Berapa banyak ayat di kitab suci yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal dan berfikir ? Sangat banyak. Bukan hal yang sia2 Tuhan menyematkan akal kepada manusia. Disana Tuhan menurunkan nikmat dan memberikan siksa.
Akal disematkan supaya manusia mengenal Tuhannya. Semua petunjuk2 dipaparkan melalui triliunan peristiwa dan dijabarkan melalui lisan para manusia suci-Nya dan akal menyerapnya. Semua itu untuk keselamatan manusia didunia, supaya mereka tidak tersesat di rimba belantara ini.
Dari penjelasan itu sebenarnya kita sudah bisa memahami, apa yg terjadi pada manusia yang memaksa dirinya beragama tanpa menggunakan akal ? Mereka menjadi dungu, bebal, picik, mudah dicuci otak, lemah keyakinan dan ujungnya adalah fanatik, berakhir dengan radikal.
Tiba2 agama menjadi sebuah kebanggaan yg harus dipamerkan. Agama bukan lagi menjadi pelita untuk menerangi jalan gelap supaya kaki ini tidak salah melangkah. Agama malah dijadikan batu untuk melempar mereka2 yang sedang sibuk mencari dirinya.
Tidak berakal sinonim dengan gila. Gila karena terlalu bernafsu dengan seragamnya, dengan kelompoknya. Gila karena terlalu bangga dengan dirinya yang merasa sudah pasti mendapat surga. Gila karena nikmat akalnya sudah dicabut dan yang tertinggal hanya kebencian tanpa arah.
Agama Itu Akal |
Iblis selalu berada di pucuk pimpinan kelompok orang2 gila yang beragama dengan nafsu besarnya. Mereka berbaju ulama dengan penampilan dan pengetahuan yang membuat manusia merasa rendah diri ketika berhadapan dengannya. Ingat, iblis adalah ahli ibadah kelas wahid yang beribadah begitu kuat selama 600 tahun lamanya.
Dalam surat al-hijr sudah dibeberkan janji iblis yang mengerikan, "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan mereka) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya." Iblis hanya menyesatkan dengan membangkitkan nafsu manusia, selebihnya manusia itu sendiri yang terbelenggu nafsunya sehingga tidak mempergunakan akalnya.
Iblis mengajak mengaji, bukan meng-kaji. Iblis menyuruh kembali ke alquran dan sunnah, tapi menyasarkannya. Iblis mengajak shalat, tapi memperburuk ahlak. Iblis menyuruh memperkuat aqidah, yang menunjukkan kelemahan. Halus sekali cara penyesatannya. Ia bermain di ranah iman dan kesombongan. Ia mencampur-adukkan petunjuk dengan penyesatan.
Salahkah iblis ? Tidak juga. Karena ia sudah divonis sebagai penghuni neraka, dan ia tidak ingin sendirian. Iblis akan tertawa terbahak nantinya dan menyalahkan manusia yang mau mengikuti perkataannya untuk mengedepankan nafsunya daripada akalnya.
Dan kenapa Tuhan mengijinkannya berbuat begitu ? Karena Tuhan maha adil memberikannya bayaran atas kuatnya ibadahnya pada masa lampau.
Maka kita melihat sekarang begitu banyak manusia yang menjadi seperti iblis, beragama dengan kesombongan. Mereka menggunakan aksesoris2 keagamaan supaya orang melihat kepadanya dengan rasa takjub. Mereka memanfaatkan situasi itu untuk menjual ayat dengan murahnya untuk kepentingan dirinya.
Perhatikan saja dengan baik, ulama yang berbaju iblis selalu berlebih2an di dalam dunia. Mereka tidak mengenal konsep sederhana. Dengan dunianya yang berlebih, ia mengangkat derajatnya supaya orang tunduk, merasa rendah dan akhirnya mengikuti semua perkataannyaa tanpa menggunakan akal untuk mem-filternya.
Situasi inilah yang diprihatinkan Nabi Muhammad saw ketika berkata, "umatku pada akhir zaman jumlahnya banyak, tapi mereka seperti buih dii lautan.." Mudah terseret dalam kesesatan akibat terperangkap nafsunya. Baru ngaji sedikit, sudah mengkafirkan yang lainnya.
Secangkir kopi di pagi hari seharusnya menyadarkan akal bahwa ilmu itu tidak berada di ketinggian untuk digapai. Ia berada di kedalaman untuk digali.
Agama itu akal. Hewan tidak mempunyai agama, mereka hanya punya nafsu dan selalu berkelompok berdasarkan sifat dan jenisnya. Tuhan mengajari kita melalui alam sekitar.
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar