Langkah PKS berkunjung ke Jokowi tanpa sepengetahuan petinggi KMP lainnya memunculkan banyak rumor, dan yang paling mencuat adalah bahwa PKS akan gabung ke pemerintahan.
Bahkan Zulkifli Hasan dari PAN sudah mengundang PKS untuk bergabung dengan pemerintah, mengikuti langkah PAN. Sedangkan Fadli Zon dari Gerindra sudah mempersilahkan PKS untuk bergabung dengan pemerintah.
PKS sendiri mengeluarkan statemen bahwa mereka hanya sebagai oposisi loyal, istilah baru yg diciptakan PKS utk menggambarkan sebagai oposisi yg "tidak ribut".
PKS sendiri pasti punya keinginan besar untuk gabung di pemerintahan. Mereka tidak bisa lagi mempertahankan posisi mereka di KMP yang pelan-pelan rontok dan rapuh seperti tiang kayu dimakan rayap. PKS adalah partai pragmatis, bahkan cenderung oportunis. Mereka selalu melihat ke arah mana angin bertiup kencang.
PKS |
Banyak momen kekalahan gerakan-gerakan KMP ketika melawan pemerintah yang secara langsung menjatuhkan suara mereka di rakyat. Yang terbaru adalah sidang MKD yang blunder yang malah menampar masing2 partai di KMP. Bola panas yang dilemparkan Jokowi ternyata mujarab, rakyat menjadi hakim jalanan yang ganas menelan mentah2 mereka yang terlihat berkhianat.
Maka tidak ada pilihan bagi PKS selain datang dengan malu-malu kuda ke pemerintahan. Apapun alasan yg mereka berikan, semua paham bahwa PKS sedang mencari celah untuk menyelamatkan partainya.
Masalahnya, meski PKS mau tetapi apakah pemerintah mau ?
Ini yang menjadi pertanyaan. Ulah PKS di masa lalu saat pilpres yang menjadi corong fitnah, bukan hal yang mudah dimaafkan. Lagian, PKS terkenal licin dan mampu bermuka dua, senyum di depan dan menikam dibelakang ketika ada kesempatan. Okelah, struktur pengurus berganti lebih moderat katanya. Tetapi siapa yang bisa menjamin bahwa orang-orang lama tidak tetap bercokol disana dan orang baru hanyalah sebagai boneka.
PKS sendiri belum menunjukkan bahwa mereka sudah melakukan perubahan. Aksi anggotanya di sidang MKD yang tampak mendukung Setya Novanto menunjukkan bahwa PKS masih seperti dulu kala waktu masih gadis tapi sudah tidak perawan. Jika memang mereka sudah berubah, setidaknya banyak yang mereka lakukan bukan hanya membuat statemen di media.
Jadi, kalau keinginan PKS untuk bergabung ke pemerintahan pasti ada dan besar. Tetapi pemerintah belum tentu mau PKS ada di sana karena sama saja mengundang bencana.
Entah apakah ini permainan kuda troya dari KMP yang ingin memasukkan PKS ke pemerintahan dan menebar virus disana, sekaligus menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah karena pepatah, "Lihatlah kemana PKS berpihak, dan pilihlah lawannya.." Tentu Jokowi tidak bodoh untuk membuka dirinya begitu saja.
Lalu kenapa Jokowi mau menerima PKS di istana ?
Tentu Jokowi tahu, bahwa PKS ingin mengangkat namanya yang sedang tenggelam. Dan "anak tangga" yang paling baik untuk pencitraan adalah memanfaatkan nama besar Jokowi yang sedang naik daun. PKS sedang cari panggung.
Tapi PKS tidak tahu, bahwa Jokowi juga memanfaatkan situasi ini sebagai "deklarasi" kemenangannya atas partai yang selama ini dikenal sangat membencinya. Dan lihat saja pasca pertemuan, berita yang ramai di media adalah bahwa PKS takluk kepada Jokowi dan bukannya PKS berjiwa besar seperti yang mereka harapkan.
Pertemuan di istana itu tentu menyakitkan bagi PKS karena harus berhadapan dengan Jokowi.
Mungkin sebagian diantara petinggi mereka saat melihat wajah Jokowi langsung permisi ke toilet, dan membentur2kan kepalanya ke kaca toilet sambil menangis perih, "Liat tuh senyumnya... Senyumnyaaaaaa.... Argggghhhhhh.. "
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar