Breaking News

Islam

Politik

Rabu, 15 Juni 2016

MELAYANI MASYARAKAT

Pemuda di tepi kiri, berbaju hitam yang sedang memeriksa tekanan darah seorang wanita itu adalah anak kedua saya: Mario Joel Satyana. Itu sebuah bakti sosial para mahasiswa kedokteran Universitas Kristen Maranatha -Bandung di acara car free day Jl Ir. H. Juanda, Bandung pada hari Minggu pagi kemarin. Sekaligus mereka berkampanye untuk mengurangi konsumsi gula demi mengurangi kecenderungan peningkatan penyakit diabetes.
Mereka mengecek tekanan darah, memeriksa kadar gula darah sesaat, dan memberikan konsultasi kesehatan bagi masyarakat yang berminat. Tentu semuanya gratis.


---------
Bila ke Bandung, seperti kemarin saya tentu sekalian menengok kedua anak saya. Mereka tinggal di Bandung, kota kelahiran ayahnya karena memilih kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha (UKM). Tiga puluh tiga tahun yang lalu, 1983 ayahnya tercatat juga sebagai mahasiswa kedokteran di tempat yang sama, sekaligus sebagai mahasiswa geologi di Universitas Padjadjaran. Apa daya karena kurang biaya, akhirnya cita-cita menjadi dokter yang telah disiapkan sangat serius dari SD-SMA sebelumnya, termasuk membeli textbooks bekas kedokteran dari tukang loak, mesti dikubur. Jadilah saya sebagai seorang geolog, bukan dokter.



Tuhan tentu tahu cita-cita saya itu. Anak saya pertama, Hans, tiga puluh tahun kemudian setelah ayahnya drop out dari kuliah kedokteran memutuskan memilih kedokteran kuliah di tempat ayahnya dulu drop out, lalu tiga tahun kemudian adiknya mengikuti jejak langkah kakaknya kuliah di tempat yang sama.
Tuhan memanggil ayahnya untuk menjadi seorang geolog bagi Indonesia. Dan saya berjanji sejak drop out dari kedokteran itu untuk menjadi seorang geolog yang baik, bagi Indonesia. Maka jadilah saya seorang geolog yang tetap geolog "garis keras" , meskipun telah 33 tahun berlalu sejak saya kuliah geologi.
Sebagai gantinya, Tuhan memberikan saya sekaligus dua calon dokter -kakak beradik...Amin...yang memilih dan memutuskan sendiri jalan hidup mereka. Orang tuanya memberikan kebebasan dan menghormati serta mendukung yang mereka pilih dan putuskan.

"Jadilah kalian dokter yang baik yang berhati kemanusiaan yang melayani masyarakat Indonesia, kalian adalah rekan sekerja Tuhan, perpanjangan Tangan Tuhan untuk menyelamatkan nyawa manusia yang dikehendakiNya masih hidup. Setiap pilihan dan keputusan selalu ada risikonya, jangan kuatir orang tuamu pasti selalu mendukungmu. Tugas kalian hanyalah berkuliah dengan sebaik kalian bisa. Biaya yang dulu menghentikan ayahmu dari kuliah kedokteran tidak akan jadi masalahmu. Tuhan beserta kita. Yakinlah. Amin", begitu ucap saya kepada anak-anak saya saat mereka diterima di Fakultas Kedokteran Maranatha.
Lalu waktu pun berjalan. Hans, yang sulung, kini telah menyelesaikan semua tugas kuliahnya dan tengah menunggu waktu untuk memulai ko-ass, praktik calon dokter di RS sambil menjadi asisten dosen di kampusnya.



Mario, adiknya, baru memulai kuliahnya setahun berjalan. Dia aktif di senat mahasiswa fakultasnya, termasuk ikut dalam bakti-bakti sosial. Walaupun anak kedua saya ini belum genap setahun kuliah di kedokteran, baguslah dia sudah melibatkan dirinya dalam pelayanan nyata kepada masyarakat. Saya menyarankannya agar dia sering mengikuti bakti-bakti sosial supaya dia kelak saat menjadi dokter lebih punya hati untuk melayani sesamanya.

Dan anak-anakku, kelak jadilah kalian para dokter yang baik yang melayani masyarakat Indonesia seperti juga ayahmu berusaha keras menjadi geolog yang baik untuk Indonesia. Untuk semua pekerjaan baik yang kita lakukan, yakinlah Tuhan selalu memberikan kita kekuatan untuk menjalaninya. Amin.***

Penulis: Awang Satyana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com