Breaking News

Islam

Politik

Jumat, 06 Mei 2016

Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus: Fakta Sejarah atau Sekadar Dogma? (Bag 2)

Lanjutan dari... Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus: Fakta Sejarah atau Sekadar Dogma? (Bag 1)

Dukungan Ekstra-Biblikal Terhadap Kematian Kristus

Kematian Yesus tidak saja ditegaskan dalam setiap tulisan Alkitab Perjanjian Baru dan kekristenan awal, melainkan juga disaksikan oleh para penulis Yahudi dan Romawi yang bukan Kristen. Yosefus, seorang sejarawan dan apologet Yahudi abad pertama, menyatakan bahwa Yesus telah dituduh oleh para pemimpin Yahudi, dan dihukum untuk disalibkan oleh Pilatus (Jewis Antiquities 18. 63-64). Selain itu, Tacitus, sejarawan Roma, mencatat, “Kristus… menderita hukuman mati sewaktu pemerintahan Tiberius, dengan keputusan prokurator Pontius Pilatus” (Annals 15.44). Di samping itu, Mar bar Serapion, seorang Syria, dalam sebuah surat yang ditulis kepada putranya sekitar akhir abad pertama, merujuk kepada kematian Yesus, “raja bijak” orang Yahudi.[1] Nama-nama sejarawan lain yang menerima kematian Yesus akibat penyaliban adalah Suetinius, Pliny, Thallus, dan Phlegon. Mereka adalah sejarawan sekuler yang memiliki nama besar dan berotoritas dalam bidangnya. Tulisan mereka menunjukkan bahwa kebenaran proklamasi Alkitab dapat ditemukan dalam bidang ilmu sejarah.



Selanjutnya, otoritas lain yang amat penting untuk diperhatikan adalah sumber Yahudi. Talmud Babilonia menyatakan tentang Yesus demikian: “It has been taught: On the eve of passover they hanged Yeshu . . . they hanged him on the passover.” Dalam kalimat ini, kata “Yeshu” jelas mengacu pada Yesus dan kata “hanged” merupakan sebutan lain dari penyaliban (Luk. 23:39; Gal. 3:13). Selain itu, referensi mengenai penyaliban Yesus yang terjadi pada malam persiapan Paskah juga sesuai dengan kesaksian Alkitab (Yoh. 19:14). Pada tahap ini adalah penting untuk disadari bahwa para sejarawan sekuler maupun penulis Yahudi (Talmud Babilonia) tersebut bukanlah orang-orang yang mendukung kekristenan. Dalam kenyataannya, tulisan-tulisan mereka sebenarnya bernada negatif terhadap kekristenan. Mereka tidak memiliki motif keuntungan apa pun dalam menyatakan kematian Yesus di salib. Kesepakatan para lawan Kekristenan dalam menerima kematian Yesus di salib sebagai fakta sejarah merupakan hal yang mendukung klaim Alkitab sebagai firman Allah.

Jawaban atas Keberatan-keberatan terhadap Kebangkitan Kristus
Banyak orang di dunia ini yang tidak percaya kepada kebangktian Yesus Kristus. Itu adalah pilihan hidup yang harus dihargai dan tidak bisa dipaksakan. Namun, di antara orang yang tidak percaya itu kemudian ada beberapa orang mencoba mencari cara untuk “merobohkan” bangunan iman Kristen ini. Mereka mencoba membuat berbagi teori untuk menyangkal kebangkitan Yesus. Meskipun sekilas tampak meyakinkan, teori-teori tersebut dapat dijawab dengan logika sederhana. Yang diperlukan adalah sikap hati yang jujur dan terbuka, serta landasan berpikir yang runut dalam melihat argumentasi alkitabiah.

Lokasi Kuburan Tidak Diketahui Murid-murid
Kelompok pertama mengatakan bahwa Yesus dibaringkan di kuburan yang salah, sehingga murid-murid-Nya tidak tahu ke mana harus mencari mayat Yesus. Jadi menurut pandangan ini, murid-murid Yesus membuat cerita bahwa Yesus sudah bangkit dari kematian. Hal ini bertentangan dengan catatan Alkitab, bahwa Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus yang adalah murid-murid Yesus, merekalah yang menguburkan mayat Yesus, jadi mereka pasti mengetahui di mana Yesus dikuburkan (Matius 27:57; Markus 15:43; Yohanes 19:38, 39). Pemerintah Romawi pada saat itu juga mengetahui dengan pasti lokasi kuburan Yesus karena mereka menempatkan tentara Romawi untuk menjaga kuburan tersebut (Mat 27:62-66).

Kuburan Yang Salah
Ada teori lain menyebutkan akan adanya kemungkinan para wanita yang datang ke kubur Yesus pagi-pagi benar, masuk ke kuburan yang salah yang masih terbuka, dan bertemu seorang anak muda. Karena anak muda tersebut mengatakan bahwa Yesus tidak ada di situ, para wanita yang ketakutan mengira anak muda tersebut adalah seorang malaikat. Hal ini tidak dapat diterima karena para wanita tersebut tidak mencari kubur yang terbuka, melainkan kubur yang tertutup.[3] Lagi pula, mereka mengetahui di mana Yesus dikubur, karena mereka menyaksikan mayat Yesus dikafani (Luk 23:55). Orang-orang Farisi, Sanhedrin, orang-orang Romawi dan Yusuf dari Arimatea pasti langsung mengetahui jika para wanita itu masuk ke kuburan yang salah.

Hanya Legenda
Ada juga yang mengatakan, bahwa kisah kebangkitan Yesus hanyalah sebuah legenda cerita rakyat yang baru berkembang lama setelah peristiwa tersebut terjadi. Tetapi Rasul Paulus, kira-kira 20 tahun setelah peristiwa kebangkitan, menuliskan kepada jemaat di Korintus bahwa kebangkitan adalah fakta yang nyata disaksikan oleh 500 saksi mata, yang banyak di antara mereka masih hidup pada saat itu dan bisa diperiksa kebenarannya (1 Kor 15:6). Perlu diketahui, berdasarkan penelitian para ahli sejarah Alkitab surat Korintus yang pertama memang ditulis tidak lebih dari tahun 30 M. Ini berarti pada waktu itu masih banyak saksi mata kematian dan kebangkitan Kristus yang hidup. Dengan demikian, ketika Paulus menulis bahwa Kristus telah bangkit, dan bahwa banyak saksi dari kebangkitan itu yang masih hidup, maka ia berbicara dengan risiko yang terlalu tinggi jika yang ia sampaikan hanyalah legenda. Para “musuh” Kristen yang menjadi saksi kematian dan kebangkitan Kristus tentu saja segera akan mematahkan penyataan Paulus jika kisah kebangkitan Yesus sekadar dongeng yang dibuat-buat. Namun hingga abad pertengahan, tidak pernah ada sanggahan dari saksi mata yang lain tentang fakta kematian dan kebangkitan Kristus ini.

Lanjut ke...  Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus: Fakta Sejarah atau Sekadar Dogma? (Bag 3)

Copy-paste dari Majalah Dia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com