Breaking News

Islam

Politik

Senin, 30 November 2015

PEMBELAAN FADLI DAN FAHRI

Tidak ada teman atau lawan yang abadi. Yang ada kepentingan abadi.
Adagium ini biasa disematkan untuk dunia politik. Dalam politik pertemanan dan permusuhan hanya didasarkan pada persamaan atau perbedaan kepentingan. Dengan kata lain, dalam politik, setia kawan adalah barang langka.

Fadli dan Fahri

Tapi saya kaget, ketika Fadli dan Fahri sepertinya amat sangat menghargai perkawanan. Ini seperti menolak adagium tidak ada kawan abadi dalam politik. Pembelaanya pada Setya Novanto luar biasa. Bahkan Fadli pernah berujar, Gerindra akan pasang badan buat Setya. Padahal Golkar saja, partainya Setya Novanto memilih komentar yang lebih datar. "Sebagai kader Golkar kami akan membela. Tapi jika nanti terbukti salah, kami ikuti prosedurnya," begitu kata Idrus Marham.

Apakah pembelaan Fadli dan Fahri itu sebuah anomali dalam politik? Rekaman sudah beredar. Setya sudah mengakui pertemuan dengan Freeport. Lalu kenapa masih ngotot dibela? Setia kawan? Sebuah komitmen yang diikat dengan ketulusan persahabatan? Sebuah anomali dalam dunia politik?
Begini. Jika Setya Novanto dinyatakan melanggar etika, secara logis dia tidak punya lagi legtimasi moral duduk sebagai ketua DPR-RI. Dia harus lengser dan posisinya digantikan orang lain. Lalu bagaimana proses pergantiannya?

Disinilah letak masalahnya. Naiknya Setya, Fadli dan Fahri sebagai ketua dan wakil ketua DPR didapatkan dengan mengubah sistem pemilihan. Jika mengikuti pola sebelumnya, ketua DPR harusnya dijabat oleh partai pemenang Pemilu, dalam hal ini PDIP.
Tapi karena waktu itu kekuatan KMP agak dominan di DPR, maka dibuatlah perubahan cara memilih pimpinan DPR dan kelengkapan dewan. Penguasaan pimpinan DPR oleh Setya, Fadli dan Fahri lahir dari semacam rembukan diinternal KMP. Termasuk Taufik Kurniawan (PAN) dan Agus Hermanto (Demokrat).
Jika karena kasus papa minta saham posisi Setya sebagai ketua DPR goyah, dengan sendirinya peluang pergantian bukan hanya satu kursi ketua saja. Ada kemungkinan juga satu paket ketua DPR dengan wakil-wakilnya sekalian.

Setelah PAN hijrah ke barisan pemerintah sementara Golkar dan PPP belum solid, kekuatan KMP di DPR hanya tinggal PKS dan Gerindra saja. Hitung-hitungannya mana mungkin mereka menang jika terjadi pertarungan politik di DPR.
Nah, pembelaan membabi buta terhadap Setya dapat kita lihat dalam bingkai ini. Sebagai wakil ketua, posisi mereka juga rawan jika peluang pergantian ketua DPR terbuka lebar.
Jadi ketika statemen Fadli berubah lagi, "Gerindra tidak pasang badan buat Setya Novanto," itu bisa diartikan mereka tidak mau rubuh bareng-bareng. Jika Setnov tidak bisa lagi diselamatkan, dia akan dibiarkan tenggelam sendiri.

Fadli dan Setnov

Soal tenggelam atau tidaknya Setnov pada akhirnya bergantung pada seberapa besar kepentingan orang lain berada di tangannya. Sebab naganaganya kasus ini tidak sesimpel perkiraan kita. "Kalau mendengar rekaman utuhnya... ngeri," ungkap seorang politisi. Kita hanya bisa menduga-duga apa makna kalimat 'ngeri' disini.

Walhasil dalam kasus ini, akhirnya setiap orang sebetulnya sedang menjalankan kepentingannya sendiri-sendiri. Kepentingan untuk ngeles, cuci tangan, cari selamat, memagari kedudukan yang sudah digenggamnya, atau menjaga agar kasusnya tudak melebar.
Tetap saja yang ada adalah kepentingan sejati.

So, dalam soal perkawanan, sebaiknya kita jangan sering-sering meniru para politisi, deh...

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Minggu, 29 November 2015

Tidak Tepat, Mahasiswa "Cumlaude" Langsung Diterima Sebagai PNS

Kompas.com,Rabu, 28 Oktober 2015, 16.34 WIB memberitakan bahwa Menteri PAN-RB menjamin mahasiswa yang lulus cum laude dari perguruan tinggi ternama akan diterima PNS tanpa tes. Bahkan menurut Menteri Yuddy, lulusan cumlaude tersebut boleh memiliih ditempatkan dimana saja. Tidak ada tes, hanya syarat administrasi saja. Alasannya mahasiswa dengan indeks prestasi tinggi merupakan sumber daya manusia unggul, karena itu katanya haram meniakan-nyiakan mereka karena mereka berpotensi mampu meningkatkan kinerja aparatur sipil negara.

Menteri PAN-RB

Kebijakan ini kurang tepat. Mengapa?

Cum Laude Bukan Satu-Satunya Ukuran Keunggulan Seseorang
Cum Laude bukanlah ukuran satu-satunya keunggulan mahasiswa. Pada umumnya untuk program sarjana predikat cum laude dihitung dari nilai IPK dari IPK 3,51 - 4, 00 dengan lama waktu 4-5 tahun. IPK didapat dari nilai-nilai penilaian tiap semester. Nilai tiap semester dihitung dari ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan tugas-tugas, serta aktivitas mahasiswa di kelas. Nilai itu tidak bisa mencakup pengukuran kemampuan mahasiswa menyelesaikan masalah-masalah nyata dengan ilmu yang dimilikinya. Kemampuan mahasiswa berkomunikasi dan kemampuan mahasiswa berorganisasi serta kemampuan mahasiswa memahami kondisi masyarakat juga tidak tercermin dalam nilai IPKnya sehingga predikat cum laudenya tidak menunjukkan keunggulan mahasiswa itu.

Selain itu tidak sedikit mahasiswa yang cerdas membiarkan dirinya tidak cum laude karena ikut dalam berbagai kegiatan di luar kuliah formal demi meningkatkan kemampuannya baik kemampuan ilmiahnya maupun kemampuan kepribadiannya. Misalkan seorang mahasiswa sosiologi rela melamakan waktu kuliahnya karena terlibat dalam penelitian penyakit masyarakat . Sekalipun IPK nya 3,8 , akan tetapi dia tidak bisa cum laude bila demi penelitiannya waktu kuliahnya membengkak jadi 6 tahun. Demikian juga seorang mahasiswa biologi , rela meneruskan penelitian tanaman tradisional untuk menemukan unsur yang mengandung obat dan untuk itu dia rela tidak lulus dalam waktu 5 tahun.

Contoh lain seorang mahasiswa terlibat dalam kegiatan aktivitas pemberdayaan masyarakat sehingga nilainya mencapai 3,51. Dia rela mencapai 3,4 tetapi dengan pengalaman yang kaya dalam pelayanan masyarakat.

Mahasiswa-mahasiswa seperti itu adalah bibit-bibit unggul, tetapi tidak akan pernah diterima Menteri Yuddy sebagai PNS.

Bagaimana Menentukan Perguruan Tinggi Ternama?

Menteri Yuddy belum menyatakan bagaimana menentukan ke”ternama”an satu perguruan tinggi. Ini akan menjadi masalah tersendiri. Pertama, belum ada ukuran yang bisa diterima semua pihak untuk mengukur keunggulan Perguruan Tinggi. Karena penamaan terkenal ini akan berkaitan dengan penerimaan sebagai PNS, pasti akan menimbulkan perdebatan yang hebat di antara perguruan tinggi dan juga antara mahasiswanya. Lalu apakah ini juga akan mencakup perguruan tinggi swasta? Hal ini juga persoalan lainnya. Kedua, apabila perguruan tinggi ternama itu ada di Jawa, bagaimana mereka yang lulus cum laude di luar Jawa?

Pemerintah Mana Yang Akan Diwajibkan Menerima?

Apakah aturan yang direncanakan oleh Menteri Yuddy ini berlaku di Departemen atau juga di pemerintahan daerah ? Apabila Pemda juga diwajibkan menerima, apakah Pemda bersedia menerima lulusan yang berasal dari daerah lain? Selain itu jika Perguruan Tinggi ternama yang nanti akan ditentukan itu hanya ada di jawa, bagaimana pemerintah daerah di luar jawa bisa mendapatkan bibit unggul itu?

Saya rasa Menteri Yuddy perlu mencari ukuran yang lain untuk mendapatkan manusia Indonesia unggul, tidak tepat hanya menggunakan ukuran cum laude dari perguruan tinggi terkenal.

Penulis: Gunawan Sri Haryono
Read more ...

Sabtu, 28 November 2015

Sang Guru - Catatan Kecil Mengenang Bapak

Oleh : Sigit B. Darmawan

Bapak saya adalah guru. Bapak menyelesaikan pendidikan tertingginya di PGSLP [ Pendidikan Guru Sekolah Lanjutam Pertama] dalam perjuangan yang tidak mudah. Ia harus "ngenger" [ istilah yang sering dipakai untuk seseorang yang hidup mengabdi kepada keluarga orang lain] sejak kecil hanya supaya bisa bersekolah. Namun perjuangan untuk "ngenger" itu membuat bapak paham bahwa pendidikan adalah segala-segalanya.

Bapak menjadi guru sejak tahun 1958 di sebuah Sekolah Rakyat di Purbalingga sampai akhirnya pensiun sebagai guru di SMP Negeri Miri di Sragen. Saya adalah 8 bersaudara. Impian bapak sangat sederhana. Bapak ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang sebaik mungkin. Sadar bahwa gaji seorang guru smp tidaklah cukup untuk membiayai 8 anak-anaknya, bapak memutuskan untuk mengajar tambahan di sekolah swasta pertama yang ada di kota kecamatan Gemolong Sragen.

Tidak cukup hanya itu, bapak juga membuka kursus bahasa Inggris di rumah. Bapak pernah mengikuti kursus bahasa Inggris di Oxford Solo, yang merupakan kursus bahasa inggris satu-satunya di kota Solo saat itu. Bapak sering pulang malam sampai ke rumah yang  di desa karena mengikuti kursus tersebut. Selesai mendapatkan sertifikat kursus tersebut, bapak mulai mengurus perijinan membuka kursus yang dicita-citakannya. Dan tidak perlu waktu lama, akhirnya sebuah papan iklan tegak berdiri di depan pagar rumah: "Kursus Bahasa Inggris untuk SMP dan SLTA".

Kursus itu dilakukan di ruang tamu rumah. Bapak mempersiapkan papan tulis dan bangku-bangku untuk para peserta kursus. Setiap sore saya bisa melihat bagaimana bapak mengajar di kursus yang dikelolanya. Kursus itu berkembang dengan baik, sehingga ruang tamu tidak cukup lagi menampung jumlah murid yang datang. Bapak memindahkan kursusnya di sekolah dasar yang tidak jauh dari rumah, setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolahnya. Dan ketika respon semakin baik, akhirnya bapak memindahkan ruang kursus di kantor pendidikan dan kebudayaan di kecamatan dengan seijin kepala P&K. Setiap pagi sampai siang, bapak menjadi guru di smp. Sorenya mengajar di kursusnya.

Perintisan kursus bahasa Inggris yang dilakukan bapak ternyata menarik minat orang lain untuk membuat kursus-kursus serupa. Persaingan kursus itu membuat usaha kursus bapak mulai menurun, sampai akhirnya bapak menutup kursus bahasa inggris yang telah dirintisnya itu. Bapak kembali hanya fokus dengan panggilannya menjadi seorang guru smp sampai pensiun di tahun 1998.

Hari Guru
*********

Dalam kesehariannya, bapak menjadi guru bagi saya. Bapak sangat peduli dengan budaya. Dan cara bapak menularkan budaya kepada saya adalah dengan mengajarkan tembang-tembang yang memiliki filsafat kehidupan yang agung. Setiao malam selepas belajar, bapak selalu menghampiri saya untuk mengajarkan berbagai tembang jawa, khususnya tembang-tembang macapat. Beberapa tembang macapat masih saya ingat sampai sekarang. [Saya pernah dengan bangga menyanyikan salah satu tembang macapat yang diajarkan bapak di sebuah persekutuan gabungan alumni Jabodetabek yang mengusung tema budaya].

Sebagai guru, bapak tidak pernah bosan mencintai negeri ini. Rasa cintanya Itu dibuktikannya dengan kesetiaannya untuk selalu mendorong saya dan saudara saya lainnya berpartisipasi dalam pemilu. Bahkan dalam pemilu 2014 yang lalu, meski dalam kondisi sakit, bapak tetap mengingatkan saya untuk tidak lupa ikut mencoblos di pemilu.  Bagi bapak, itulah cara kita mencintai negeri ini. Itulah cara untuk merubah negeri dengan memilih pemimpin-pemimpin yang baik.

Sebagai guru, bapak dekat dengan masyarakat. Dan karenanya , bapak terpilih selama beberapa periode menjadi ketua RT. Tidaklah mengherankan, karena di desa profesi guru sangatlah mendapat tempat yang terhormat. Sebagai bentuk penghormatan, masyarakat desa sering memanggil para guru dengan sebutan "mas guru". [Ibu saya yang berprofesi sebagai guru juga dipanggil dengan sebutan "mas guru"].

Kalau berkunjung ke rumah di Bekasi, bapak akan selalu bertanya apakah keterlibatan saya di lingkungan dan masyarakat. Nasehat tanpa bosan dari bapak itulah yang membuat saya tidak kuasa menolak ketika masyarakat dimana saya tinggal meminta saya sebagai pengurus RT.

Bapak tidak hanya menjadi guru di sekolah dan guru di masyarakat. Bapak juga telah menjadi "guru" di gereja kristen jawa Gemolong sebuah gereja yang dirintis pertama kali di daerah saya. Kehidupannya di kemajelisan gereja dalam waktu yang panjang menegaskan perannya sebagai seorang guru bagi masyarakat [jemaat] gereja.

Saya telah menyaksikan dalam hidup saya bagaimana bapak menghidupi perannya sebagai guru. Guru bagi saya, guru bagi keluarga, "guru" bagi gereja dan guru bagi masyarakat.

Hari ini hari Guru. Saya tersentak dalam kenangan kepada bapak, sang guru, yang telah pergi menghadap Tuhan 3 bulan lalu. Sang guru itu meninggalkan kenangan yang amat mendalam dalam diri saya. Sang guru itu telah mengajarkan kepada saya tentang panggilan untuk "memberi hidup" dalam peran-peran yang dilakoninya.

Selamat hari guru.

Tanah Bekasi, 25 November 2015
Read more ...

Jumat, 27 November 2015

MANUSIA YANG GILA SURGA

Cukup lama saya meninggalkan debat sunni-syiah.

Sebenarnya tujuan debat pada waktu itu tidak lain adalah mencari kebenaran, dan pencarian itu tidak bisa dalam bentuk doktrin. Harus dibentur2kan supaya akal terlatih menganalisa dan memilah mana yg benar dan mana yg salah.

Semakin lama ternyata bukan ke arah yang semakin baik, malah hati diliputi keegoisan. Karena masing2 merasa benar sehingga banyak terjadi pertengkaran.

Hingga akhirnya saya mengundurkan diri dari perdebatan yg tidak ada habisnya itu, dan mulai berkaca, "Bagaimana sesuatu yg dianggap benar disampaikan dgn cara yang tidak benar ?"

Tetapi ternyata perdebatan itu meninggalkan beberapa hal. Ada yang menjadi ekstrim dengan meng-kafirkan saudaranya sendiri, baik dari yang syiah dan sunni. Yang syiah merasa berhak surga karena mereka ber-imam, yang sunni merasa berhak surga karena mereka-lah yang merasa paling mengikuti Nabi Muhammad Saw.

Syiah takfiri atau suka mengkafirkan masih ada sampai sekarang, bahkan beberapa waktu lalu mereka mengundang ulama garis keras ke Indonesia. Mereka berpatokan pada sejarah bahwa merekalah yang benar dan mereka bangga disebut rafidhi atau pembangkang. Kenapa begitu ? Karena mereka membangkang fatwa2 ulama besar syiah yang menyatakan siapapun yang menyalakan api permusuhan dgn saudara muslimnya, maka ia bagian dari zionis.

Semakin lama mereka semakin aneh, dan mulai melakukan tatbir atau melukai diri saat hari asyura. Biasanya mereka melukai kepala supaya bisa ditutupi. Bukan itu saja, mereka juga mencaci ulama2 besar Syiah yang mem-fatwakan persatuan dan membangun sikap permusuhan. Cara masuk surga yang aneh, menurut saya. Bagaimana surga yang suci bisa dimasuki oleh mereka yang gemar mencaci ?

Sunni ekstrim juga tidak kalah parahnya. Mereka pelan2 menjadi wahabi. Bukan hanya syiah, bahkan yang sunni sendiri-pun mereka kafirkan. Mereka selalu mempermasalahkan ritual ibadah yang dilakukan NU. Mulai dari kata syirik sampai juwita, mungkin juga Oki dan Nirmala, mereka lontarkan kepada orang2 NU.

Pada intinya buat saya sama saja, mau dia meng-klaim sebagai syiah maupun sunni. Ketika ahlak mereka jauh dari ke-syiahan dan ke-sunnian mereka, sama saja mereka juga menjauhi panutan mereka yaitu Nabi-nya. Mereka hanya merasa cukup memegang sejarah, tanpa mau sibuk mendalami perilaku dari junjungan mereka, padahal mereka selalu bilang kembalilah kepada Al-quran dan hadis. Apanya yang kembali ? Nyasar iya...

Bersujud
Iblis memang pintar bermain di ranah kesombongan dan iman. Begitu tipisnya sekat itu, sehingga tidak sadar mereka yang merasa beriman ternyata sebenarnya hanya memenuhi kesombongan mereka saja. Mereka sibuk memperebutkan surga, sedangkan konsep surga saja mereka tidak paham. Bukankah hidup damai dan toleran di tengah2 manusia tanpa dipenuhi rasa benci adalah sebagian dari surga ?

Surga itu di akal. Akal itu tempat Tuhan menurunkan siksa dan memberi nikmat. Ketika mereka mulai membenci, maka mereka menghilangkan nikmat mereka dan itu berarti kehilangan surga. Dan mereka tanpa sadar menyiksa dirinya sendiri dengan pikiran yang paranoid dan lama2 menjadi gila.

Menyiksa diri sendiri seperti yang dilakukan di kalangan syiah takfiri dan menyiksa orang lain seperti yang dilakukan wahabi, itu sudah masuk pada tingkat gila. Kalau di syiah ada yang ngamuk karena saya sebut gila, silahkan cari saya. Kalau yang wahabi mungkin dah bosen dengan tudingan saya.

Yang indah itu sebenarnya perasaan damai dan perasaan damai itu baru didapat ketika kita bersatu. Apa enaknya berkelompok ? Kenapa jadi seperti hewan yang suka berkelompok sesuai jenis dan sifatnya ? Tidak cukupkah Tuhan memberi contoh kepada kita melalui sifat alam ?

Seharusnya nasihat Imam Ali bin abu thalib as ini bisa menjadi tamparan telak :

"Orang yang paling bijak akalnya dan yang paling sempurna keutamaannya adalah yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian, bergaul bersama saudara-saudaranya dengan rekonsiliasi, dan menerima kekurangan zaman. "

Tapi nasihat itu untuk mereka yang berfikir dan orang yang tidak mampu berfikir yah apalagi namanya kalau tidak gila. Gila surga...

Ngopi dulu biar gak gila, karena kewarasan hanya bisa didapat ketika pahit dan manis disatukan sehingga jiwa menjadi seimbang. Dan ketika kita mampu menjadi seimbang, kita berupaya menyeimbangkan sekitar.

Silahkan dimakan gorengan ban dalam isinya...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Senin, 23 November 2015

PEMUDA & POLITIK

Selama 15 tahun Lebanon pecah perang saudara, yang dilatar belakangi agama.

4 tahun Suriah berantakan karena isu agama. Libya sampai sekarang hancur menjadi negara gagal tempat bersarangnya teroris berbaju gamis sesudah pemersatu mereka, Muammar Qaddafi di kudeta. Irak setiap minggu terjadi minimal satu kali bom bunuh diri di pusat keramaian dan tempat ibadah yang menewaskan banyak orang.

Belajar dari situasi mereka, saya menjadi paham bahwa keragaman itu sangat mahal harganya. Mereka dulu awalnya seperti kita, persis seperti kita sekarang.

Politik Timur Tengah

Duduk minum kopi setiap sore sambil ngobrol politik adalah kebiasaan orang2 timur tengah. Kehidupan mereka sangat biasa, layaknya kehidupan normal. Tidak ada yang mengira bahwa semua itu berubah 180 derajat.

Awalnya isu2 biasa yang dihembuskan. Kemudian terbentuk ormas2 militan. Lama2 semakin meluas dan meruncing ke arah sektarian. Dan kemudian masuklah orang2 asing yg bergabung bersama orang lokal untuk membangun keributan. Jangan salah, orang2 asing ini berbaju sama dgn yg lokal bahkan beragama sama. Mereka membaurkan diri ditengah2.

Titik2 api biasanya dimulai di perbatasan2 ( ingatkan dimana posisi Tolikara dan Singkil ? ). Ketika disana rusuh, maka terbukalah pintu perbatasan untuk masuknya para jihadis2 dari banyak negara. Mereka bukan tentara. Mereka sipil yang militan.

Sesudah chaos, pemerintahan goyang bahkan sampai jatuh, masuklah si polisi dunia dengan kendaraan NATO-nya. NATO ini kendaraan perang bagi koalisi negara yg punya kepentingan. Mereka masuk ke medan perang, seolah2 sebagai dewa penengah tapi sesungguhnya mereka membantu meluaskan wilayah perang. Mereka memasok amunisi dan senjata yg diterjunkan dr pesawat2 kepada para militan.

Para militan ini memang seperti pembuka jalan utk NATO. Dan ini sudah diakui langsung oleh Hillary Clinton, bahwa merekalah yang mendanai militan berbaju islam dgn paham wahabi itu. Awalnya AS ikut campur di afghanistan dgn membiayai mujahidin disana untuk memerangi Uni Sovyet.

Sesudah mujahidin menang dgn persenjataan yg dipasok mereka, AS akhirnya memanfaatkan mereka untuk meluaskan skalanya ke timur tengah dgn membentuk organisasi2 radikal spt alqaeda dan sekarang ISIS. Mereka berkoalisi dgn Saudi dan Qatar untuk ini. Ulama2 wahabi di negara itu dibayar untuk memfatwakan jihad dan surga kepada para militan. Fatwa mereka menyerang pimpinan negara yang dituju, entah dia akhirnya dituding syiah kafir seperti Bashar assad maupun sunni kafir spt Qaddafi.

Polanya sama dgn yang ada di Indonesia, meski modelnya disesuaikan dengan situasi di masing2 negara.

Apa yang tidak terjadi disini sekarang ? Ormas militan, mengkafir2kan ulama besar, isu syiah, gesekan dgn kristen, parade tauhid sbg unjuk kekuatan, pembentukan jaringan aliansi nasional anti syiah di seluruh Jawa dan banyak lagi yang seharusnya membuat mata kita terbuka situasi ini nanti akan mengerucut kemana.

Sedangkan aparat juga tidak bisa sembarangan menangkapi mereka jika perangkat hukumnya belum kuat. Salah langkah, akibatnya akan menguntungkan para radikal. Situasinya sdh beda dgn era Soeharto dimana pada waktu itu belum ada media sosial yang menghubungkan seluruh dunia dalam satu layar. Bisa2 pelarangan dan penangkapan para radikal tanpa alasan yang kuat seperti perusakan, menjadi ajang propaganda mereka karena dizolimi pemerintah. Mereka akan menyalakan semangat jihad kemana2 bahwa aparat bertindak otoriter. Bisa seperti Mesir negara kita berbulan2 dilanda kerusuhan.

Politik Timur Tengah

Membuka wawasan terhadap situasi yg berkembang di timur tengah dan mengamati persamaan polanya adalah bagian dari meningkatkan kewaspadaan. Sekarang ini kita masih pada tahap perang pemikiran di media sosial, tapi nanti ujungnya akan masuk pada perang fisik. Apalagi melihat pemerintah sudah mulai mengutik Freeport dan masalah royaltinya juga kontrak perpanjangannya yang menyalahi perjanjian. Apa AS akan diam saja ? Bukan begitu sifat asli mereka..

Momen sumpah pemuda ini seharusnya membuka kesadaran, terutama kepada para pemuda apapun latar belakangnya, bahwa wawasan politik sangat penting terutama pada situasi sekarang. Memahami akar masalah sudah menjadi keharusan. Memperingatkan potensi bahayanya kepada sekitar adalah kewajiban. Setidak2nya itulah senjata pemuda yang berpikiran cerdas dan berwawasan luas sekarang ini.

Jangan jadi pemuda alay, yang rambutnya disisir ke-korea2an, meski wajahnya hidung semua. Gerak geriknya kayak anak boyband, yang kalau liat celana warna terang trus girang dan kakinya menendang2 ke tanah kayak kambing kepanasan. Kalau ditanya situasi politik sekarang jawabannya terbata2 dan langsung mengalihkan topik salon mana yang menarik. Rambut di-cat pirang meski kulitnya hitam gelam. Kalau bicara , "cyiiinnn.. " Can cin can cin.. Muke lu kayak mocin...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Sabtu, 21 November 2015

Perasaan Cinta dan Bau Badan

Perasaan cinta kalau sudah tumbuh seringkali mengikat begitu kuat. Perasaan itu mendorong untuk bisa bersama dan bersatu. Dan ketika terjadi kesatuan dan kebersamaan hati orang akan bersukacita.

Akan tetapi ketika dua orang mulai bersatu. Kesatuan itu bisa goncang oleh berbagai hal.Perasaan cinta tidak cukup. Perasaan cinta bahkan bisa mulai redup karena kesatuan itu ternyata tidak indah.

Perasaan cinta mula-mula berangkat dari satu atau dua hal yang menarik, lalu perasaan cinta itu meluap dan merasa bahwa orang itulah yang paling tepat. Ketika perasaan meluap, tidak lagi bisa berpikir bahwa perasaan itu berangkat dari satu atau dua hal yang menarik. Dan satu atau dua hal itupun seringkali bukan didapat dari pengamatan yang mendalam akan tetapi dari penglihatan semata. Karena itu ketika benar-benar bersatu dan di dalam kesatuan itu terdapat banyak hal lain yang menjadi penentu ikatan , perasaan cinta mulai redup atau mulai diwarnai koflik. Kesatuan tidak seindah yang dipikirkan dulu. Bahkan bisa jadi kesatuan itu malah membuat ketidakenakan.

Perasaan Cinta dan Bau Badan

Jadi ada hal-hal lain yang bisa menggoncangkan kesatuan. Salah satu aspek yang bisa menggoncangkan kesatuan adalah bau badan.

Perasaan cinta mendekatkan 2 orang secara fisik.Maka mau tidak mau akan membaui bau badan yang keluar dari calon pasangan. Dan bau badan ini bisa menggoncangkan kesatuan itu.

BAU KERINGAT

Keringat seseorang yang bercampur bakteri akan menimbulkan bau tertentu. Dan bau itu bisa sangat tidak sedap. Bau tidak sedap ini bisa muncul dari orang yang sangat ganteng, pintar, dan gagah atau juga dari wanita yang sangat cantik, lembut, dan pintar. Keringat ada hukumnya sendiri. Karena itu jika seseorang terpesona kepada orang lain karena matanya yang indah, belum tentu nanti bisa menikmati keindahan itu terus, jika ternyata pemilik mata indah itu keringatnya berbau tidak sedap dan menyengat.

Kalau seseorang tidak rajin membersihkan diri dan tidak pedulian, maka sangat mungkin bau keringatnya sangat menyengat. Dan pasti itu akan membuat tidak nyaman .

Beberapa orang yang keringatnya bau ada yang menutupinya dengan parfum badan atau deodoran, akan tetapi pemilihan parfum dan deodoran yang salah malah akan membuat bau keringatnya tambah menyengat.

Kalau dua orang bersatu maka berharap akan bersama selama hidupnya. Karena itu urusan bau keringat ini sangat penting untuk diperhatikan. Kalau keringatnya sangat bau, maka hal itu akan dinikmati seterusnya. Dan itu berarti akan menikmati ketidaknyamanan selamanya.

Namun ketika perasaan cinta meluap, bau keringat seolah tidak menjadi hal penting. Bau keringat bukan faktor yang perlu diperhitungkan. Akan tetapi apabila nanti sudah bersama bau keringat tidak bisa diremehkan. Apalagi kalau sudah menikah akan tidur dalam satu ranjang serta berada dalam satu kamar, bau itu akan menjadi aroma harian yang dinikmati.Betapa tidak enaknya menikmati aroma yang menyengat dari orang yagn selalu dekat.

Kesatuan itu bisa terancam oleh bau keringat.

BAU MULUT

Selain bau badan, ada orang yang memiliki bau mulut yang menyengat. Wanita yang mulutnya indah, belum tentu bau mulutnya sedap. Bisa jadi bau mulutnya tidak enak. Seorang pria yang begitu pandai bicara, bisa jadi mulutnya mengeluarkan bau tak sedap.

Ketika perasaan cinta yang meluap membawa ke dalam relasi, maka segera akan berhadapan dengan bau mulut. Calon pasangan hidup itu akan berhadapan, akan berbicara secara berdekatan. Dan pembicaraan yang intim akan menjadi penentu keindahan relasi. Lalu bagaimana kalau ternyata salah satu mulutnya berbau?

Apalagi kalau sudah menikah, bukan hanya berdekatan, tetapi juga berciuman. Ciuman adalah ekpresi cinta. Maka keindahan relasi karena ciuman akan hilang. Unsur yang penting dalam kenikmatan pasangan lenyap. Dengan demikian kesatuan akan terancam.

Perasaan cinta yang menggelora akan redup dan bahkan bisa menjadi kemarahan ketika sudah berelasi dan ternyata salah satu mulutnye mengeluarkan bau tidak enak..

Perasaan cinta saja tidak cukup menyatukan, bau mulutpun sangat penting.


BAU KENTUT

Bau tubuh yang lain dan tidak bisa dihindari adalah bau kentut. Kentut bisa tidak berbau, tetapi tetap orang akan tetap mengeluarkan juga kentut yang berbau, sebab mau tidak mau pasti akan makan makanan yang menghasilkan bau.

Ada orang-orang yang sudah punya kebiasaan jika kentut akan menjauh, tetapi ada orang yang kentut di sembarang tempat. Ia tidak menganggap kentut sebagai pengganggu berhubungan dengan orang lain, sekalipun kentutnya berbau.

Bagaimana kalau seseorang perasaannya bernyala-nyala kepada seseorang yang cantik, anggun, cerdas, akan tetapi kentutnya sering bau dan punya kebiasaan kentut di sembarang tempat? Apakah nanti bisa menikmati kebersamaan? Bisa jadi akan terjadi konflik yang hebat.

Maka jika kentut ini tidak diselesaikan , kesatuan yang terbangun akan terganggu. Karena itu perasaan cinta tidak cukup. Pengeloaan kentut juga penting untuk diperhatikan. Kecantikan , kegantengan, kepandaian, tidak selalu diikuti manajemen kentut yang tepat.


Perasaan cinta tidak cukup untuk membangun relasi. Bau badan juga hal yang harus diperhitungkan. Itu artinya, banyak hal lain yang harus diperhitungkan.

Ketika perasaan bernyala-nyala dan keinginan jadian menghebat, pikirkanlah, banyak hal lain yang masih perlu diperhitungkan untuk menjalin relasi.

Penulis: Gunawan Sri Haryono
Read more ...

Kamis, 19 November 2015

HIDUP BODOH, MATI BODOH

Sejak akal kita mencapai tahap kedewasaan, atau dikenal dengan nama baligh, Tuhan mengajarkan kita melalui begitu banyak peristiwa.

Akal kita menyerap dan merekam semua peristiwa2 itu sehingga pengetahuan kita pun bertambah, seiring banyaknya ilmu yang kita dapat dari melihat, mendengar sampai mengalami sendiri peristiwa2.

Seluruh peristiwa yang dihadirkan kepada kita, tujuannya supaya kita mengenal diri kita sendiri. Dan ketika mengenal diri kita, kita pasti mengenalNya.

Tetapi begitu banyak kita kehilangan momen untuk mengerti makna dari peristiwa2 yang datang. Terkadang peristiwa2 itu datang dan pergi tanpa sedikitpun kita mampu menemukan maknanya. Apalagi ketika kita sedang jatuh cinta kepada dunia dan dunia sangat mencintai kita. Semakin kuat rasa cinta itu, semakin tebal kabut di akal kita.

Hidup Bodoh, Mati Bodoh Tanpa Mengenal

Ketika semua unsur duniawi berdatangan, kita menganggapnya sebuah kesuksesan. Semakin tinggi penghargaan orang kpd kita, maka kita akan semakin merasa sukses. Lihat, begitu bodohnya kita. Mengukur kesuksesan dari ukuran dunia, dimana semua itu sebenarnya hanya sementara saja.

Ada yang kita lupa bahwa di dunia ini sebenarnya adalah kesempatan kita untuk mengumpulkan poin2 amal. Begitu banyak poin berserakan, tinggal kita pungut dan kita kumpulkan. Dan menariknya lagi, poin2 itu datang sendiri kepada kita tanpa perlu kita mencarinya dengan susah payah. Orang miskin, anak yatim, saudara yang kesusahan, teman yg butuh pencerahan dan ratusan poin lainnya yang datang, kadang dengan model dan bentuk yang berbeda. Persis seperti kita main game, dimana datang poin2 bonus yg kita kumpulkan supaya bisa masuk ke level yg lebih tinggi.

Tapi, pahamkah kita bahwa itu poin yang harus kita ambil ? Bodohnya lagi kita, kita selalu mengabaikannya. Kita tolak mereka yg datang meminta bantuan karena kita lebih mementingkan kenyamanan diri kita. Kita sibuk mengumpulkan dan mempertahankan harta, sehingga dalam hidup, kita malah tidak berbuat apa2.

Kita tahu bahwa satu waktu kita akan ditanya, tapi kita tidak pernah mempersiapkan jawabannya. Karena mau jawab apa ? Tidak ada yg kita lakukan di dunia selain memikirkan diri kita sendiri. Kita ada tetapi kita tidak ada. Orang lain tidak mendapatkan manfaat apapun dari keadaan kita. Mereka hanya kenal kita secara fisik, yang memorinya bertahan saat mereka mengantarkan kita ke liang kubur sesudah itu hilang. Mereka tidak mengenal kita secara ruh, dimana meskipun jasad kita sudah tidak ada, tetapi mereka merasakan kehadiran kita dengan apa yang kita tinggalkan semasa hidup.

Pertanyaan yang tajam akan menghunjam kelak, seperti apa yang kamu lakukan di dunia dengan semua ilmumu, hartamu dan ibadahmu ? Apakah semua itu berfungsi utk membantu sesamamu ?

Karena semasa hidup kita bodoh, maka matipun kita dalam kondisi bodoh. Tidak paham harus menjawab apa nantinya ketika diminta pertanggung-jawaban terhadap fungsi kita di dunia ini. Seperti seorang murid yang tahu bahwa sebentar lagi ada ujian kelulusan, tetapi ia tidak mau belajar meski ia tahu dengan begitu ia terancam tidak lulus. Ketika akhirnya berhadapan dengan kertas soal, satupun tidak ada yang mampu dijawabnya karena memang ia tidak mengerti. Dan begitu dia berharap akan lulus ?

Akal adalah mahluk paling mulya yang diciptakan Tuhan untuk mendampingi manusia. Tidak mudah memang untuk melangkah, tetapi setiap kita menahan langkah, satu poin llagi hilang terabaikan..

Secangkir kopi pagi ini rasanya renyah ketika sayup2 suara chris martin lewat menyapa telinga,

"Nobody said it was easy,
No one ever said it would be this hard..
Oh take me back to the start...."

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Selasa, 17 November 2015

AGAMA ITU AKAL

 Agama itu akal. Tidak beragama orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Berapa banyak ayat di kitab suci yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal dan berfikir ? Sangat banyak. Bukan hal yang sia2 Tuhan menyematkan akal kepada manusia. Disana Tuhan menurunkan nikmat dan memberikan siksa.

Akal disematkan supaya manusia mengenal Tuhannya. Semua petunjuk2 dipaparkan melalui triliunan peristiwa dan dijabarkan melalui lisan para manusia suci-Nya dan akal menyerapnya. Semua itu untuk keselamatan manusia didunia, supaya mereka tidak tersesat di rimba belantara ini.

Dari penjelasan itu sebenarnya kita sudah bisa memahami, apa yg terjadi pada manusia yang memaksa dirinya beragama tanpa menggunakan akal ? Mereka menjadi dungu, bebal, picik, mudah dicuci otak, lemah keyakinan dan ujungnya adalah fanatik, berakhir dengan radikal.

Tiba2 agama menjadi sebuah kebanggaan yg harus dipamerkan. Agama bukan lagi menjadi pelita untuk menerangi jalan gelap supaya kaki ini tidak salah melangkah. Agama malah dijadikan batu untuk melempar mereka2 yang sedang sibuk mencari dirinya.

Tidak berakal sinonim dengan gila. Gila karena terlalu bernafsu dengan seragamnya, dengan kelompoknya. Gila karena terlalu bangga dengan dirinya yang merasa sudah pasti mendapat surga. Gila karena nikmat akalnya sudah dicabut dan yang tertinggal hanya kebencian tanpa arah.

Agama Itu Akal
Dimanakah peran iblis disini ?

Iblis selalu berada di pucuk pimpinan kelompok orang2 gila yang beragama dengan nafsu besarnya. Mereka berbaju ulama dengan penampilan dan pengetahuan yang membuat manusia merasa rendah diri ketika berhadapan dengannya. Ingat, iblis adalah ahli ibadah kelas wahid yang beribadah begitu kuat selama 600 tahun lamanya.

Dalam surat al-hijr sudah dibeberkan janji iblis yang mengerikan, "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan mereka) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." Iblis hanya menyesatkan dengan membangkitkan nafsu manusia, selebihnya manusia itu sendiri yang terbelenggu nafsunya sehingga tidak mempergunakan akalnya.

Iblis mengajak mengaji, bukan meng-kaji. Iblis menyuruh kembali ke alquran dan sunnah, tapi menyasarkannya. Iblis mengajak shalat, tapi memperburuk ahlak. Iblis menyuruh memperkuat aqidah, yang menunjukkan kelemahan. Halus sekali cara penyesatannya. Ia bermain di ranah iman dan kesombongan. Ia mencampur-adukkan petunjuk dengan penyesatan.

Salahkah iblis ? Tidak juga. Karena ia sudah divonis sebagai penghuni neraka, dan ia tidak ingin sendirian. Iblis akan tertawa terbahak nantinya dan menyalahkan manusia yang mau mengikuti perkataannya untuk mengedepankan nafsunya daripada akalnya.

Dan kenapa Tuhan mengijinkannya berbuat begitu ? Karena Tuhan maha adil memberikannya bayaran atas kuatnya ibadahnya pada masa lampau.

Maka kita melihat sekarang begitu banyak manusia yang menjadi seperti iblis, beragama dengan kesombongan. Mereka menggunakan aksesoris2 keagamaan supaya orang melihat kepadanya dengan rasa takjub. Mereka memanfaatkan situasi itu untuk menjual ayat dengan murahnya untuk kepentingan dirinya.

Perhatikan saja dengan baik, ulama yang berbaju iblis selalu berlebih2an di dalam dunia. Mereka tidak mengenal konsep sederhana. Dengan dunianya yang berlebih, ia mengangkat derajatnya supaya orang tunduk, merasa rendah dan akhirnya mengikuti semua perkataannyaa tanpa menggunakan akal untuk mem-filternya.

Situasi inilah yang diprihatinkan Nabi Muhammad saw ketika berkata, "umatku pada akhir zaman jumlahnya banyak, tapi mereka seperti buih dii lautan.." Mudah terseret dalam kesesatan akibat terperangkap nafsunya. Baru ngaji sedikit, sudah mengkafirkan yang lainnya.

Secangkir kopi di pagi hari seharusnya menyadarkan akal bahwa ilmu itu tidak berada di ketinggian untuk digapai. Ia berada di kedalaman untuk digali.

Agama itu akal. Hewan tidak mempunyai agama, mereka hanya punya nafsu dan selalu berkelompok berdasarkan sifat dan jenisnya. Tuhan mengajari kita melalui alam sekitar.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 15 November 2015

TRAGEDI ISIS DI PARIS, PRANCIS

Saya pernah menulis saat ratusan ribu pengungsi suriah masuk ke Eropa akan membawa dampak buruk bagi Eropa, terutama dengan menyusupnya ISIS diantara ribuan pengungsi
Eropa akan menuai apa yang pernah mereka lakukan dengan menciptakan boneka terorisme di suriah.
Hati-hati, Paris baru sinyal pertama... ISIS akan memindahkan medan perangnya dr timteng ke eropa.

Masih banyak yang belum bisa membedakan antara pengungsi suriah dan ISIS yang menyusup di antara pengungsi suriah. Ketidak-pahaman ini membuat mereka mengutuk semuanya.

Sama seperti ketidak-mampuan mereka membedakan muslim dan teroris berbaju muslim. Mereka mengutuk semuanya. Mengutuk dalam ketidak-tahuan perlahan-lahan akan membawa seseorang pada titik kebencian.

Jika ini terjadi, maka agenda teroris yang lebih besar terhadap kemanusiaan akan menuai hasil.

Pray For Paris

FRANCE

"The largest percentage of the European terrorist coming to Syria are French, and you had a number of incidents in France.

Terrorism in Europe is no longer asleep. It is being AWAKENED."

Bashar Assad - President of Syria
( November 28, 2014 )

#PRAYFORPARIS #PRAY4PARIS

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

CATATAN MALAM

Pekanbaru malam ini diguyur hujan deras. (27 Oktober 2015)

Jokowi mulai mengeluarkan ilmunya. Ilmu yang dulu pernah menjatuhkan crane di Saudi saat haji. Jokowi melakukan ini karena ia didesak terus oleh Permadi, yang selalu meramalkan kapan Jokowi jatuh. Kemarin katanya september. September sudah lewat, dia bilang lagi awal Desember. Masalahnya Permadi tidak pernah memberi tahu tahunnya. Mungkin Desember 2024.

Melalui tatapan matanya, langsung dari Amerika, Jokowi mengeluarkan petir untuk menegur awan. Dan awan2 langsung bereaksi dengan membalasnya melalui cucuran air deras. Sejatinya ini perang antara Jokowi dengan alam, tetapi banyak yang tidak tahu dan menganggapnya ini berkah hujan.

Jokowi - Presiden Republik Indonesia

Situasi ini membuka tabir kenapa ibas selalu berlengan panjang. Itu untuk menahan petir Jokowi yang mencari tato naga girang yang hanya ada di tangan manusia pilihan. Seandainya ibas membuka lengan bajunya, niscaya akan terbuka kedoknya bahwa ia seorang pahlawan di era 90an. Seorang megaloman, superhero berambut pirang panjang.

Ibas-lah yang menahan awan selama ini dan dengan jentikan jarinya maka muncul titik api dimana2. Itulah kenapa ia menanam pohon di senayan, karena rumahnya sudah tidak ada tanah lagi, semua sudah pavingan.

Hati2, pertarungan ini akan makin membesar. Rencananya memang ada pertemuan keduanya di hotel arjuna malang, tapi ternyata sudah ada skenario menggerebek mereka berdua. Tentara dan anggota dpr yang tertangkap itu sial saja sebenarnya, karena mereka sedang ada di kamar sebelah.

Semoga Jokowi segera menuntaskan masalah asap ini dgn asap, maksudnya as soon as possible. Karena akan ada demo besok yang rencananya akan dihadiri jutaan orang, meski realitasnya hanya dihadiri puluhan orang. Kenapa bisa begitu ? Karena ilmu Jokowi juga yang sekali tepuk, jutaan orang mendapat nasi bungkus di rumah masing2 sehingga mereka harus makan dulu dan tidak jadi berangkat karena kekenyangan. Yang puluhan orang demo itu sebenarnya menuntut, karena ada salah pesan. Mereka sukanya nasi dengan daging, kok dikasih ayam. Ini jelas penghinaan.

Duh, semoga Indonesia tetap dilindungi dengan pertarungan tingkat tinggi ini. Kalau semua emosi, kasihan Nassar karena dia tuh tidak bisa diginiin.. Dia sukanya digituin aja, katanya, lebih berasa.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Jumat, 13 November 2015

Soempah Pemoeda, Sunni dan Syiah

Ketika saya membahas syiah sunni, bukan kemudian saya mempertentangkan dan tidak ada sama sekali kalimat saya memperteñtangkan.

Bukan juga saya promosi syiah. Lah promosi untuk apa ? Dapat uang tidak, apalagi dapat pahala. Memang kalau ada yg masuk syiah misalnya, saya dapat surga ? Cemen sekali pikirannya. Saya mending mikir bagaimana caranya taubat saya diterima karena dulu maksiat adalah nama tengah saya.

Ada lagi yang bilang, saya sok bicara agama. Apa saya membawa hadis dalam status atau ayat Alquran ? Tidak kan ?

Saya beritahu rahasianya.

Di setiap daerah sekarang sejak 2 tahun lalu, dibentuk jaringan aliansi nasional anti syiah atau biasa disebut annas. Deklarasi dan pusatnya di bandung, di masjid cijagra. Annas ini dibentuk untuk membenturkan sunni dan syiah di Indonesia. Isunya jelas syiah kafir dan karena kafir maka perlu diberantas.

Potensi bentrok dgn label anti syiah dan mengatas-namakan sunni ini, besar sekali. Bukan syiah saja sasarannya, tetapi juga ulama2 sunni dan komunitas plural di Indonesia. Label syiah itu mirip label PKI, jadi siapapun yang dituding syiah harus dibasmi. Ini memang propaganda besar2an dgn masuknya dana ratusan miliar dari saudi ke indonesia.

Apakah agama lain tidak perlu waspada dan berkata, "ah itu masalah internal mereka" ? Jangan salah. Ketika isu sunni syiah berhasil di gerakkan di Indonesia, maka umat agama lain akan sengsara, karena api isu itu akan melebar kemana2 di negara yg mayoritas muslim ini. Selain syiah, agama lain terutama kristen akan diincar.

Saya bukan paranoid atau mengada2. Suriah, Libya, Irak mempunyai pola yang sama. Tujuan kedepannya menjatuhkan pemerintahan yang sah.

Jadi kenapa saya kadang mengangkat tema syiah adalah supaya kita lebih waspada dan mempunyai pengetahuan utk itu. Ketika momennya tepat untuk Indonesia dibenturkan, kita sudah paham apa yg terjadi.

Ini murni politik dan bukan agama, agama hanya kuda tunggangan saja. Jadi tidak perlu lagi komentar tentang "berdamailah", atau " sudahilah untuk apa sih berebut surga" dàn segala bla bla yang gamang. Tidak ada masalah di sunni dan syiah, yang ada adalah agenda politik yg didisain berbaju sunni dengan mengatas-namakan menyerang syiah, yang akan digunaka untuk menguasai sumber daya alam Indonesia.

Soempah Pemoeda

Semoga paham ya, ipan gunawan... Selamat hari sumpah pemuda..

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Rabu, 11 November 2015

Cinta Itu Tidak Buta

Kasus 1

Lidya tiba-tiba menjalin hubungan dengan pria tetangga rumah. Orang tuanya bingung sebab mereka mengenal pria tersebut dan orang tuanya, baik anak maupun orang tua bukanlah orang-orang yang “baik” . Ayah pria itu adalah teman orang tua Lidya. Ayah Lidya sudah mengenal sejak kecil, dan tahu bagaimana sifat dan cara hidupnya. Dan ternyata cara hidup yang tidak baik itu menurun ke anaknya.. Akan tetapi Lidya tidak bisa menerima pendapat itu. Lidya sangat cinta pria tersebut. Dia merasa tidak bisa lepas darinya. Karena orang tua Lidya merasa sayang kepada Lidya, maka mereka terus memberi nasihat untuk mempertimbangkan pilihan Lidya itu sambil menunjukkan hal-hal berkaitan dengan kepribadian pria tersebut. Namun Lidya tetap bersikukuh untuk terus dengannya. Bahkan ketika orang tua mengancam tidak akan memberi warisan kalau nanti menikah dengan pria tetangga itu, Lidya berani menjawab, tidak mendapat warisan juga tidak apa-apa.

Akhirnya Lidya menikah, bahkan sebelum menikah, saking cintanya, Lidya sudah menyerahkan kegadisannya. Pernikahan berjalan lancar, dan menurut kata orang Lidya berbahagia. Sebab beberapa waktu kemudian Lidya sudah mengandung dan kehidupan ekonomi mereka nampak cukup. Mereka nampak sering bersama, baik ke acara keluarga, sosial, maupun ibadah.



Akan tetapi lebih dari 20 tahun kemudian Lidya baru berbagi, bahwa selama 20 tahun pernikahannya dia tidak pernah berbahagia. Benar ayahnya, suaminya tidak bertanggung jawab. Suaminya relatif tidak mau bekerja. Hampir selama 20 tahun ,Lidya yang harus bekerja keras untuk membiayai semau kebutuhan. Dan benar pula ayahnya, suaminya tidak baik moralnya, Selama suaminya bekerja ( yang hanya beberapa waktu ) , suaminya selingkuh. Bahkan setelah tidak bekerjapun masih selingkuh. Suaminya selingkuh dengan beberapa wanita.

Dalam hubungan suami isteri Lydia hampir tidak menikmati kepuasan. Karena tingkah laku suaminya, Lidya menjadi dingin, dan melayani suami dengan terpaksa.

Semula menurut Lidya cinta itu segala-galanya, akan tetapi kehidupan rumah tangga telah membuktikan “perasaan cinta”tidak cukup untuk membawa kebahagiaan.


Kisah 2

Joko seorang mahasiswa yang cukup ganteng. Beberapa wanita tertarik kepada Joko. Akan tetapi ternyata Joko jatuh cinta kepada wanita tetangga rumah yang sepuluh tahun lebih tua darinya. Keluarga dan teman-teman memberitahu Joko bahwa pernikahan itu akan sulit, namun Joko mengatakan tidak sulit. Asal cinta maka semua bisa diatasi. Ada yang memberikan penilaian dari berbagai sudut pandang. Dari segi fisik , nanti istrinya sudah menopause, dia masih menyala-nyala. Dari segi ekonomi, istrinya sudah mapan, dia baru merintis. Dan lainya lagi. Namun semau pertimmbangan itu kalah dengan jawaban, cinta itu bisa menyelesaikan segala sesuatu. Asal ada cinta, semua bisa diatasi.

Selama berpacaran Joko juga sudah melakukan hubungan badan. Itu juga membuat Joko sulit untuk berpisah dengannya. Joko sangat menikmatinya.

Pernikahanpun terlaksana. Dan selang beberapa bulan, Joko merasakan hal-hal yang tidak diduga pada waktu dulu. Komunikasi ternyata sulit. Keuangan berbeda cara pandang. Bahkan hubungan badan pun tidak seindah dulu. Istirnya sangat dominan dalam segala hal. Dalam hal mengatur rumah, uang, bahkan dalam berhubungan suami isteri. Joko terpuruk sebagai laki-laki.

Cinta ternyata bukan segala-galanya.

Bukan hanya Lidya dan Joko yang beranggapan cinta adalah segala-galanya. Banyak orang berpendapat demikian. Cinta itu buta, demikian katanya. Cinta bisa mengatasi segala kesulitan. Cinta bisa menopang segala tantangan. Contoh-contoh tentang kerusakan hubungan dari orang-orang yang dulu nampak begitu mesra dan mengatakan cinta telah menyatukan segala perbedaan tetap saja tidak diterima sebagai satu peringatan.Bahkan ada penulis lagu yang menulis syair, “Terima kasih cinta” sementara cinta nya sendiri juga tidak berjalan baik.

Marilah kita perhatikan beberapa prinsip berikut.

Perasaan tertarik berbeda dengan cinta

Pada umumnya orang memiliki perasaan tertarik kepada lawan jenis. Namun perasaan tertarik itu berbeda dengan cinta. Perasaan tertarik ingin dipuaskan. Ketika tidak dipuaskan akan merasa merana, terluka, kesepian, dan lain-lain.

Perasaan bisa muncul dari berbagai faktor, karena masa kecil tidak mendapat pengasuhan yang baik, karena kehilangan ibu atau ayah yang begitu mengasihi, atau karena memiliki pasangan merupakan harga diri, atau bahkan bisa muncul karena adanya ikatan romantisme budaya. Karena itu perasaan bisa muncul kapan saja, dan kadang-kadang bisa tidak dimengerti alasannya.

Sewaktu SMA ketika saya berjalan di lorong sekolah, tiba-tiba saya berpapasan dengan seorang gadis. Hati saya berdebar. Gadis itu bersahaja, manis, dan jawa. Saya tertarik kepadanya. Dan itu tiba-tiba, sekalipun saya tidak tahu hidupnya seperti apa, latar belakangnya seperti apa. Perasaan itu muncul begitu saja. Namun itu bukan cinta. Seberapapun kuat perasaan itu.


Cinta itu lebih dari perasaan

Dalam cinta ada perasaan, namun cinta melebihi perasaan. Perasaan tertarik bisa menjadi awal memahami cinta, akan tetapi harus diteruksan dengan pemikiran yang matang.

Cinta itu harus melihat. Melihat berbagai hal. Jadi setelah tertarik, perlu diikuti dengan pertanyaan apakah saya bisa hidup bersama dengan nya? Juga apakah dia tertarik kepadaku dan bisa hidup bersamaku?

Cinta itu harus melihat kepribadian

Mencintai seseorang berarti mampu menerima kepribadiannya. Karena itu harus mengerti lebih dulu kepribadiannya. Rasa tertarik bisa muncul hanya dengan melihat wajah atau suara. Akan tetapi cinta akan dipastikan setelah memahami kepribadiannya dan ternyata mampu menerima kepribadian itu dan bahkan bisa menikmati hidup dengan kepribadian itu.

Bagian kepribadian yang penting untuk diperhatikan adalah : tata nilai, sifat-sifat, cara berpikir, bagaimana berelasi dengan orang, dan juga apa kesenangan-kesenangan ( serta ketidaksenangannya ).

Bagaimana tata nilainya tentang uang? Tentang kejujuran? Tentang pekerjaan? Apakah saya bisa hidup dengan orang yang memiliki sikap gila kerja? Apakah saya bisa hidup dengan seseorang yang mengejar uang karena pengalaman kemiskinan masa lalu?

Bagaimana sifat-sifat nya? Apakah saya bisa menerima orang yang suka menyendiri? Apakah saya bisa menikmati kebersamaan dengan orang yang suka berdamai sehingga cenderung kompromi? Apakah saya bisa hidup dengan orang yang dominan? Apakah saya bisa menjalani hidup dengan orang keras kata-katanya dan mungkin tindakannya?

Bagaimana cara berpikirnya ? Apakah saya bisa bersama-sama dengan orang lambat mengambil keputusan? Apakah saya bisa menikmati kebersamaan dengan orang yang praktis cara berpikirnya?

Kepribadian seseorang tidak selalu kelihatan. Perlu belajar memahami orang. Orang yagn sejak kecil diperlakukan dengan keras, lalu menyimpan kekerasan, bisa tersembunyi dalam wajahnya yang lembut. Atau orang yang memiliki dendam dengan kemiskinan dan akan mengejar uang sekeras-kerasnya akan tertutupi dengan cara belajarnya yang mengesankan selama kuliah.

Perasaan yang hebat akan musnah setelah menjalani hidup dengan orang yang kepribadiannya tidak bisa diterima.

Cinta harus melihat kepribadian, Cinta tidak buta.


Cinta itu melihat latar belakang.

Mata yang indah itu begitu menawan dan membuat berdebar-debar. Namun belum tentu seorang pria kemudian bisa hidup dengan seorang wanita dengan mata menawan. Pria tersebut harus hidup dengan keseluruhan wanitaitu. Dan keseluruhan orang tersebut mencakup latar belakangnya.

Cinta akan mampu menerima seseorang bersama latar belakangnya. Karena itu ketika tertarik orang perlu dilanjutkan dengan mengerti latar belakangnya, mencakup latar belakang keluarga, suku, pendidikan, teman-temannya. Setelah itu baru bisa menilai apakah rasa tertariknya diikuti dengan kemampuan untuk menerima dia dengan latar belakangnya atau tidak.

Apakah saya bisa hidup dengan seorang wanita cantik , namun memiliki orang tua yang menuntutnya untuk tetap tinggal di rumah? Apakah saya bisa menikmati kebersamaan dengan seorang wanita cerdas, namun orang tua nya tidak punya pendidikan dan hanya seorang sopir becak ? Apakah saya bisa hidup dengan seorang wanita seksi namun dulu telah sering tidur dengan beberapa pria? Apakah saya bisa menjalani kehidupan dengan seorang wanita dengan bibir menawan, namun ayahnya dipenjara karena korupsi ?

Demikian juga apakah saya bisa hidup bersama dengan seorang pria gagah, namun dominasi ibunya sangat kuat ? Apakah saya bisa hidup dengan pria lemah lembut, akan tetapi berbeda suku dengan tatacara hidup berbeda?

Cinta buta akan mengatakan saya bisa. Sebab tidak memahami bagaimana menjalani hidup dengan hal-hal seperti itu. Dipikir kalau perasaan begitu kuat, hal tersebut diatasi. Tidak. Menikah dengan pria yang ibunya begitu dominan akan membuat seorang wanita tidak bisa memiliki pria tersebut. Apa yang dimimpikan lenyap dalam pernikahan. Setiap latar belakang membutuhkan cara hidup tertentu untuk menjalani.

Karena itu harus belajar dengan seksama, lalu membuat perhitungan, apakah mampu menjalaninya. Karena cinta membuat pertimbangan dan menilai, lalu dengan penuh kesadaran menjalani.


Cinta melihat konsekuensi

Jadi cinta melihat konsekuensi dan sanggup menjalani konsekuensi itu. Orang yang mencintai tidak buta, pokoknya nanti pasti bisa asal kita jalani bersama. Orang yang demikian adalah orang yang asal jalan, tidak melihat kehidupan, dan akan terpuruk.

Ketika sudah membuat pertimbangan dan melihat resiko, lalu sanggup untuk menjalani, maka dia akan menjalani setiap keadaan dengan penuh tanggung jawab. Dia tidak marah, kecewa, namun akan menempuh kehidupan bersama saling mendukung, atau dia akan menopang. Perjalanan cinta itu akan menjadi perjalanan kehidupan yang bermakna. Sekalipun bisa jadi perjalanan itu tidak mudah.


Cinta itu melihat kebahagiaan pasangan

Cinta tidak mengatakan ,”Puaskanlah perasaanku “. Tetapi cinta memikirkan kebahagiaan orang lain. Karena itu, ketika perasaan tumbuh dan membuat pertimbangan lalu merasa bahwa kebersamaan itu justru akan menyulitkan pasangan, dia akan dengan kesadaran melepaskannya.

Cinta tidak memaksa. Cinta akan siap jika yang dicintai mengatakan tidak.

Karena itu ketika perasaan tertarik itu membawa ke dalam kesatuan, ia tidak semata-mata ingin mendapatkan kepuasan. Ia akan berjuang untuk membahagiakan pasangannya. Dan karena menyadari bahwa kesatuan cinta bukanlah sekedar memadu rasa, ia akan berjuang dalam hal ekonomi, menata rumah, mendidik anak, menghormati ke 2 orang tua, dsbnya.


Kedewasaan adalah kunci dasar kemampuan mencintai

Kunci seseorang mampu mencintai adalah kedewasaaan. Kedewasaan ini diukur dari kemampuan berpikir yang luas, tidak pendek dan sempit. Kedewasaan diukur dari kemapuan menerima perbedaan dan menghargainya. Kedewasaan diukur dengan kemampuan menanggung kesulitan-kesulitan dan mengutamakan orang lain. Kedewasaan juga diukur dari kemampuan berdaya juang untuk mencapai tujuan hidup.

Kedewasaan bisa menata gejolak perasaan-perasaannya tapi juga bisa menikmati keindahannya.

Jika sudah dewasa maka dia akan memiliki cinta yang melihat. Dan dia siap untuk mencintai

Penulis: Gunawan Sri Haryono (https://www.facebook.com/gunawan.haryono.7)
Read more ...

Senin, 09 November 2015

KEINDAHAN HIDUP WANITA JAWA

Selama beberapa tahun setiap hari jumat saya biasa duduk di bangsal Wisomarto, di depan Kori Kamandungan Kraton Kasunanan Surakarta.
Di Bangsal Wisomarto setiap hari banyak orang duduk untuk menikmati suasana kraton atau sekedar melepas lelah. Saya termasuk di antara orang yang ingin menikmati suasana Kraton Surakarta.
Namun di situ saya menemukan banyak pelajaran kehidupan yang mentakjubkan. Berikut adalah salah satunya.

Wanita Jawa
Suatu hari sementara saya menikmati suasana di depan kraton, ada seorang ibu yang  menggendong tenggok besar, ikut duduk di bangsal Wisomarto. Ternyata ibu tersebut berjualan telor. Tenggoknya berisi telur ayam dan telur bebek. Hebat juga ibu tersebut, karena tenggok itu cukup besar. Lagi pula rumahnya juga cukup jauh, di daerah selatan Grogol, kira-kira 5 km dari kraton Surakarta.Ia berjalan kaki membawa telornya ke para pelanggan.
Ibu tersebut sangat ramah, sehingga kami bisa berbicara cukup banyak. Dan akhirnya beliau mau menceritakan kisah hidupnya.
“ Sudah lama jualan telor Bu?” tanya saya.
“ Sudah sejak gadi mas” jawabnya
“ Ooo..sudah lama sekali...lha putranya berapa sekarang?”
“ Anak saya 1,sudah bekerja. Bersyukur, sudah mapan mas”
“Wah, lha kalau anak sudah mapan, koq ibu masih bekerja?” tanya saya penasaran
“o, iya jangan mengharapkan anak to mas. Selama masih bisa bekerja, ya harus cari penghidupan sendiri. Supaya bisa memberi cucunya” jawabnya sambil tersenyum.
“ Kalau bapak bekerja dimana?”
Ibu itu diam sebentar, lalu jawabnya, “ Bapak tidak ada di rumah”
“ Maksud ibu”
“ ya, ini lelakon yang harus saya jalani”
“ Ada sesuatu terjadi bu?”
“ Iya, mas. Bapak sedang kena goda orang” jawabnya sambil senyum sedih.
“Apa yang terjadi Bu” tanya saya ingin tahu.
“ Bapak beberapa kali kecanthol wanita...” jawabnya dengan pelan
“ o, iya? Terus bagaimana?” saya lebih ingin tahu.
Ibu itu diam agak lama. Kemudian dengan suara berat ibu tersebut melanjutkan.
“ Bapak beberapa kali kecanthol wanita. Tapi dulu bapak selalu pulang. Namun itu berulang dan tidak kapok-kapok. Bapak masih merasa kuat, belum merasakan hukuman Tuhan. Tapi ya saya selalu terima kalau bapak pulang.”
“Wah, berat ya Bu..”
“Berat mas, tapi ya ini lelakon. Bagaimanapun saya harus menjalani dan tetap harus menerima Bapak. Bagaimanapun dia adalah suami saya dan ayah dari anak saya”
Saya terpesona dengan jawabannya yang indah. Karena itu saya ingin tahu lebih lanjut.
“ Kalau yang sekarang bagaimana?”
“ Ini juga sudah lama mas. Bapak bekerja di satu perusahaan. Lalu kecanthol dengan juragannya. Entah bagaimana juragannya cinta kepada bapak. Nah, setelah dengan perempuan ini bapak tidak peduli dengan keluarga.” Ibu itu menghela nafas berat.
“Oooo, bgt ya?”
“Pulangnya jarang, dan malah kemudian tidak pulang. Sampai hari ini tidak pulang.”
“ Wah, sejak kapan itu bu”
“ Sejak anak saya SD”
“oo, sudah lama sekali?”
“Iya mas. Anak saya marah sekali dengan ayahnya. Dia sering mengatakan kata-kata yang tidak baik. Tapi saya selalu berkata kepada anak saya untuk tidak mengatakan hal-hal buruk tentang ayahanya. Bagaimanapun dia adalah ayahnya. Anak harus tetap menghormati ayahnya. Sekarang ayahnya sedang gelap mata, tidak tahu mana yang benar. Namun anak tidak boleh berkata buruk tentang ayahnya dan tidak boleh tidak hormat kepada ayahnya. ”
Wah,  saya terpesona dengan ibu tersebut. Kagum sekali. Inilah wanita jawa sejati. Seseorang yagn mengerti hakekat hidup.
Lalu ibu itu melanjutkan,” Sebagai wanita saya pernah sakit hati mas. Tapi terus saya pupus. Ini adalah lelakon hidup. Suami saya sedang dalam kegelapan, saya tidak boleh ikut-ikutan. Satu waktu suami saya akan sadar. Mungkin setelah nanti menerima akibat dari kesalahannya. Sejak itu saya bertekad yang penting saya bekerja keras untuk menghidupi anak saya. Bersyukur anak saya sudah bisa mandiri”
“  Bagaimana kalau satu waktu bapak kembali Bu?”
“ Saya akan menerimanya mas. Saya adalah istrinya hingga hari ini. Saya akan menunggunya. Saya mengatakan kepada anak saya, saya akan menunggu bapakmu. Dan kalau nanti bapak pulang dalam kondisi menerima hukuman,saya siap merawatnya sampai sembuh ataupun sampai dipanggil yang maha kuasa...”
Saya terdiam. Saya seperti berada di depan seorang filsuf.Ini bukan sekedar penjual telor. Ini pemilik kehidupan.
Saya bertanya untuk menguatkan,” Ibu siap merawat Bapak, kalau seandainya bapak pulang, tapi dalam kondisi stroke atau mengalami keadaan lainnya?”
“ Ya, mas. Itu sudah tanggung jawab saya sebagai istri...Saya siap merawatnya...” jawabnya dengan penuh kesungguhan.
Wah, bagaimana mungkin orang bisa memiliki jiwa sebesar itu. Saya memujinya, tapi ibu itu berkata, itu hal  biasa. Itu sudah kewajiban hidup. Katanya lagi,” Orang lain yang sakit saja saya mau menolong , apalagi ini suami dan ayah dari anak saya”
Kami masih berbincang beberapa hal lagi, dan akhirnya ibu tersebut melanjutkan perjalanannya sambil menggendong tenggok di punggungnya.
Saya memandanginya. Saya belajar banyak dari wanita tersebut. Wanita jawa sederhana,tapi itulah wanita jawa sejati yang pernah saya kenal. Wanita yang memahami kehidupan sebagai orang jawa. Dia tidak belajar dari bangku sekolah atau dari agama, dia belajar dari leluhur melalui kehidupannya.
Saya kagum, tapi juga merasa malu dengan kekerdilan hidup saya.

Penulis: Gunawan Sri Haryono
Read more ...

Sabtu, 07 November 2015

PANASNYA SURABAYA

Jauh sebelum ahok mengaum di depan anggota DPRD DKI, bu Risma walikota Surabaya bertarung sendirian melawan hampir semua anggota DPRD Surabaya.

Tri Rismaharini
Kisruh ini terkait penolakan keras RIsma terhadap agenda DPRD untuk membangun tol tengah kota Surabaya. Padahal proyek tol senilai 8 triliun itu sudah disetujui pusat. Jadi tinggal mencairkan dananya saja.

Penolakan Risma sangat beralasan karena ia tidak ingin Surabaya seperti Jakarta yang akhirnya macet tidak karuan, karena adanya tol di tengah kota yg akan memicu warga membeli mobil. Selain itu, konstruksi tol akan memicu banjir. Risma lebih ingin membangun transportasi publik yang bagus drpd membangun tol.

Penolakan Risma ini ditentang keras oleh DPRD, bahkan oleh partai pendukungnya sendiri, PDI-P. Maka dicari-carilah kesalahan untuk memecat dia dari kursi walikota Surabaya. Angket sudah disetujui oleh mayoritas dan tinggal proses pemecatan saja.

Pada saat itulah warga surabaya melawan. Mereka turun ke jalan2, mendatangi gedung DPRD, mencari2 anggota dewan sampai mereka ketakutan. Berita ini terdengar sampai ke pusat dan menjadi berita nasional. Gerah karena dituding tidak pro rakyat, para pimpinan partai pusat memerintahkan anggotanya di DPRD mencabut angket itu, dan Demokrat memecat anggotanya yang menjadi ketua. Situasi berbalik menghantam DPRD, mereka panik dan mulai saling menggaruk2 kepala teman di sebelahnya.

Keras kepalanya bu Risma dirasakan betul oleh warga Surabaya. Tapi kerasnya beliau seratus persen untuk warganya. Taman2 dipercantik, dijadikan tempat hiburan malam utk warga daripada mereka ke mall, ruang2 terbuka hijau diperluas, sekolah gratis dan banyak lagi. Bu Risma sudah menjelma sebagai seorang ibu bagi warga Surabaya dan mereka mencintainya dgn cinta anak kepada ibunya.

Itulah kenapa banyak calon dari partai yang mundur ketika Risma menjadi calon kembali. Bahkan wakilnya dulu yang sempat dia tolak tapi akhirnya terpaksa dia terima demi tidak berlarut2 masalah, berkoar menantang Risma. Tapi akhirnya, ada perintah bahwa PDI-P mencalonkan Risma dan si wakil yang tadinya ingin jadi walikota harus mendukungnya dengan menjadi wakil lagi. "Wakil lagi, wakil lagi. Gagal maning soon.." Begitu mungkin pikirnya.

Ya, siapa yang bisa melawan sosok ibu ini yang sudah melekat dihati anak-anaknya ? PDI-P juga cerdik jangan sampai Risma diusung partai lain, nasib mereka bisa seperti pilgub kemaren yang hanya mendapat suara sekitar 3% saja, karena calonnya belum memadai untuk bertarung di wilayah provinsi.

Menurut info yang beredar, bu Risma bisa menang mutlak 90% di pilkada tahun ini. Lawannya cuma sepasang dan mungkin yang nyoblos keluarga, saudara dan teman2nya sendiri.


Walikota Surabaya
Berita Risma sebagai tersangka tentu mengagetkan karena itu datangnya dari Kejati, institusi hukum resmi. Meski sudah dibantah Kapolda, bahkan Kapolri, masih menyisakan pertanyaan ada apa sebenarnya di balik ini ? Kasusnya pun bukan kasus korupsi, tapi pengaduan warga yg tidak puas terhadap keputusan Risma di pasar turi.

Kita jadi teringat kasus kriminalisasi ketua2 KPK beberapa waktu lalu. Dan kemungkinan akan dilakukan hal yang sama terhadap calon daerah lain yang kuat seperti Ahok misalnya. Warga kampung pulo yg tidak puas tiba2 mengadukan Ahok dan karena pengaduan itu Ahok tiba2 ditetapkan jadi tersangka. Apakah karena itu si penyanyi country memulai deklarasinya di Kampung Pulo ? Wallahu 'alam.

Tidak mudah menjadi orang jujur di negeri para bedebah ini. Tetapi semua itu layak diperjuangkan dan dikawal dengan benar. Dan hanya orang2 benar yang bisa bermain politik dengan cantik dan benar pula.

Rasanya secangkir kopi layak diseduh malam ini, semoga besok hantaman akan berbalik ke si pembuat kampanye hitam. Selamat datang di era pertaruhan. Ini pilkada2 terpanas yang bisa kita rasakan.

Betul begitu, bang ivan gunawan ? "Terserah nassar aja deh, kasian dia udah gak naek mobil lagi sekarang. Disita ma mantannyaa.."
Read more ...

Kamis, 05 November 2015

POLITIK KARAKTER

Yang menarik sebenarnya melihat pergeseran dalam langkah2 politik sekarang ini.

Pada masa kegelapan, seringkali kita melihat politikus dan pejabat beriklan di media TV dan koran. Tema yang diangkat bermacam2 dan yg terbanyak adalah tema anti korupsi. Sepertinya mereka ingin ter-citrakan putih bersih sampe ke celana dalam. Tapi itu dulu dan sekarang sudah tidak laku.

Apa yang dilakukan para pemimpin2 muda sekarang jauh dari polesan. Mereka lebih terbuka, bebas dan merdeka. Mereka membangun karakter yang kuat dalam kepemimpinannya.

Mari kita lihat seberapa kuatnya karakter mereka sehingga mereka bisa terangkat dan menjadi media darling atau kesukaan media.

Jokowi masih yang terkuat karakternya. Pribadinya yang pendiam dan sosoknya yang tidak diperhitungkan, dijadikannya jembatan untuk membalik semua anggapan orang. Ia melakukan pembangunan dimana2 dari yang ekstrim sampai yang biasa. Ia tidak perlu menonjolkan citra bahwa ia sebenarnya orang sederhana, karena ia sejak dahulu sederhana. Makan di warteg, ngopi di warkop bukan hal yang perlu di-iklankan. Tetapi keras kepalanya itulah yang menimbulkan banyak kekaguman. Ia tipikal pendiam tapi pembangkang.

Indonesia

Ahok adalah sosok kontroversial. Ia china dan kristen, dua hal yang selama ini selalu dijadikan pembatas di lingkungan mayoritas. Tetapi ia melabrak semua sekat dengan gaya pesisirnya yang keras dan membuat orang banyak tersentak. Ia sangat dibenci lawan politiknya, tetapi kebencian itu malah digunakannya untuk menaikkan namanya. Ia menjadi lawan kata dari ciri2 pejabat masa lalu yang masih menduduki jabatan masa kini. Namanya menjulang justru karena serangan lawan politiknya. Ia tipikal pemberontak, dan sialnya, banyak yang suka gayanya.

Bu Risma adalah sosok wanita satu2nya yang berkarakter kuat. Ia bisa tercitra menjadi seorang ibu yang bekerja dan bertarung untuk hidup layak buat warganya, yang selalu meng-asosiasikan diri sebagai anaknya. Menjadikan Surabaya yg kumuh menjadi kota yang asri itu sudah langkah luar biasa. Tapi ia meningkatkan taruhannya melawan DPRD yang sudah mengantongi kesepakatan membangun tol tengah kota. Ia membawa kasus ini menjadi kasus nasional sebagai perlawanan terbesarnya. Dan, gilanya, dia menang. Namanya yang harum ini membuat lawan politiknya keder dan mundur barengan saat pilkada. Siapa orang waras mau melawan dia sekarang di Surabaya ? Kalau pun ada, itu cuman buat pantas2an.

Ridwan Kamil adalah tipikal manusia bebas. Ia anak kota yang gaul dan kekinian. Ia aktif sekali di media sosial, bukan hanya mengabarkan hasil kerjanya, tapi juga memperlihatkan jati dirinya yang terbuka. Ia menggoda rakyat bandung dgn celotehannya yang nakal, ia bergabung dengan suporter Persib dan berada satu baris dgn mereka. Ia dan warganya sama, gak ada bedanya. Gak ada jaim-jaimnya.

Ada beberapa pemimpin yang bagus, komitmen dan jujur di daerah lainnya, tetapi itu belum cukup mengangkat namanya ke tingkat nasional. Mereka butuh momen dan memperkuat karakter mereka sendiri. Karakter yang orisinal bukan pemanis buatan.

Kesamaan mereka semua adalah mereka terbang namanya karena mereka mampu memanfaatkan situasi yang ada.

Jokowi, ahok, bu risma adalah contoh pemimpin yang justru namanya naik karena dibenci lawan politiknya. Lawan mereka tidak sadar, bahwa setiap serangan mereka, baik itu di media maupun demo massal berpotensi menaikkan rating mereka. Media akan terus menerus meliput apa yang mereka lakukan, tindakan apa yg mereka kerjakan, dan kesalahan apa yang mereka dapatkan. Sedangkan Ridwan Kamil lebih populer di media sosial. Ia seperti kita senang bercanda, saling berolok dengan riang di dunia maya.

Inilah yang tidak mampu diterjemahkan dgn baik oleh lawan mereka yang masih pakai gaya lama, beriklan. Lawan mereka masih sibuk di seputar hal kumis, santun, bersih, putih sambil menangkupkan kedua tangan didada dan tersenyum di depan kamera memperlihatkan taringnya yang tajam. Cara lama yang bahkan ayam-pun malas mematuknya.

Pancasila
Saya jadi ingat buku "The fall of advertising and the rise of PR". Kita sudah berubah arah, bukan ke pencitraan sosok lagi tetapi berubah ke apa yang dikerjakan. Dan konsep "apa" itu melekat sangat kuat dalam benak orang berupa penghargaan. Dan kalau orang sudah menghargai, jari mereka-pun akan ringan untuk memilih mereka kembali.

Tapi seperti di dalam cerita mana saja, ada tokoh baik dan selalu ada tokoh jahat.

Tokoh jahat yang karakternya kuat itu ada di Haji Lulung yang jika ada pengemis, pengemisnya yang malah memberikan uang untuk dia. Ada juga Jonru yang menjual semua yang dia punya, bahkan kehormatannya, untuk sekedar mendapat ribuan like karena itu ada hubungannya dgn iklan supaya asap dapur terus berkibar.

Ada Fahri Hamzah yang harus mengomentari apapun, asal kamera menghadap dia. Ada juga model Ratna Sarumpaet yang harus berteriak apa saja, supaya tetap di sewa sebuah acara di media.

Tapi biar bagaimanapun, mereka berhasil karena orang banyak meresponnya dan, bagi sebagian dari mereka, itu bisa jadi mata penghasilan tetap yang lumayan dan menaikkan strata sosialnya.

Ini mungkin bisa jadi pelajaran yang bagus untuk Hari Tanoe yang tidak pede untuk melakukan sesuatu, kalau tidak melalui jaringan medianya. Atau bang Rhoma yang menonjolkan kegagahannya sebagai seorang idaman wanita untuk mencari wanita lain, eh sorry, untuk menaikkan peringkatnya.

Bagaimana dengan Ibas ? Kalau ini memang caranya selalu retro. Kebakarannya di Kalimantan, nanam pohonnya di Senayan. Ia teguh dengan prinsipnya, "ini cara gua lu mau apa ?" Begitulah kira2.

Kalau pak Prabowo ? Kalau beliau ini selalu terkenal dan dikenang sepanjang masa. Tapi di komunitas kecilnya.
Read more ...

Selasa, 03 November 2015

DIMANA BATAS SABAR

 Dulu saya pernah ditanya seorang teman, "Dimana batas sabar ?"

Saya terdiam. Buat saya sabar itu tidak ada batasnya, tapi bagaimana menjelaskannya kepada seseorang yang sedang dalam situasi kesulitan dan berharap mendapat sedikit pencerahan ?

Saya bukan tipikal orang yang suka berbicara klise tanpa makna. Karena ketika saya menyampaikan sesuatu dengan kosong, sama saja saya hanya menghibur diri sendiri tanpa sedikitpun saya belajar darinya.

Saya yakin Tuhan paham ketidak-mengertian saya, maka saya-pun diajari-Nya. Saya dijatuhkan dalam kesulitan yang dalam dan bertingkat2. Selesai satu masalah, masalah lain datang dgn kekuatan yang lebih hebat. Goyang semua dunia, gemetar seluruh anggota badan, luluh lantak kemampuan otak, saya lunglai tak berdaya. Pasrah.

From Allah To Allah
Situasinya seperti saya diterjunkan ke lautan luas sedangkan saya tidak bisa berenang. Tangan panik menggapai2 mencari pegangan, tapi pegangan apa ? Air dimana2.

Akhirnya tubuh tenggelam perlahan2. Dada sesak tertekan sekian ton air yang semakin dalam semakin kuat. Mau pecah rasanya.

Sampai pada titik kedalaman tertentu yang saya tidak paham, ternyata tubuh beradaptasi dengan situasi. Mata bisa melihat di kegelapan. Rongga paru melebar dan nafas pun teratur pelan2. Tubuh mulai bisa mengatur irama untuk bergerak dan mengalir.

Apa yang saya lihat di kedalaman ? Sungguh mengagumkan. Saya melihat ikan2 berwarna indah yang tidak pernah saya lihat di permukaan. Saya melihat kerang2 berisi mutiara yang menyilaukan yang bahkan tidak pernah terbayangkan. Saya menyusuri semua karang dengan pandangan terpesona dengan berpatokan pada nasihat2 keluarga Rasulullah.

Inikah yang dinamakan kebijaksanaan itu ? Dalam sekali maknanya. Jujur, saya sangat menikmatinya. Saya menjadi sedikit paham kenapa bunda Theresa begitu menikmatinya. Saya menjadi mengerti kenapa Mahatma Gandhi membuang baju duniawinya. Saya menyelami kedalaman pemikiran para Imam yang mengajarkan saya sedikit ilmunya.

Tahun demi tahun berlalu dan sedikit demi sedikit pengetahuan saya meningkat, wawasan saya terbuka. Saya banyak menguliti sifat keduniawian yang begitu bergantung pada materi meski belum semua. Pantas saja mereka yang berada di kedalaman, muak melihat kemunafikan yang ada di permukaan.

Saya belum pernah bertemu lagi teman saya yang dulu bertanya, "dimana batas sabar ?" Entah dia kemana. Tetapi saya langsung teringat padanya ketika seseorang yang baru saya kenal bertanya hal yang sama, "Bang, menurut abang dimana batas sabar ? Apa benar sabar tidak ada batasnya ?"

Saya tersenyum, "Sabar ada batasnya, yaitu syukur. Ketika kita bersyukur atas semua hal, maka sabar akan melebur dengan sendirinya... " Dan bla bla saya bercerita banyak kepadanya tanpa terasa sudah dua gelas kopi tuntas di meja.

Menakjubkan ketika kita akhirnya memahami makna kekayaan tidak terletak pada materi, karena materi itu adalah tingkat pemahaman terendah yang dimiliki manusia. Materi sangat mudah hilang, tetapi kebijaksanaan adalah harta karun yang menetap selamanya.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 01 November 2015

DEMI HUSSAIN

Ketika seorang teman nasrani mengupload foto seorang pendeta yang sedang mengusap kepala seorang bapak, tidak terasa saya menjadi begitu terharu.

Saya merasa terlempar ke masa sekian ribu tahun lalu, saat pasukan Yazid bin Muawwiyah berbaris dan barisan paling depan memegang tombak yang diatasnya terpancang kepala Imam Hussain as, yang mereka penggal saat pertempuran yg tidak seimbang. Sedangkan di belakang barisan berjejer keluarga Imam yang tersisa, berjalan dengan dirantai, kehausan dan kelaparan.

Demi Hussain
Seorang pendeta nasrani yang kaget melihat barisan pasukan besar dengan berani menghampiri kepala pasukan dan bertanya, "kepala siapa yang kalian taruh di mata tombak itu ?" Kepala pasukan dengan bangga berkata, "seorang pemberontak. Namanya Hussain bin Ali bin Abu thalib.."

Kaget pendeta itu dan spontan bertanya, "Apakah dia cucu Muhammad, Nabi kalian ?" Kepala pasukan mengangguk. Pendeta menawarkan mereka semua istirahat sejenak karena hari mulai malam.

Malamnya, pendeta mendatangi kepala pasukan dan memohon untuk sebentar saja membawa kepala Imam Hussain as dan dia berani membayar. Sesudah sepakat, pendeta lalu membawa kepala Imam Hussain as ke biliknya. Ia memandikan kepala yang kotor dan berdebu itu, memberikannya wewangian sambil terisak dan terus menciuminya.

"Wahai cucu Muhammad, gerangan apa yang membuat mereka sekejam ini kepadamu ? Bukankah datukmu yang membawa ajaran kasih kepada umat ini ? Beginikah balasan mereka kepada cucu Nabinya sendiri ?"

Peristiwa Karbala adalah peristiwa besar yang namanya tidak kunjung padam. Bahkan setiap arbain, 40 hari kematian Imam Hussain as dan syuhada2nya, lebih dari 20 juta orang berjalan bersama2 memperingati perjalanan penuh darah itu dari Najaf ke Karbala sejauh 80 km. Dan itu bukan hanya umat muslim, para pendeta-pun berjalan bersama karena mereka mempunyai emosi yang sama.

Demi Hussain
Saya banyak belajar dari kisah ini, karena ruh-nya menyebar ke seluruh dunia dan membuat para pejuang revolusi menundukkan kepala menghormati perjuangannya. Soekarno, Mahatma Gandhi, Che Guevara dan banyak lagi. Ini bukan tentang agama. Ini tentang kemanusiaan yang diinjak2 dan dilawan dengan penuh keberanian. Kisahnya begitu lengkap mulai dari penghianatan sampai keajaiban yang terjadi di medan perang.

Secangkir kopi pagi ini entah kenapa menjadi hambar.

Dan ketika saya heran kenapa dulu teman2 syiah begitu dalam memukul dada mereka sambil menangis, saya akhirnya paham bahwa mereka ingin meredakan rasa sakitnya. Sakit yang mereka pendam begitu lama dan mereka jadikan api untuk membela kemanusiaan dimanapun peristiwa itu berada. Demi Hussain.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com