Breaking News

Islam

Politik

Kamis, 14 Januari 2016

KITA DAN MUSIBAH

Ketika sebuah peristiwa terjadi pada diri kita, biasanya kita hanya melihat dari satu sudut pandang saja.
Yang menarik, jika kita mau sedikit saja menggunakan "kacamata" Tuhan, maka kita akan melihat dari banyak sudut pandang, meskipun sebenarnya sudut pandang Tuhan tidak terbatas sesuai sifat-Nya.
Anggap saja ketika kita mendapat peristiwa buruk yang menimpa diri kita, kita menganggapnya musibah atau ujian atau cobaan. Tetapi pernahkah kita mencoba menambahkannya dengan pandangan bahwa itu pematangan jiwa, perubahan menuju titik keseimbangan baru, pendewasaan diri, bagian dari meluruhkan dosa atau segala hal positif lainnya ?

Kita dan Musibah

Sulit ? Tidak. Karena itu hanya masalah dari sudut mana kita memandang. Mau dari sudut pandang kita yang suka mengeluh atau sudut pandang Tuhan yang selalu positif ?
Kalau mau di buat list tentang sudut pandang Tuhan, tentu tidak akan cukup air laut menjadi tinta untuk menuliskannya. Karena Tuhan menciptakan semesta ini sangat presisi dan masing2 terkoneksi dengan lainnya.

Peristiwa yg terjadi pada diri kita, akan merubah juga situasi pada orang di sekeliling kita, yang akan juga merubah situasi orang di sekelilingnya terusss sampai alam semesta. Kita ini seperti mur kecil dari sebuah mesin raksasa yang terus bergerak.

Jadi, cobalah berfikir yang sederhana saja dan tidak perlu rumit sampai harus terus menangisi situasi buruk yg menimpa kita yang kita anggap sebagai musibah.
Saya sudah lama meninggalkan kata "apa yang terjadi pada diri saya ?" Ketika sebuah peristiwa buruk menimpa. Saya sekarang lebih suka memandangnya dengan, "Apa sebenarnya maksud Tuhan ?" Lebih menggelitik, misterius dan mengasyikkan karena pada dasarnya rasa ingin tahu manusia selalu besar.
Jika kita mencoba memandang dari sudut pandang Tuhan, dengan positif tentunya, kita akan bisa mengambil mutiara hikmah dibaliknya.

Apakah sudut pandang Tuhan yang kita coba pakai itu benar secara kenyataannya ? 99,99 % salah, karena kita bukan Tuhan. Sudut pandang Tuhan selalu sempurna dalam kebaikannya.
Tetapi minimal meski hanya 0,001 %, kita sudah ber-prasangka positif terhadap maksud Tuhan. Dan itu adalah kebaikan, baik bagi diri kita, pikiran kita dan akan menjadi baik bagi tubuh kita.
Begitu simple, sangat sederhana. Ketidak-pahaman kita-lah yang membuatnya menjadi rumit.
Kita hanya perlu berlatih memakai kacamata positif, karena itu nanti akan membentuk karakter kita. Bersedih hanyalah emosi, hanya perasaan belaka. Tuangkan semua yang menyesakkan dada dalam bisikan lirih di malam yang sepi, ketika kita hanya berdua dengan Dia.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Seperti secangkir kopi. Ia baru sempurna ketika tercecap oleh lidah, bukan ketika ia tersaji dalam sebuah bejana.
Semoga kamu paham, wahai sahabatku yang hobby-nya gulat dan merangkai bunga...

Penulis: Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com