Breaking News

Islam

Politik

Kamis, 19 November 2015

HIDUP BODOH, MATI BODOH

Sejak akal kita mencapai tahap kedewasaan, atau dikenal dengan nama baligh, Tuhan mengajarkan kita melalui begitu banyak peristiwa.

Akal kita menyerap dan merekam semua peristiwa2 itu sehingga pengetahuan kita pun bertambah, seiring banyaknya ilmu yang kita dapat dari melihat, mendengar sampai mengalami sendiri peristiwa2.

Seluruh peristiwa yang dihadirkan kepada kita, tujuannya supaya kita mengenal diri kita sendiri. Dan ketika mengenal diri kita, kita pasti mengenalNya.

Tetapi begitu banyak kita kehilangan momen untuk mengerti makna dari peristiwa2 yang datang. Terkadang peristiwa2 itu datang dan pergi tanpa sedikitpun kita mampu menemukan maknanya. Apalagi ketika kita sedang jatuh cinta kepada dunia dan dunia sangat mencintai kita. Semakin kuat rasa cinta itu, semakin tebal kabut di akal kita.

Hidup Bodoh, Mati Bodoh Tanpa Mengenal

Ketika semua unsur duniawi berdatangan, kita menganggapnya sebuah kesuksesan. Semakin tinggi penghargaan orang kpd kita, maka kita akan semakin merasa sukses. Lihat, begitu bodohnya kita. Mengukur kesuksesan dari ukuran dunia, dimana semua itu sebenarnya hanya sementara saja.

Ada yang kita lupa bahwa di dunia ini sebenarnya adalah kesempatan kita untuk mengumpulkan poin2 amal. Begitu banyak poin berserakan, tinggal kita pungut dan kita kumpulkan. Dan menariknya lagi, poin2 itu datang sendiri kepada kita tanpa perlu kita mencarinya dengan susah payah. Orang miskin, anak yatim, saudara yang kesusahan, teman yg butuh pencerahan dan ratusan poin lainnya yang datang, kadang dengan model dan bentuk yang berbeda. Persis seperti kita main game, dimana datang poin2 bonus yg kita kumpulkan supaya bisa masuk ke level yg lebih tinggi.

Tapi, pahamkah kita bahwa itu poin yang harus kita ambil ? Bodohnya lagi kita, kita selalu mengabaikannya. Kita tolak mereka yg datang meminta bantuan karena kita lebih mementingkan kenyamanan diri kita. Kita sibuk mengumpulkan dan mempertahankan harta, sehingga dalam hidup, kita malah tidak berbuat apa2.

Kita tahu bahwa satu waktu kita akan ditanya, tapi kita tidak pernah mempersiapkan jawabannya. Karena mau jawab apa ? Tidak ada yg kita lakukan di dunia selain memikirkan diri kita sendiri. Kita ada tetapi kita tidak ada. Orang lain tidak mendapatkan manfaat apapun dari keadaan kita. Mereka hanya kenal kita secara fisik, yang memorinya bertahan saat mereka mengantarkan kita ke liang kubur sesudah itu hilang. Mereka tidak mengenal kita secara ruh, dimana meskipun jasad kita sudah tidak ada, tetapi mereka merasakan kehadiran kita dengan apa yang kita tinggalkan semasa hidup.

Pertanyaan yang tajam akan menghunjam kelak, seperti apa yang kamu lakukan di dunia dengan semua ilmumu, hartamu dan ibadahmu ? Apakah semua itu berfungsi utk membantu sesamamu ?

Karena semasa hidup kita bodoh, maka matipun kita dalam kondisi bodoh. Tidak paham harus menjawab apa nantinya ketika diminta pertanggung-jawaban terhadap fungsi kita di dunia ini. Seperti seorang murid yang tahu bahwa sebentar lagi ada ujian kelulusan, tetapi ia tidak mau belajar meski ia tahu dengan begitu ia terancam tidak lulus. Ketika akhirnya berhadapan dengan kertas soal, satupun tidak ada yang mampu dijawabnya karena memang ia tidak mengerti. Dan begitu dia berharap akan lulus ?

Akal adalah mahluk paling mulya yang diciptakan Tuhan untuk mendampingi manusia. Tidak mudah memang untuk melangkah, tetapi setiap kita menahan langkah, satu poin llagi hilang terabaikan..

Secangkir kopi pagi ini rasanya renyah ketika sayup2 suara chris martin lewat menyapa telinga,

"Nobody said it was easy,
No one ever said it would be this hard..
Oh take me back to the start...."

Penulis: Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com