seperti TOA pemerintah ?"
Maksud yang nanya baik, karena dia benar2 hanya menunjukkan keheranannya saja karena setiap kali saya membuat status tentang pemerintah bahasanya selalu positif.
Saya hanya kurang mengerti dengan konsep "dapat apa". Seperti ada nuansa berharap imbalan disana, kalau saya ngomong baik2 maka saya akan diberi sesuatu. Bahkan ada yang lebih ekstrim menganggap ada yang menggaji untuk menjadi corong pemerintah.

Tapi kalau harus saya jawab, saya jujur mendapat banyak hal, terutama ilmu.
Sejak mengamati pakde ketika ia menjadi Cagub Jakarta, saya mempelajari rekam jejaknya. Disitulah timbul kekaguman saya akan kekeras-kepalaan-nya terutama saat ia yg waktu itu sbg walikota solo melawan gubernur Jateng Bibit Waluyo, mantan Jenderal juga seniornya di PDI-P. Dan bukan saya saja. Warga Solo yg dulu hanya memberikan suara 30% di awal pilkada, melonjak menjadi 90% saat periode kedua.
Ketika orang banyak yang meragukan ketegasan beliau karena penampilannya dan strategi politiknya yang tampak klemar klemer, saya malah membuat status yang melawan arus. Kalau tidak salah judulnya "Dia orang Solo.." Saya menggambarkan begitulah memang cara orang Solo dalam bersikap, keras kepala tapi santun. Lembut tapi menikam. Bendol-nya di belakang, bukan di depan khas blangkon.
Terus mengamati langkah2nya di tengah arus fitnah terhadap beliau, saya malah mendapat banyak ilmu berkaitan dengan strategi2 manajemen konflik yang dilakukannya. Saya yang dulu muak melihat politik karena begitu kasarnya, malah tertarik karena ada sesuatu yg baru disana. "Ini bukan model poni andhika kangen band.." Begitu mgkn pikiran saya.

Saya pembaca buku sidney sheldon, frederick forsyth dan tom clancy. Dan berdasarkan basic intrik dari apa yang saya baca, saya melihat cara2 menarik yang dilakukan pakde melalui langkah2nya. Benar2 seperti permainan catur.
Semakin sering saya membuat status tentang langkah2nya - bukan tentang orangnya - semakin saya memahaminya. Saya menjadi lebih pintar karena dipaksa memandang lebih luas suatu permasalahan. Bahkan salah satu status saya diberi label "Salim Said, pengamat militer" hanya karena saya mengungkapkan langkah Jokowi yang tidak terbaca dimana Salim Said sendiri membantahnya. Dan ternyata saya benar.
Status saya dulu yang hanya guyonan gak berkelas menjadi penuh dengan hal-hal yang Alhamdulillah juga menarik banyak minat orang untuk belajar bersama. Mungkin mereka mencari hal yg dulu hilang seperti saya yaitu langkah politik cerdas, bersih dan santun.
Mungkin mereka dulu sama2 muaknya seperti saya. Mungkin saja. Dan sampai sekarang itu bukan hal yang mungkin lagi ternyata, karena teman di akun ini total sudah mencapai 40 ribuan. Saya dulu membahas langkah2 pakde yang tidak umum dan dibilang goblok dan gila. Ternyata banyak juga sekarang orang goblok dan gila yang bersama saya.

Jokowi dan Komedian
Jadi kembali lagi ke pertanyaan "saya dapat apa" ?
Secara materi jelas saya tidak dapat apa2. Tapi poni saya sekarang berubah. Saya sudah lebih mirip Ariel daripada andhika. Sedangkan mereka yang dulu suka mengejek saya, wajahnya ya gitu2 aja, saipul jamil.
Negatifnya ya karena keseringan kopi jadi suka kena asam lambung, tapi jantung saya malah sehat. Semoga satu waktu pak Jokowi mengundang saya dalam acara temu kangen para pasien penyakit lambung berjantung sehat.
Masak cuman netizen dan komedian aja pak yang diundang ?

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Kamis, 07 Januari 2016

MORNING'S CHAOS

Suatu peraturan mungkin baik, tetapi itu belum tentu cocok dengan situasi dan kondisi yang ada.

Sekitar dua pertiga penumpang KRL dari Bogor, Bekasi, Tangerang turun di Stasiun Sudirman. Lalu mereka melanjutkan perjalanannya dominan menggunakan metromini, kopaja, atau bus kota ke berbagai tujuan akhir tempat bekerja mereka. Saya pun begitu.

Dari gerbang stasiun ke halte terdekat berjarak sekitar 150 meter. Ada jalan trotoar dari stasiun ke halte, yang diberi pagar dan bak-bak tanaman agar orang tak masuk ke jalan. Dekat jarak ke halte itu, tetapi bayangkan bila ratusan- seribu orang berjalan di situ, saya hitung ada 10 menit sendiri waktu terbuang. Lalu sampai di halte, bayangkan penumpukan yang terjadi. Lalu ketika metromini, kopaja, bus kota datang, yang selanjutnya terjadi adalah perebutan antar penumpang untuk naik ke angkutan. Makin lama angkutan datang, makin menumpuk. Bahaya pun mengintip di mana-mana, yaitu penumpang yang berebut angkutan terjatuh. Copet mendapatkan tempat 'basah'.

Morning's Chaos
Dalam sekitar tiga tahun ini telah berkali-kali pagar trotoar itu dirusak entah oleh siapa, tetapi yang jelas itu memudahkan para penumpang untuk segera mendapatkan angkutan yang juga tidak berhenti di halte demi melihat banyak penumpang menunggunya. Lalu pagar dibaiki lagi oleh Pemkot dan dijaga aparat/ petugas. Tetapi selalu ada yang melompati pagar, dan selalu ada yang ditegur, dan selalu ada perang mulut setiap pagi antara aparat dan calon penumpang angkot, juga sopir angkot. Juga selalu ada angkutan2 yang digebuki aparat karena tidak berhenti di halte, atau diambil surat-surat mobilnya. Inilah morning's chaos...

Saya mengamati semuanya, juga mengikuti trend massa, termasuk lompat pagar (meskipun saya harus memperhitungkan dulu sebab kuatir nyangkut di pagar, maklum badan saya besar dan suka dengan besi - kebiasaan angkat besi sih, he2...).

Bila keributan dan chaos terjadi setiap pagi mestinya peraturan ditinjau lagi. Betapa mudah solusinya sebenarnya. Buka semua pagar trotoar, biarkan metromini, kopaja, bus kota berhenti tak jauh dari gerbang stasiun, ini area yang lapang kok, tak mengganggu laju lalin di Jl. Sudirman. Justru penumpukan penumpang yang akhirnya menghambat laju lalin itu. Bila itu dilakukan pasti tak akan ada morning's chaos seperti itu. Para petugas keamanan pun yang jumlahnya tak sedikit itu tak perlu berjaga-jaga setiap pagi dan ribut dengan penumpang atau sopir angkot.

Yang membuat peraturan seringnya bukan yang kena peraturan, di situ masalahnya, dan mereka tidak belajar dari kenyataan.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Selasa, 05 Januari 2016

NASIONALISASI FREEPORT

Membahas masalah Freeport, ada seorang teman yang mengaitkan konsep nasionalisasi aset asing dengan apa yang pernah terjadi di Iran.
Menurutnya, Iran mampu melakukan nasionalisasi tanpa takut dan mereka berhasil sampai sekarang, bahkan negara akhirnya menjadi lebih kuat.
Sang teman ternyata belum mempelajari bagaimana proses revolusi di Iran itu sendiri.
Iran sebelum revolusi di tahun 1979, adalah negara monarki atau kerajaan. Negara dipimpin oleh Syah Reza Pahlevi, yang juga boneka AS. Pada masa itu, moral masyarakat di Iran turun drastis. Pelacuran, narkoba dan gaya hidup disana lebih gila dari Amerika itu sendiri. Googling aja bagaimana budaya di kota Iran pada masa itu.

Grasberg


Hampir semua lini ekonomi dikuasai oleh AS dan sekutunya, dan sebagai imbalannya Syah Reza dihujani harta berlimpah. Untuk mempertahankan kekuasaannya, Syah Reza banyak membeli para ulama korup dan menindas mereka yg menentang.
Pada dasarnya sebagian besar warga Iran itu relijius, dan mereka taat pada ulamanya. Dengan begitu banyaknya korban penindasan, maka muncullah gerakan dari para ulama yang dikomandani almarhum Ayatullah Khomeini.
Kenapa tidak banyak perlawanan berarti dari pengikut Syah Reza pada waktu revolusi itu dari rakyat Iran sendiri ? Karena 90 persen rakyat Iran mendukung. Pertumpahan darahnya tidak menjadikan Iran menjadi lautan merah. Dengan adanya Revolusi dan sistem negara beralih dari monarkhi menjadi Republik Islam, secara otomatis aset negara yang tadinya dimiliki asing menjadi milik pemerintah. Itu nasionalisasi dengan konsep revolusi.

PT. Freeport Indonesia


Bagaimana dengan Indonesia ?
Sedikitpun situasinya tidak sama. Masyarakat kita masih terpecah-belah baik dalam pandangan politik maupun agama. Kasus sampit, sampang, singkil, tolikara adalah contoh2 nyata dimana masih banyak dari kita yang belum dewasa. Belum lagi kalau ada masalah, dikit2 teriak minta merdeka. Momen seperti 1998 memang bagus, dan hitung saja berapa banyak korban meninggal ?
Me-nasionalisasi Freeport dengan begitu saja hanya karena "kita harus gagah" karena itu milik kita, tentu bukan tanpa dampak.
Iran sesudah berhasil revolusi langsung digempur oleh Irak, yang ditumpangi oleh AS melalui Saddam. Perang 8 tahun lamanya. Sesudah menang, gempuran disusul dengan embargo ekonomi 30 tahun lamanya.
Mereka bertahan karena hanya mempunyai satu pimpinan. Indonesia mirip Suriah, dimana ada pro kontra terhadap pemimpin.

Sebagai catatan, perang Suriah itu juga diawali dengan kontrak kerjasama antara Suriah, Iran, Rusia dan China dalam pembangunan pipa gas disana. Barat yg tidak setuju kemudian membangun aliansi dengan negara2 arab seperti Saudi memanfaatkan situasi pro dan kontra itu untuk membangun Suriah baru dimana Presidennya bukan Bashar Assad.
Ambillah contoh gampang, AS diusir dan Freeport dikerjasamakan dengan Rusia atau China, misalnya. Mereka yang tadinya melempar isu supaya Freeport harus direbut dari AS, akan melempar isu kembali bahwa Rusia komunis dan China itu aseng.

Ambillah contoh kita kerjakan sendiri, misalnya. Maka akan muncul gerakan2 separatis di beberapa pulau, terutama di Papua. Freeport akhirnya sulit produksi karena kerusuhan yg diciptakan akhirnya meninggalkan banyak pengangguran dan pengangguran itu dampak sosialnya kemana2.
Inilah yang pernah ditakutkan Maroef Sjamsudin, karena ia mantan BIN dan lama di Papua. Meski ia sekarang Presdir, tapi ia tidak bisa apa2 ketika pimpinan puncaknya mengambil keputusan. Selama ia disana, ia bisa melakukan balancing terhadap hubungan antara 2 negara.

Pertanyaannya, siapkah kita melakukan nasionalisasi hanya karena "harus gagah" ?
Nasionalisasi harus, tetapi dilakukan dengan cara yang elegan. Kepemilikan saham dikuasai setahap demi setahap. Era perangnya beda. Sekarang perang negosiasi di atas meja. Otak yang main, bukan otot. Kalau kita sudah mayoritas, toh kita yang atur perusahaan. Dengan kepemilikan mayoritas nantinya, kita sekalian belajar tehnologi terbaru yang mereka punya termasuk menguasai pasar penjualan.

Jadi ini bukan masalah saya tidak setuju nasionalisasi, seperti yang teman saya bilang. Hanya bagaimana caranya saja, kita kan bukan preman. Kita harus lebih pintar. Jangan seperti kata Imam Ali as : "Orang yang akalnya melemah, kebanggaan dirinya menguat." Itu bodoh namanya.

Cara mudah mendeteksi apa yang akan terjadi nantinya, lihat kemana tokoh2 KMP berpihak. Kalau mereka teriak2 pemerintah harus nasionalisasi segera, berarti ada udang dibalik banyaknya personil JKT48.
Pertanyaan lanjutan, itu udang ngapain aja disana ? Seneng bener ma yang bening-bening...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 03 Januari 2016

TERIMAKASIH PARA DERMAWAN


Siapakah orang yang paling dermawan di malam tahun baru? Merekalah para pembeli petasan dan kembang api. Mereka membayar mahal, lalu membakarnya, dan siapa saja boleh ikut menikmati cahaya dan suara ledakannya.

Seandainya mereka pelit, mungkin mereka akan membakar petasan dan kembang api di dalam kamar. Lalu menikmati suara ledakannya sendirian. Tidak rela berbagi dengan orang lain.
Atau ketika membakar petasan, mereka akan menghardik orang yang tidak menutup telinga. "Kalau mau dengar suara petasan, beli sendiri dong! Jangan maunya gratisan terus."



Untung saja dunia ini dipenuhi oleh orang-orang dermawan. Hingga malam pergantian tahun selalu riuh dan indah.

Terimakasih wahai para dermawan. Hepi nyu yir...

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

PKS DISUNAT JOKOWI

Apakah mungkin PKS gabung ke pemerintahan ?
Langkah PKS berkunjung ke Jokowi tanpa sepengetahuan petinggi KMP lainnya memunculkan banyak rumor, dan yang paling mencuat adalah bahwa PKS akan gabung ke pemerintahan.
Bahkan Zulkifli Hasan dari PAN sudah mengundang PKS untuk bergabung dengan pemerintah, mengikuti langkah PAN. Sedangkan Fadli Zon dari Gerindra sudah mempersilahkan PKS untuk bergabung dengan pemerintah.

PKS sendiri mengeluarkan statemen bahwa mereka hanya sebagai oposisi loyal, istilah baru yg diciptakan PKS utk menggambarkan sebagai oposisi yg "tidak ribut".
PKS sendiri pasti punya keinginan besar untuk gabung di pemerintahan. Mereka tidak bisa lagi mempertahankan posisi mereka di KMP yang pelan-pelan rontok dan rapuh seperti tiang kayu dimakan rayap. PKS adalah partai pragmatis, bahkan cenderung oportunis. Mereka selalu melihat ke arah mana angin bertiup kencang.

PKS

Banyak momen kekalahan gerakan-gerakan KMP ketika melawan pemerintah yang secara langsung menjatuhkan suara mereka di rakyat. Yang terbaru adalah sidang MKD yang blunder yang malah menampar masing2 partai di KMP. Bola panas yang dilemparkan Jokowi ternyata mujarab, rakyat menjadi hakim jalanan yang ganas menelan mentah2 mereka yang terlihat berkhianat.
Maka tidak ada pilihan bagi PKS selain datang dengan malu-malu kuda ke pemerintahan. Apapun alasan yg mereka berikan, semua paham bahwa PKS sedang mencari celah untuk menyelamatkan partainya.
Masalahnya, meski PKS mau tetapi apakah pemerintah mau ?
Ini yang menjadi pertanyaan. Ulah PKS di masa lalu saat pilpres yang menjadi corong fitnah, bukan hal yang mudah dimaafkan. Lagian, PKS terkenal licin dan mampu bermuka dua, senyum di depan dan menikam dibelakang ketika ada kesempatan. Okelah, struktur pengurus berganti lebih moderat katanya. Tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa orang-orang lama tidak tetap bercokol disana dan orang baru hanyalah sebagai boneka.

PKS sendiri belum menunjukkan bahwa mereka sudah melakukan perubahan. Aksi anggotanya di sidang MKD yang tampak mendukung Setya Novanto menunjukkan bahwa PKS masih seperti dulu kala waktu masih gadis tapi sudah tidak perawan. Jika memang mereka sudah berubah, setidaknya banyak yang mereka lakukan bukan hanya membuat statemen di media.
Jadi, kalau keinginan PKS untuk bergabung ke pemerintahan pasti ada dan besar. Tetapi pemerintah belum tentu mau PKS ada di sana karena sama saja mengundang bencana.

Entah apakah ini permainan kuda troya dari KMP yang ingin memasukkan PKS ke pemerintahan dan menebar virus disana, sekaligus menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah karena pepatah, "Lihatlah kemana PKS berpihak, dan pilihlah lawannya.." Tentu Jokowi tidak bodoh untuk membuka dirinya begitu saja.

Lalu kenapa Jokowi mau menerima PKS di istana ?
Tentu Jokowi tahu, bahwa PKS ingin mengangkat namanya yang sedang tenggelam. Dan "anak tangga" yang paling baik untuk pencitraan adalah memanfaatkan nama besar Jokowi yang sedang naik daun. PKS sedang cari panggung.
Tapi PKS tidak tahu, bahwa Jokowi juga memanfaatkan situasi ini sebagai "deklarasi" kemenangannya atas partai yang selama ini dikenal sangat membencinya. Dan lihat saja pasca pertemuan, berita yang ramai di media adalah bahwa PKS takluk kepada Jokowi dan bukannya PKS berjiwa besar seperti yang mereka harapkan.

Pertemuan di istana itu tentu menyakitkan bagi PKS karena harus berhadapan dengan Jokowi.
Mungkin sebagian diantara petinggi mereka saat melihat wajah Jokowi langsung permisi ke toilet, dan membentur2kan kepalanya ke kaca toilet sambil menangis perih, "Liat tuh senyumnya... Senyumnyaaaaaa.... Argggghhhhhh.. "

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Jumat, 01 Januari 2016

IBU TEMANKU

Perempuan itu duduk di hadapan saya. Sore itu, kami menikmati kopi di sebuah kedai pusat perbelanjaan di tengah kota Jakarta. Pakaiannya necis. Pergelangan tangannya dihiasai gelang indah dan beberapa jarinya melingkar cincin permata. Bau parfum yang lembut tercium. Teman saya ini memang wanita sukses. Karirnya di perusahaan asing melonjak. Dia menikah dengan pengusaha mebel, dikarunia dua orang anak yang lucu. Kebetulan saya cukup kenal dengan keluarganya.

Obrolan kami melayang ke mana-mana. Mulai dari berita-berita di koran, hal-hal bisnis, sampai ke masalah kecil semisal bagaimana anak-anak kami tumbuh. Saya sempat berkisah mengenai masa kecil saya, Juga cerita soal mama saya. Bagaimana rasa masakannya, kesabaran yang luar biasa, juga kekaguman dan rasa hormat saya kepada perempuan tercantik di dunia itu. Saya besar di perkampungan padat Jakarta dengan segala kompleksitasnya. Tapi, saya memiliki mama yang luar biasa. Bersama dengusan nafas dan semangatnya saya berkembang.

”Mamaku sekarang menjadi volunteer untuk memandikan jejazah," kisahku kepadanya. Sambil bercerita, saya membayangkan mama yang dulu dengan kasih sayang memandikan anaknya. Selesai mandi, sebelum saya berpakaian, biasanya mama mendudukan saya di atas meja kemudian mengoleskan koreng yang banyak bertaburan di kaki saya.
Seingat saya karena pemahaman kesehatan yang minim, mama sering mencampur isi kapsul (entah berisi obat apa) dengan minyak tawon untuk dioleskan di koreng-koreng saya. Memang ada antibiotik luar Sulfanilamide, (sekarang sudah tidak beredar) yang cara kerjanya dioleskan. Tetapi kemudian orang mengganggap semua isi kapsul memiliki daya menyembuh seperti itu. Akhirnya, kapsul berisi obat apapun dicampurkan dengan minyak tawon untuk dioleskan ke bekas luka. Untung saja koreng-koreng saya penuh pemakluman. Koreng itu sembuh meski tidak mungkin karena olesan isi kapsul antah berantah itu.
Mendengar kisah saya yang naif itu teman saya tersenyum. ”Yang menyembuhkan koreng kamu bukan isi kapsul. Obat sebenarnya adalah kasih sayang mamamu,” ujarnya pendek. Saya mengangguk setuju. ”Begitulah seorang ibu bekerja untuk anaknya,” sambungnya lagi. ”Aku sendiri tidak tahu bagaimana perasaanku pada ibuku.”

Ibu


Lalu dia berkisah.
Ketika kecil aku seringkali malu bila teman-teman ke rumah. Jika mereka terpaksa harus ke mampir biasanya aku menahan ibuku untuk tidak menemui mereka. Ibuku seolah juga paham perasaan anaknya. Dia tidak pernah menampakkan diri di depan teman-temanku. Apalagi setelah ayahku meninggal, ibu seperti menarik diri dalam dunianya yang sunyi. Untung saja bapakku mewarisi tanah yang cukup luas. Tanah itu diusahakan pamanku dan kami hidup dari sana.

Ketika kakakku pacaran, dia bingung ketika teman prianya bermaksud sowa ke rumah. Aku tahu, kakak juga punya perasaan yang sama dengan aku. Ibuku seolah memahami permasalahan anaknya dan meminta tanteku untuk menemani kakakku berkenalan dengan teman prianya. Aku tahu, diam-diam dari ruang makan, ibuku mengintip. Dia tersenyum kecil melihat putrinya yang kini beranjak dewasa.
Hal yang sama ketika aku berpacaran, ibuku selalu mengindar bertemu dengan pacarku. Dia akan duduk di dalam kamarnya saja. Entah kenapa aku merasa sikap itu lebih baik ketimbang aku harus menjelaskan kepada pacarku tentang kondisi ibuku. Aku tahu itu bukanlah perbuatan yang baik. Tetapi, kalaupun aku paksa keluar, ibuku akan tetap bertahan di kamarnya. Dengan bahasa isyarat, dia seperti ingin mengatakan, jangan sampai kondisinya menjadi penghalang kebahagian aku.

Kami tahu kami menyayangi ibu. Dan ibu juga tahu sikap kami itu. Ketika di rumah kami adalah anak yang berusaha membuat ibu bahagia. Tetapi saat harus berinteraksi dengan orang lain ibu seperti memahami kegalauan anaknya. Dia memilih menghindar ketimbang harus membuat anak-anaknya tidak nyaman.
Kami sepertinya tumbuh sendiri. Ketika aku gundah, tidak ada yang dapat aku adukan kepada ibuku. Tidak ada nasihat yang keluar dari mulutnya. Aku hanya bisa tidur dipangkuannya, menikmati belaian tangannya. ”Ibuku bisu-tuli sejak kecil. Dia menghindar dari teman-teman kami mungkin agar kami tidak harus menanggung perasaan malu,” saya lihat mata teman saya berkabut.

Ketika ibu meninggal, waktu itu aku masih kuliah. Aku pulang mendapati jenazah ibuku. Aku menangis, tetapi tidak tahu untuk apa. Aku menangis untuk seorang ibu, orang yang selama ini duduk di kamarnya sendiri, ketika anak-anaknya sedang merajut kebahagiaan. Tapi sepertinya aku juga merasa lepas. Waktu itu aku lebih bisa menceritakan ibuku yang telah tiada ketimbang harus mengisahkan ibuku yang bisu-tuli. ”Mungkin aku berdosa. Tapi aku menyayangi ibuku. Aku juga tahu dia sangat menyanyangi kami. Dan karena kasih sayangnya itu, dia bersedia menghindar dari kehidupan sosial kami.”
Ketika kamu cerita, bahwa mama kamu sekarang jadi volunteer memandikan jejazah, aku ingat ibuku. Saat dia meninggal kami diminta untuk ikut mengguyurkan air pemandian ke jenazah ibuku. Sebelum aku mengguyur air ke wajahnya yang kini pias, aku sempat berbisik ke telinganya, ”Maafkan aku, bu. Maafkan.. Dan, setelah itu aku jatuh pingsan."

Selesai bercerita, saya merasakan nafasnya naik-turun. Wajahnya kelabu diterpa cahaya lampu...

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com