Breaking News

Islam

Politik

Senin, 11 Januari 2016

STRATEGI JOKOWI DI PAPUA

Kalau mau melihat salah satu pendekatan hebat ala Jokowi, coba lihat Papua. Papua adalah wilayah rawan, semua orang tahu itu. Wilayahnya yang sangat luas, hutan yang perawan dan akses jalannya yang sulit membuat Papua menjadi rumah idaman para separatis.

Papua juga wilayah yang sangat kaya sumber daya alam. Begitu banyak sumber energi mulai emas sampai uranium di sana yang belum tersentuh eksplorasi.

Sekian puluh tahun lamanya masyarakat disana sengaja dibiarkan bodoh dan tidak berkembang, supaya “pihak-pihak” yang ingin mengeruk kekayaan wilayah itu bebas melakukan aktifitasnya.

Rentetan kekerasan di bumi Papua membawa dilema bagi pemerintah. Ketika aparat menembak mati kaum separatis disana, mereka teriak HAM dan pelanggaran sipil. Tetapi ketika didiamkan, mereka yang menembak personil.

Situasi pra habisnya kontrak karya Freeport ini akan semakin memanaskan situasi Papua. Penyerangan polsek Sinak yang baru saja terjadi oleh orang-orang bersenjata, meningkatkan kewaspadaan baru.

Rencana pembentukan Kodam baru di Papua selain Kodam Cenderawasih yang sudah ada, meningkatkan ketegangan. Orang Papua trauma dengan konsep militerisasi seperti yang pernah terjadi di masa Soeharto dengan Daerah Operasi Militer atau DOM-nya. Sedangkan TNI membutuhkan Kodam tambahan, karena wilayah Papua yang sangat luas.

Dan disinilah metode pendekatan ala Jokowi berjalan.


Jokowi dan Papua
Ketika menjabat sebagai walikota Solo, Jokowi berhasil memindahkan PKL yang puluhan tahun menguasai taman banjaran. Proses pemindahan yang begitu tenang tanpa bentrokan itu menaikkan namanya ke pentas nasional.

    Ia tidak hanya menggusur, tetapi juga memberi solusi dengan menyediakan tempat bagi PKL yang dilindungi pemerintah secara hukum. Jokowi melakukan pendekatan manusiawi, meruntuhkan image selama ini bahwa pemindahan selalu diakhiri dengan bentrokan antara aparat dan rakyat.

Konsep ini ia terapkan dalam melakukan pendekatan untuk menurunkan ketegangan antara TNI dan masyarakat Papua. TNI AD diberi mandat untuk membangun jalan dari Wamena ke Mumugu sepanjang 270 kilometer lebih.

Konsep ini mirip dengan konsep Soeharto dulu yaitu ABRI masuk desa atau AMD. Dimana tentara masuk dan berbaur dengan warga desa.

Berbaurnya TNI dengan masyarakat Papua dalam pengerjaan jalan dan jembatan di daerah-daerah sulit itu, selain sebagai pendekatan kepada rakyat juga bagian dari unjuk kekuatan kepada separatis. Ini cara menunjukkan tanpa pamer. Halus tapi menekan.

Dengan terbangunnya akses jalan dan jembatan di daerah yang sulit di lalui manusia itu, maka wilayah idaman kaum separatis akan terusik. Daerah yang dulu rawan menjadi tidak rawan lagi.

Nama Operasinya pun bukan operasi militer, tetapi operasi percepatan pembangunan. Tidak sedikitpun ada kata “militer”nya, meski yang melakukan adalah militer. Smart, bukan ?

Dengan dekatnya TNI dan rakyat Papua, maka rakyat sendiri nantinya yang akan membutuhkan Kodam baru, muluslah prosesnya tanpa ada bentrokan.

Saya pasti dituduh sebagai toa pemerintah lagi padahal saya hanya ingin mencoba menjelaskan apa adanya. Biarlah jadi toa, asal bukan toa-toa keladi.. Yang pasti kalau cuman nyumbang 200 perak se liter mah, saya gak perlu tereak kemana-mana kayak orang susah.. Sruput kopi…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com