Breaking News

Islam

Politik

Minggu, 28 Februari 2016

NGOBROL CINTA DENGAN HABIBIE

Dalam aktifitas sebagai konsultan komunikasi sebuah LSM, saya berkesempatan berjumpa dengan BJ Habibie di rumahnya. Kami menunggu di ruang perpustakaan yang teduh. Tidak lama menunggu, Pak Habibie muncul. Saya mengamati geraknya tetap energik. Gaya bicaranya masih memancarkan antusiasme.
Tapi usia memang tidak dapat dibohongi. Menjumpai Pak Habibie saat itu tetap saja saya melihat seorang lelaki yang telah melewati masa jayanya. Ada rasa lelah. Meski dia berusaha terus memompa semangat, tampaknya Habibie yang saya temui sore itu adalah seorang lelaki yang sadar, bahwa sebagai manusia dia sudah memasuki masa-masa istirahat. "Saya lebih suka dipanggil eyang," ujarnya kepada kami. Sebuah refleksi kesadaran tentang usia.

Kami duduk mengitari meja panjang. Obrolan mengalir. Muai dari kondisi pemerintahan sampai suasana masyarakat Indonesia. Juga sedikit soal teknologi pesawat. Dia bicara dengan gayanya. Tapi tetap saja, saya merasa energinya sudah tidak seperti Habibhie yang dulu. Habibie yang penuh gelora.
Obrolan kami kemudian menyerempet mengenai Bu Ainun. Mulai dari buku "Habibier & Ainun' yang ditulisnya sampai film yang menguras air mata itu. Saat itulah saya merasakan energi yang berbeda. Sinar matanya tiba-tiba menyala cerah. Senyumnya melebar. Bahasanya deras seperti air. Dan gerak tubuhnya lebih bersemangat. Ini seperti lelaki yang sedikit berbeda dibanding beberapa menit yang lalu.

Setiap kali menyebut nama Ainun, saya merasakan ada getaran yang luar biasa dari tekanan suaranya. Sepanjang bercerita, saya hanya mendengar kekaguman seorang pria terhadap sesosok wanita.
Bagi Anda yang pernah membaca buku 'Habibie dan Ainun' atau pernah menyaksikan filmnya, mungkin akan merasakan getaran yang sama. Buku dan film itu, melulu berisi ekspresi cinta seorang lelaki, seoran jenius teknologi pada jamannya, seorang mantan pejabat tinggi negara, dan seorang mantan presiden Indonesia terhadap sosok wanita.

Tapi begitu mendengar tuturan Pak Habibie secara langsung, getaran itu jelas lebih terasa. Menceritakan kenangan tentang Bu Ainun, saya mendapat kesan bahwa Habibie adalah seorang pecinta sejati. Bahkan hanya dengan menyebut nama Ainun saja energi lelaki itu seperti tumbuh kembali.

Sejak dulu saya kagum dengan Pak Habibie karena kejeniusannya. Bahkan Iwan Fals mengabadikan kecerdasan seorang Habibie dalam lagu Oemar Bakrie. Sebagai ilmuan Habibie sudah berada pada level puncak. Karyanya sampai sekarang tetap menjadi tonggak pengembangan teknologi pesawat terbang.
Saya juga kagum padanya karena berhasil mencapai karir tertinggi dalam politik, sebagai Presiden RI. Tapi sore itu, saya mengagumi Habibie sebagai seorang lelaki. Sejak perjumpaan dengan Bu Ainun puluhan tahun lalu, sampai sekarang --setelah beberapa tahun istrinya wafat-- dia tetap berhasil memelihara api cintanya.
"Saya sudah 77 tahun. Entah berapa lama lagi saya bisa bertemu ibu Ainun," begitu ucapnya. Enteng. Mungkin diucapkan dengan perasaan rindu yang menggelora.

Ngobrol Cinta Dengan Habibie

Tampaknya untuk urusan mencintai pasangan dengan hati yang penuh dan terus hidup, bisa dikatakan Pak Habibie adalah juaranya.

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Jumat, 26 Februari 2016

TENTANG MAKAN SIANG DENGAN PRESIDEN ITU

Hanya sebaris pesan pribadi, isinya singkat: "Saya mendapat tugas untuk menyampaikan, Bapak Presiden mengundang Mas Tomi Lebang, bla-bla-bla.... ". Lalu diikuti telepon dari kantor presiden, esok harinya.
Maka, Rabu siang kemarin, saya pun datang ke istana. Debar jantung saya biasa saja, sudah terlalu sering saya terjebak macet di jalan seberang istana hehe... (di seberang lho ya). Ada juga belasan orang lain. Di pelataran, sebelum masuk ruangan, saya bertemu kawan lama, Johan Budi.
Lalu Presiden Jokowi pun datang. Kami duduk di depan meja panjang -- meja makan besar -- dengan kursi yang serupa dan ketinggian yang sama, di ruang berlangit-langit tinggi, lampu-lampu gantung kristal dan ditunjang pilar-pilar putih.

Tak ada kata pengantar, tak ada moderator. Perbincangan berlangsung sembari makan dan sesudahnya, seperti obrolan siang di rumah-rumah. Kami bercakap hampir dua jam lamanya.
Presiden di tengah, diapit dua lelaki yang wajahnya karib sejak dulu, dua pentolan lembaga dan gerakan antikorupsi yang kini sehari-hari bersamanya: Johan Budi dan Teten Masduki. Ada pula dua staf khusus, Ari Dwipayana dan Sukardi Rinakit.

Tak ada yang istimewa.
Dan ini yang membesarkan hati saya untuk duduk di sini: saya mendengar cerita tentang Indonesia, rupa-rupa kabar tentang orang-orang di pemerintahan, informasi di balik peristiwa terorisme, harga-harga dan lain-lain, langsung dari tangan pertama -- dari mulut seorang presiden.
Saya berbicara, orang lain berbicara, bercanda dan ada yang mencela, tentang apa saja yang mengendap di pikiran. Juga konfirmasi tentang kebenaran kabar-kabar yang berseliweran, sebagian hanya hoax, langsung ke presiden.

Hanya itu. Dan sesungguhnya, semula saya tak ingin menuliskan kabar kongkow siang saya dengan presiden, Rabu kemarin. Tapi sejumlah tautan melintas pula di linimasa, dengan berita yang sudah menggelembung bahwa: kecebong ke istana, ini hasil dari puja-puji di media sosial, bla-bla-bla...

Dan saya tak perlu menjawabnya. 
Di negeri ini, masih begitu banyak orang memandang dunia di luar dirinya hanya dengan takaran diri-sendiri. Masih mengukur baju sendiri di badan orang lain. Ia sedang mencari pekerjaan, dianggapnya semua orang juga pencari kerja. Ia mungkin sungguh lapar, dipandangnya semua orang lain sedang butuh makan. Ia sungguh tamak, dan setiap orang dianggapnya serakah. Dan mungkin di benaknya, kenikmatan hidup itu baru datang bila beroleh kesempatan untuk menghamba pada penguasa.

Begitulah. Saya datang ke istana, Rabu kemarin, mengobrol dengan Jokowi, dan pulang dengan gembira karena saya mendengar bual-bual tentang Indonesia langsung dari tangan pertama. Dari mulut sang pemilik tahta, Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo


Oya, satu kabar saja dari saya, sodara-sodara. Ia masih berbadan kurus, wajahnya tetap tirus, dan kulitnya masih tak mulus-mulus. Setahun di singgasana, dengan makanan berlimpah, ia tetap tak gemuk-gemuk juga.
Selamat pagi, Indonesia..

Penulis: Tomi Lebang
Read more ...

Rabu, 24 Februari 2016

GENERASI GEOLOG

Seorang teman seumuran saya, geolog juga, bingung ketika anaknya hendak melakukan TA (tugas akhir). Anaknya duduk di tingkat akhir jurusan geologi di sebuah perguruan tinggi. Sang bapak ingat saya dan mengirimkan sms tadi pagi menanyakan apa kiranya tema TA di sebuah daerah di Indonesia dengan kondisi geologi begini. Aku bapaknya anaknya tahu saya dari publikasi-publikasi saya, hanya belum berani bertemu saya langsung. Kebetulan bapaknya teman saya, jadi mungkin dimintalah bapaknya untuk bertanya kepada saya, he2... Saya memberikan beberapa alternatif tema TA yang disambut gembira sang bapak, tetapi saya bilang ke teman saya itu, "Temani anaknya bertemu saya dan bawa peta geologi published daerah itu, nanti saya akan tunjukkan tema TA yang pas dengan kondisi geologinya". Teman saya lalu meneruskan, "Asyik, semoga Pak Awang bisa membimbing anak saya." Hm...

Seorang teman, lebih senior dari saya, geologi juga latar belakang pendidikannya, akhir tahun lalu mengirimkan e-mail kepada saya berisi visi dan misi Puteri Indonesia. Saya heran pada awalnya, apa hubungan saya dengan Puteri Indonesia, tetapi lalu segera maklum. Anaknya, seorang geolog juga, mengikuti seleksi Puteri Indonesia 2016. Sebagai seorang geolog, dia ingin membawa aspek-aspek geologi dalam pengembangan pariwisata Indonesia, visi dan misinya sebagai calon Puteri Indonesia ingin dikaitkan dengan geologi. Bapaknya meminta saya mengecek visi misi itu buat sebuah seleksi wawancara. Bapaknya bilang, "Anak saya tahu Pak Awang, tetapi dia masih malu kalau bertemu langsung Pak Awang". Hm...dalam hati saya berkata..gagal deh bertemu calon puteri, he2... Lalu saya koreksi visi misinya dan mengirimkan kembali email kepada bapaknya bersama tiga artikel saya tentang geologi Indonesia. Sorenya sang bapak kirim sms kepada saya mengabarkan dengan gembira bahwa anaknya lolos seleksi wawancara visi misi Puteri Indonesia. Saya ikut gembira tetapi tak mengikuti lagi bagaimana kabarnya kini.



Seorang teman saya, seorang geolog juga, seumur saya, beberapa tahun lalu saat anak pertamanya mengikuti tes di sebuah perguruan tinggi yang ada geologinya, berkata kepada saya, "Awang, nanti tolong ya anak saya dibimbing kalau masuk geologi." Saya tak menjawabnya hanya tersenyum sambil berkata dalam hati - dia sendiri kan seorang geolog, bahkan kedua orang tuanya geolog, kok minta saya yang bimbing ya...

-------------------------------------

Itulah sekelumit tiga kisah dari banyak kisah nyata yang saya hadapi saat para orang tua yang geolog meminta saya membimbing para anak-anaknya para mahasiswa geologi. Agak aneh bagi saya para geolog kawan saya ini merasa kurang PD -percaya diri membimbing anak-anaknya sendiri. Tetapi saya sangat memakluminya sebab saya tetap memelihara diri saya agar menjadi hardcore geologist seumur-umur, sementara para kawan saya ini kebanyakan sudah tidak banyak menangani hardcore geology dengan meningkatnya karier mereka.

Dan saya juga melihat tak banyak para geolog hebat di Negeri ini menurunkan anak-anaknya yang memilih geologi, dan kemudian menjadi sehebat orang tuanya. Bahkan ada yang drop out dari geologi. Mungkin anak-anak ini dulu dipaksa orang tuanya masuk geologi?

Anak-anak saya tidak memilih geologi sebagai profesi untuk hidupnya. Mereka memilih kedokteran. Bukan mereka takut kepada saya tidak bisa melebihi saya sebagai seorang geolog, atau takut saya bimbing dengan keras agar mereka bisa lebih baik dari saya. Tidak, kedokteran adalah pilihan mereka dengan segala konsekuensinya. Setahun saya membiarkan mereka berpikir, termasuk menerangkan geologi itu apa, profesinya bagaimana, bagaimana peranan saya bila mereka memilih geologi, dsb. Saya juga menerangkan kedokteran itu bagaimana, kuliahnya bagaimana, dsb. Kedokteran bukan barang asing bagi saya. Menjadi dokter adalah cita-cita saya dari kecil, dan saya pernah tercatat juga sebagai mahasiswa kedokteran.

Demikian... Tak masalah saya membimbing anak-anak para geolog, syarat saya hanyalah mereka harus rajin, kalau bisa rajin sekali.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Senin, 22 Februari 2016

FPI Sweeping Lesbian

Hati hati anda perempuan yang kos bareng, menghemat biaya kos, bisa dituduh lesbian.
Saya tidak tahu bagaimana mereka membuktikan suatu pasangan lesbian atau bukan. Mungkin mereka punya tester khusus untuk "dicobakan", mungkin parameternya dilihat dari skill. Mereka akan menonton proses pembuktian ini dan akan menjadi jurinya, jika skill dinilai oke, lalu tersangka akan ditangkap.


FPI Sweeping Lesbian

Setelah ditangkap, mereka akan bawa ke pengadilan, lalu diadili. Jika terbukti bersalah, lalu akan dipenjara. FPI mungkin akan membangun pengadilan sendiri dan kompleks lembaga pemasyarakatan sendiri, termasuk mengangkat juri dan hakim sendiri.

Karena perlu dana dan waktu untuk proses pembangunan ini, untuk sementara hukumannya akan berupa denda, lumayan dikumpulkan untuk uang kas.

Atau jika bukan denda, hukumannya mungkin menyegel kelamin para tersangka untuk waktu yang tidak ditentukan. Para suami harus lapor minta izin untuk membuka segel sementara jika hendak bergaul dengan istrinya. FPI akan memberikan kunci segel dengan batas waktu tertentu. Jika ingin memperpanjang izin, maka ada biaya administrasi tambahan yang harus diselesaikan.

---

FPI adalah satu satunya ormas yang memiliki kewenangan untuk menjalankan fungsi penegakan hukum dan sistem peradilan sekaligus, yakni fungsi kepolisian dan pengadilan sekalian. Tak ada organisasi sesakti ini di belahan dunia manapun.

Lebih sakitnya lagi, eh, saktinya, mereka tak memiliki akuntabilitas terhadap masyarakat, semua terserah mereka, karepe dewek. Mungkin kekuasaannya seperti kerajaan di zaman dulu.

---

Di suatu negara, biasanya ada saja yang sempalan dalam pemerintahan. Sebut saja Yakuza, Triad, Sicilian dll. tapi tak ada yang sehebat FPI yang bisa dengan terbuka dan tak tersentuh melakukan aktifitas mereka bahkan mendapatkan dukungan sekian bagian masyarakat.

Umat Hindu, Buddha, dll. tidak tertarik bikin ormas sejenis? Front Pembela Buddha, dll. Menggiurkan loh...

Penulis: Hendra Hendarin
Read more ...

Sabtu, 20 Februari 2016

DEGENERASI

Di Lapangan Sempur, Bogor, di seberang Kebun Raya, kemarin pagi setelah berlari dan beristirahat, saya mengamati empat orang di foto terlampir. Ada tiga orang pria yang usianya sekitar 60 tahun yang sedang ngobrol-ngobrol di bawah pohon. Saat saya berlari, ketiga pria ini berjalan kaki bertiga mengelilingi lapangan beberapa kali. Usai berjalan, mereka beristirahat di bawah pohon ini, kemudian pulang masing-masing berbeda jalan. Saya menebak mungkin mereka sudah pensiun dari pekerjaannya masing-masing, hanya bertemu pada hari-hari tertentu untuk berolah raga dan mengobrol bersama menjaga kesehatan dan melepaskan kejenuhan.

Lapangan Sempur, Bogor

Tak jauh dari mereka, ada seorang pemuda mungkin umurnya sekitar 20 tahun, sedang melakukan push up dengan kuatnya bertumpu pada kedua lengan yang terkepal. Sebelumnya, pemuda ini berlari mengelilingi lapangan beberapa kali dengan kecepatan lumayan tinggi.

Saya sendiri, 51 tahun, saat beristirahat dan memotret mereka, baru usai berlari mengelilingi lapangan beberapa kali dengan kecepatan rendah, dilanjutkan berjalan kaki.

Ketiga pria berumur sekitar 60 tahun dan saya yang 51 tahun, pasti akan kalah bila diajak balap lari oleh pemuda 20 tahun ini, buat push up pun para pria usia sekitar 60 tahun ini, mungkin saya juga, akan kalah oleh pemuda ini. Fisik kami, para pria di atas 50 tahun, sudah mengalami degenerasi, penurunan kemampuan.
-----------------------------------------------------------
Saya dulu saat muda pun, mungkin antara umur 25-30 tahun mencapai tingkat tertinggi dalam kemampuan fisik saya.

Sekarang, saat umur saya sudah 51 tahun, kemampuan fisik saya sudah banyak menurun. Saya hanya bisa berlari pelan-pelan di lapangan, angkat besi saya tak lagi untuk mencapai “fortius” –makin berat, tetapi hanya untuk menjaga kekuatan saja, permainan chu-nan-chu dan golok saya sudah jauh berkurang lincah dan garangnya, pukulan dan tendangan saya juga tak sekuat dulu lagi, berenang saya hanya untuk menjaga kesehatan saja, bukan untuk mencapai prestasi.

Degenerasi itu saya sadari, tetapi saya tidak berdiam diri menyerah ketika kekuatan fisik itu satu demi satu meninggalkan saya. Saya harus tetap berolahraga dan berlatih: berjalan kaki, berlari, berenang, beladiri, dan angkat besi, semua tujuannya untuk menjaga kesehatan.

Degenerasi fisik selalu terjadi, itu alamiah, satu demi satu kekuatan fisik akan melemah dan meninggalkan kita. Berbagai masalah psikis pun bisa terjadi di umur lewat tengah baya. Que sera, sera - whatever will be, will be. Tetapi yang tetap harus dipertahankan adalah semangat. Kekuatan jiwa!***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Kamis, 18 Februari 2016

RUMOR DAN POLITIK

Rumor dan politik itu ibarat tubuh dan bayang-bayangnya. Di mana tubuh bergerak, dengan sedikit sinar, ia membentuk bayang-bayang.
Tapi kau tak bisa mengukur tubuh dari melihat bayangan. Keduanya selalu beriringan tapi tak pernah seukuran. Selalu ada bias, memanjang atau memendek.
Dan naluri manusia senang bergunjing. Lebih senang mendengar kabar-kabar angin dan berita dari pelantang ke sekian, daripada datang langsung ke sang sahibul hikayat. Masih lebih suka mengukur badan dengan melihat bayang-bayang. Mungkin juga karena sebagian tak sanggup bersitatap muka atau bersirobok mata. Atau bisa juga karena tiada kesempatan. (Nasibmulah itu... :D)
Tapi saya bukan Mario Teguh yang punya segudang kata-kata bijak. Saya hendak bercerita tentang dua kesempatan melewati aneka rumor, menerobos bayang-bayang. Bertemu sumber berita, mendengar informasi dari tangan pertama.

Jokowi dan Prabowo
 
* * * * *

Yang pertama adalah dari seorang jenderal gagah perkasa: Prabowo Subianto. 
Mertuanya yang lama berkuasa terjungkal dari tahta di tahun 1998, dan ia pun langsung hilang ditelan bumi. Tiada kabar, tak ada berita. Segala informasi di tanah air tentang Prabowo hanya kabar-kabar angin semata. Rumor yang serupa bayang-bayang, memanjang dan memendek, sesuai arah dan terang redupnya cahaya.
Dan ternyata, ia memang tak di Indonesia. Ia menetap di Yordania, negeri tempat sahabatnya sesama lulusan sekolah militer Amerika, Fort Benning, menjadi putra mahkota. Namanya Pangeran Abdullah -- kini, Raja Abdullah II.

Raga Prabowo ada di Yordania, tapi kabar-kabarnya tertiup ke tanah air bagai angin lalu. Tak ada yang pasti karena tak ada wawancara media, tak ada percakapan dan testimoni terbuka. Bahkan ujar-ujar kerinduannya ke tanah air tak didendangkannya dari negerinya yang kedua itu. Prabowo adalah rumor belaka.
Lalu pada bulan November 2001 ia pulang ke Indonesia setelah dua tahun tetirah di Yordania. Dan media-media tanah air pun gelisah. Mereka mencari jalan untuk datang dan bertanya kepadanya.
Dan saya beruntung. Lewat jalan memutar dengan menghubungi sahabat-sahabatnya -- Fadli Zon, Faried Prawiranegara, dan Ahmad Sumargono -- saya berhasil menemuinya. Saya datang bersama kawan Adi Prasetya dan Bambang Harymurti.

Kami bercakap selepas petang di ruang tamu rumahnya di Jalan Cendana. Hampir dua jam lamanya, dan saya mendengar aneka cerita yang sungguh terang dari tangan pertama, dari mulut Prabowo Subianto, tentang aneka rumor: dari soal duit pengamanan ibukota dalam kerusuhan Mei 1998, soal mertua dan tentu istrinya Titiek Soeharto, soal para jenderal di sekitar masa kejatuhan Soeharto.

* * * * *

Yang kedua adalah Rabu kemarin itu: dua jam bersama Presiden Joko Widodo.
Di tengah sengkarut isu dan rumor yang berkelindan dengan politik di tanah air, saya senang mendapat kabar langsung dari tangan pertama, dari seorang presiden. Bukan dari kabar-kabar angin, bukan dari pergunjingan warung kopi.

Informasi tangan pertama, dan bukan sekadar rumor, adalah berlian berharga dari pelimbahan isu yang melimpah-limpah di percakapan dunia maya dan di pergunjingan dunia nyata.
Media sosial kini membuat setiap orang adalah pewarta. Dan setiap pewarta butuh asupan berita, kendati sekadar dinikmati untuk diri sendiri.

Selamat pagi para pewarta dunia maya.

Penulis: Tomi Lebang
Read more ...

Selasa, 16 Februari 2016

KETIKA KATA CINTA MENINJU-MU

Sebenarnya apa itu cinta ?

Cinta itu bukan hanya perasaan emosional yang menderu-deru dalam diri. Cinta itu luas. Ia mencakup tanggung-jawab, pengorbanan dan bakti.
Cinta itu juga bukan rasa memiliki. Karena, bagaimana bisa seseorang memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya ? Karena tidak ada sesuatupun di dunia ini yang bisa di miliki. Mereka datang kepada kita sebagai kesenangan sekaligus sebuah ujian.
Jadi, temanku sayang.. Ketika engkau berada pada posisi sebagai seorang istri yang kecewa terhadap suami dan merasa cintamu telah mati, tanyakan pada dirimu benarkah yang mati itu adalah cinta ? Ataukah kamu yang mematikan dirimu sendiri ?

Apa Itu Cinta

Pada dasarnya, manusia memiliki ujiannya masing2. Dan disitulah hebatnya Tuhan. Ujian selalu mengambil titik terlemah dari manusia. Ada yang cinta harta, diuji dengan kelaparan. Ada yang cinta pada dirinya sendiri, diuji kesehatan. Ada yang cinta pada anaknya, diuji dengan ketakutan. Ada yang mencintai keluarga yang bahagia, diuji dengan kesendirian.
Hidup di dunia hanya sebentar. Kita berada di tempat dimana begitu banyak poin amal tanpa perhitungan. Karena poin amal itu bukan hanya ritual. Poin amal itu juga adalah spiritual. Bukankah pengorbanan itu adalah spiritual ?

Lihatlah bunda theresa mengorbankan kenyamanan dirinya untuk berbuat kepada kaum papa. Lihatlah Mahatma Gandhi membuka baju duniawinya untuk kaum marjinal. Mereka itu - yang dulu hidup dengan nyaman - paham bahwa kenyamanan bukanlah tangga menuju surga. Mereka mencari eskalator menuju kebahagiaan diri melalui pengorbanan.
Duduklah sebentar. Redakan emosi dan kalutmu. Jangan turuti nafsumu dengan bercerai. Apakah perceraian itu lebih baik ? Ataukah membawamu ke tempat yang lebih buruk ? Ingat, keputusanmu dulu yang menjadikan pasanganmu sebagai pendamping, berbuah resiko yang sekarang kau hadapi. 
Dan dari keputusanmu lahirlah anak-anakmu. Apakah kau ingin mengkhianati keputusanmu sendiri ? Bukankah manusia seharusnya bertanggung-jawab terhadap apa yang ia putuskan ?

Mari letakkan pola pikirmu pada sisi ini. Bahwa baktimu kepada keluargamu, kepada suamimu yang kau rasa mengecewakanmu, adalah bagian dari pengorbanan hidupmu untuk mengumpulkan poin-poin amal di dunia ini. Tuhan menyediakan tanggamu menuju surga tepat di depanmu, di hadapanmu. Naiki-lah.
Rubahlah wajah masam-mu setiap pagi dengan keceriaan. Mereka, keluargamu, adalah perantara2 yang dikirimkan untuk membahagiakan ruh-mu nanti, meski sekarang kau merasa jasadmu menderita.
Apakah kamu sudah mulai paham ?

Jika belum, renungkan kembali kata-kataku ini. Tujuanmu bukan disini, di dunia ini. Tujuan perjalanan manusia sebenarnya adalah di akhirat nanti.

Jika sudah, tuangkan aku secangkir kopi. Pahitnya selalu menyadarkanku bahwa apa yang tampak manis di dunia, sebenarnya adalah kepahitan yang nyata.

Begitu juga sebaliknya.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 14 Februari 2016

ISIS INVASI INDONESIA

Laporan Ketum PBNU KH Said agi siradj bahwa ISIS akan meng-invasi Indonesia di tahun 2017, memang tidak bisa dianggap enteng.
Banyaknya warga Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah, dan kembalinya mereka ke negara ini adalah sesuatu yang dikhawatirkan. Sel-sel pendukung mereka juga sudah siap di sini, hanya mereka sekarang hibernasi menunggu sinyal yang tepat.
Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia adalah wilayah yang cocok sebagai satelit ISIS di Asean. Dengan menguasai Indonesia, maka ISIS akan mudah mengontrol Asean.
Indonesia sebenarnya sudah dikurung oleh 13 pangkalan militer AS.
“Sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”~ Connie Rahakundini Bakrie, pengamat Pertahanan dan Militer dari Universitas Indonesia.

Dan cara AS masuk untuk menguasai wilayah Indonesia, lebih mirip dengan yang mereka lakukan di Suriah daripada di Irak. Indonesia akan dibuat chaos dulu dengan isu sektarian seperti Islam-Kristen, Sunni-Syiah, Islam-Hindu utk Bali dan juga isu politik pro dan kontra Presiden. Selain itu gerakan separatis untuk memerdekakan wilayahnya masing2 akan didanai dan diperkuat.
Fanatisme2 terhadap golongan, komunitas, bendera dll sedang dibangun melalui media sosial. Ketika fanatisme itu sudah mencapai titik didihnya, baru dibenturkan.
Sesudah terbentur, masuklah ISIS dengan nama yang berbeda, sama seperti di bentuknya FSA dan Jabht al nusra di Suriah. Dan disini, di Indonesia, banyak sekali organisasi radikal Islam yang berkembang. Mereka akan memanaskan chaos di wilayah2, biasanya dimulai dari perbatasan seperti di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Chaos2 itu akan membakar wilayah perbatasan dan terus masuk ke tengah, ke kota2. Jawa akan jadi sasaran akhir mereka karena biasanya pertahanan terkuat ada di sekitar ibukota negara.
Ketika chaos itu, masuklah AS dan sekutunya, biasanya melalui NATO. Alasan mereka ingin membantu Indonesia menangani terorisme, padahal sebenarnya mereka malah memperkuat terorisme dengan mengirimkan suplai militer. Persis seperti di Suriah.
Penolakan Indonesia terhadap aliansi militer Saudi untuk memberantas terorisme, sebenarnya bukan tidak mempunyai dampak. Saudi dan aliansinya akan semakin memperparah situasi di Indonesia. Itu seperti seseorang yang bilang "rumah lu bisa kebakaran", trus dia melempar api ke rumah dan berkata, "bener kan, rumah lu kebakaran ? Lu ga mau gabung ma kita orang sih.."
Saudi jelas kecewa berat pada Indonesia, karena tujuan dia membangun aliansi adalah memperkuat pengaruhnya di timur tengah. Dan yang mereka anggap "teroris" adalah Iran dan Yaman.
Jadi, Indonesia yang awalnya non blok sulit untuk tidak mengambil kaki di satu blok, blok AS, Saudi dan koalisi mereka atau blok Rusia, China dan koalisi mereka. Karena ketika sendirian tidak punya teman, maka akan mudah sekali diterkam.

ISIS Invasi Indonesia

Tulisan ini bukan untuk membuat takut, tapi supaya kita waspada terutama untuk yang tinggal di perbatasan, siap2 menerima benturan yang sangat keras.
Lebih aman memang bergabung dengan NU dan Muhammadiyah untuk yang muslim, karena kedua organisasi besar ini sudah teruji nasionalisme mereka daripada organisasi2 yang baru tumbuh bak cendawan.
Saya sudah merasakan panasnya api Suriah di Indonesia seperti panasnya air kopi di dalam cangkir.
Siap untuk diseruput..

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Sabtu, 13 Februari 2016

JIWA SOSIAL DI HARI VALENTINE

Tidak sedikit kepala daerah di Indonesia yang mengeluarkan surat edaran melarang anak-anak di daerahnya merayakan Valentine. Tapi rupanya larangan itu tidak menyurutkan anak muda, untuk mengembangkan jiwa sosialnya.

Ini kisah menarik, tentang anak-anak muda dengan kepekaan sosial tnggi. Menyambut Valentine, beberapa anak muda punya ide unik. Mereka beramai-ramai mengumpulkan sumbangan. Setelah terkumpul, sebagian dana sumbangan dibelikan cokelat. Lalu dibagikan kepada cewek-cewek yang masih jomblo. "Biar mereka ikut merasakan kebahagiaan Valentine," begitu alasan anak-anak muda tersebut.
Sebuah empati yang luar biasa, bukan?

Bukan hanya cokelat. Sebagian dana yang masih tersisa dibagikan dalam bentuk uang. Ini dikhususkan buat lelaki jomblo. Diharapkan dengan bantuan tersebut, para lelaki memiliki keberanian untuk mengajak makan malam gebetannya. Sayangnya anak-anak itu tidak menjelaskan, apakah gebetan yang diajak makan malam harus perempuan?

"Kalaupun mereka gak punya gebetan, uang tersebut dapat digunakan untuk beli pulsa. Jadi mereka bisa mulai berusaha cari gebetan."

Say No To Valentine

Anak-anak muda itu memang punya jiwa sosial tinggi. Mereka sangat peka pada perasaan para jomblo. Mereka tidak merayakan Valentine dengan cara-cara seperti yang dituduhkan orang : segala seks bebaslah. Di tangan mereka, Valentine juga bisa dijadikan ajang berbagi, kepada mereka yang berhak menerimanya.
Minimal, sebagai ajang refleksi untuk merasakan penderitan para jomblo.

Mereka memang anak-anak muda yang berjiwa mulia... ‪#‎seputarvalentine‬

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Jumat, 12 Februari 2016

RIDWAN VS AHOK

Jangan perhadapkan Ahok dengan Lulung dalam Pilkada DKI 2017 nanti, itu seperti David lawan Goliath. Orang sudah bisa menebak skor akhirnya. Atau Ahok lawan Adyaksa Dault. Meskipun mantan menteri, popularitas dan elektabilitas Adyaksa sangat sulit didongkrak, kecuali ada momentum besar.
Bagaimana dengan Sandiaga Uno? Pengusaha ini memang punya duit banyak. Tapi pemilih Jakarta sudah cerdas, gak cukup dijejelin duit. Jika mereka yang berhadapan dengan Ahok, bisa dipastikan Gubernur DKI itu akan memimpin lagi periode mendatang. Tapi parpol juga tidak bodoh-bodoh amat mau bertarung dengan modal calon alakadarnya.

Ridwan vs Ahok


Lain soal jika Ridwan Kamil yang maju. Popularitas walikota Bandung ini diam-diam terus menanjak. Prestasinya di Bandung dinilai lumayan oleh publik. Apalagi kemampuan komunikasinya terbukti selalu mendapat respon positif.

Ridwan memang belum terang-terangan berencana maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Tapi dibaca dari beberapa statemennya akhir-akhir ini, gelagat untuk itu sangat terbuka. Dalam era politik bebas partai-partai juga tidak lagi hanya mempertimbangkan amunisi calon. Yang paling penting justru tingkat popularitas dan elektabilitasnya. Soal amunisi, bisa dipikirkan belakangan. Nah, Ridwan punya peluang untuk terus menanjak di Jakarta.

Saya rasa PKS dan Gerindra juga tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Kegeraman mereka pada Ahok, membuat kedua partai itu akan berjuang mati-matian menjaring lawan yang setimpal. Dan Ridwan Kamil adalah pilihan menarik. Selain Gerindra dan PKS, Ridwan juga berpeluang dapat dukungan dari Golkar dan PPP.

Jika itu terjadi Ahok jadi berada dalam posisi yang tidak mudah. Dia sendiri mengakui, Ridwan Kamil bukan lawan yang enteng. Pilihan Ahok untuk maju sebagai calon independen, mungkin akan menarik gerbong pemilih kritis yang gedeg dengan perilaku partai. Tapi, di lain sisi Ahok juga akan kehilangan sokongan kekuatan partai. Semenyara sebagai partai pemenang Pemilu DKI Jakarta, sukit membayangkan PDIP memilih bersikap pasif. Tapi kecil kemungkinan berkoalisi Gerindra dan PKS saat ini.

Artinya jika Ahok memilih jalur independen, PDIP mau tidak mau akan mengusung calon sendiri. Nah, kondisi ini tentu akan memecah suara. Pasalnya irisan suara pemilih Ahok dan pemilih PDIP sangat besar.
Kemungkinan besarnya Ahok akan maju lewat jalur partai, khususnya PDIP dan Nasdem. Ini bisa dibaca dari komunikasi Ahok dengan elit-elit PDIP belakangan semakin mesra. Toh, dalam hitungannya, jumlah KTP yang terkumpul sudah bisa menjadi modal untuk tetap mengikat suara-suara kelompok kritis untuk mendukungnya.

Jika nanti benar yang terjadi adalah Ahok vs Ridwan Kamil, ini merupakan momen politik paling seru. Masing-masing punya citra positif di mata publik, dengan karakternya sendiri. Selain strategi politik dan kelincahan komunikasi diantara keduanya, yang juga menentukan adalah siapa wakil yang akan digandeng para Cagub.

Berhadapan dengan Ridwan Kamil, peluang Ahok untuk menang memang masih besar. Tapi tidak akan semudah seperti kemenangan Bu Risma di Surabaya.
Setidaknya realitas ini penting untuk dihitung juga oleh para pendukung Ahok. Hehehehehe..

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Rabu, 10 Februari 2016

TERORIS DUNIA MAYA

Kalau melihat pola gerakan teroris di timur tengah ada satu kesamaan dari mereka, yaitu mengunggah kekejaman mereka ke dunia maya, entah melalui youtube ataupun media sosial.
Mereka paham bahwa budaya masyarakat sudah berubah dan lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya, maka mereka memanfaatkan situasi itu untuk menebarkan teror mereka.
Sebenarnya, teror di dunia maya ini sangat berbahaya.

Jika aksi teror hanya dilakukan pada satu tempat, maka yang terteror hanya ada di radius sekian puluh km dari lokasi teror. Tetapi internet mendekati lokasi teror itu dan sontak "racun"nya menyebar dalam hitungan detik ke seluruh negara, bahkan dunia. Sangat efektif dalam menyebarkan pesan.
Yang dikehendaki oleh teroris dalam melakukan aksi terornya ada 2 hal, pertama supaya tumbuh ketakutan di masyarakat sehingga mereka mudah panik, dan kedua untuk menyalakan api di kalangan supporter-nya supaya mereka semakin terbakar untuk melakukan aksi teror berikutnya.
Karena itu, ketika kita emosional mengunggah foto2 korban dalam keadaan mati atau luka, sebenarnya kita tanpa sadar sudah menjadi bagian dari aksi mereka.
Kembali pada peristiwa bom Thamrin, ada satu hal lagi yang diinginkan oleh para teroris selain ketakutan dan semangat jihad suporter mereka.
Aksi teror yang terjadi dan yang akan datang, akan digunakan oleh mereka untuk memperuncing perbedaan yang sekarang sudah ada di rakyat Indonesia.
Perhatikan, ketika polisi berhasil menggagalkan aksi teror dgn jumlah korban minimal, para teroris di balik layar menyebarkan berita bahwa "situasi itu adalah skenario", "itu pengalihan isu", "teroris itu adalah juga aparat" dan sebagainya.

Teroris Dunia Maya

Dan begitu banyak orang bodoh di dunia maya menangkap isu itu dengan semangat membabi buta dan menyebarkannya dengan tambahan teori konspirasi yang ada di benaknya. Yang pintar pun ikut gamang. Mereka berada di persimpangan, setengah meyakini setengah tidak. Padahal ketika AKAL bekerja, maka tampaklah kebohongan yang disebarkan mereka.
Para teroris dunia maya menambahkan lagi bumbunya.
Mereka menyebarkan berita bahwa Prabowo berada di balik serangan bom di Thamrin. Dan isu ini dimakan mentah oleh mereka yang fanatik kepada Jokowi maupun kepada Prabowo. Tujuannya, untuk mempertentangkan manusia2 fanatik ini supaya satu waktu mereka akan dibenturkan dengan keras.
Jadi, setiap kali ada aksi teror, teroris dunia maya menyiram tumbuhan kebencian di dada para fanatik sehingga semakin lama benih kebencian diantara mereka semakin menyala. Sangat berbahaya, karena masih banyak manusia bodoh di Indonesia.

Sebenarnya ada satu jalan yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah cq Polri maupun sipil yang militan, demi terjaganya NKRI ini.
Belajar dari hacker "anonymous", maka Polri bisa membentuk "hacker tidak resmi", untuk menghajar situs2 radikal dan melenyapkan mereka dari dunia maya. Pemerintah jelas salah jika menutup situs2 radikal tersebut karena akan menjadi aksi bully mereka. Tapi kalau ada "invisible hands" siapa yang mau menuntut pemerintah ?
Sipil pun bisa ikut "berjihad" dengan berkelompok bersama jagoan2 hacker di dunia maya, menghajar situs2 radikal itu. Anggaplah kalian sedang perang, memang ini perang, dan kalian ikut andil dalam menjaga NKRI ini.

Ini sekedar masukan, semoga bisa menginspirasi supaya tidak sibuk dengan urusan duniawi saja. Toh, jika Indonesia ini dikuasai teroris semua duniawi yang dikumpulkan akan hancur dalam sekejap. Suriah adalah contoh yang terbaik bagi kita.
Sambil minum secangkir kopi, semoga generasi muda yang lahir di era internet bisa terbakar nasionalismenya. Pengen jadi "pahlawan" ? Sekarang saatnya, meski nama kalian tidak kelihatan, tetapi aksi kalian akan sangat nyata....
Satu pesan dari saya, tolong hajar mereka...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Senin, 08 Februari 2016

ANTICLOKWISE

Sambil berjalan kaki atau jogging memutari Lapangan Sempur Bogor di tepi Sungai Ciliwung tadi pagi, ada yang saya pikirkan. Yaitu, mengapa orang berjalan kaki, jogging, atau lomba lari selalu berputar di lapangan melawan arah jarum jam (anticlockwise)? Semua orang yang berolah raga di lapangan tadi pagi juga begitu.

Lalu selintasan pikiran datang, dari sejak saya anak-anak berolah raga dengan sekolah atau sendirian di beberapa lapangan di Bandung juga selalu begitu. Lalu saya juga ingat bahwa orang-orang Muslim saat melakukan thawaf (memutari Ka'bah) juga begitu. Mengapa? Sampai saya pulang dari lapangan tadi saya tak memperoleh jawaban yang rasanya memuaskan.

Di rumah akhirnya saya mendapatkan jawaban yang mungkin memuaskan meskipun harus diuji kebenarannya. Konon karena pada kebanyakan orang kaki kanannya sedikit lebih panjang daripada kaki kirinya. Sehingga, sisi kanan badan bila berjalan atau berlari akan membutuhkan lintasan yang lebih panjang daripada sisi kirinya. Nah ini hanya dipenuhi bila kita berlari memutar lapangan melawan arah jarum jam sebab kaki kanan ada di sisi lintasan luar (lebih panjang). Bila kita berlari searah jarum jam, maka kaki kanan ada di lintasan dalam (lebih pendek), ini akan membuat kesetimbangan tubuh terganggu. Selain itu tidak nyaman juga berlari menentang arus begitu, bahkan mungkin mengganggu pejalan atau pe-jogging lain.

Anticlockwise
Mengapa kaki kanan lebih panjang daripada kaki kiri, ya itu karena kita lebih sering saja menggunakan kaki kanan sehingga pertumbuhannya lebih banyak daripada kaki kiri, seperti tangan kanan yang cenderung lebih besar daripada tangan kiri. Mengapa orang cenderung menggunakan sisi kanan badannya daripada sisi kirinya, konon karena sel-sel dalam tubuh kita didominasi asam amino "spin kiri" -yang memutar berlawanan dengan arah jarum jam dan spin - putaran itu memberikan sisi kanan tubuh sebagai prioritas.

Demikian, kapan-kapan kalau Anda ke lapangan coba amati bahwa hampir semua orang berjalan dan berlari memutar lapangan melawan arah jarum jam.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Sabtu, 06 Februari 2016

AHOK MASUK ISLAM

"Semoga pak Ahok dapat hidayah.."

Sering dengar kata itu kan saat seorang yang mengaku muslim menilai seorang Ahok ? Maksudnya adalah supaya Ahok mendapat hidayah masuk Islam.

Oke, kita ambil positifnya saja, bahwa banyak yang muslim merindukan nilai-nilai yang ditegakkan Ahok yang sangat Islami. Ia mampu sendirian melawan preman2 berdasi Jakarta yang terkenal lebih ganas dari T-Rex, entah itu yang bernama wakil rakyar ataupun birokrat.

Ahok


Ahok juga memberangkatkan para penjaga masjid ke tanah suci, sesuatu yang hampir tidak pernah dilakukan oleh pejabat sebelumnya karena mereka "tidak telihat".

Kerinduan mereka itu berakibat kecemburuan. Kenapa seorang Ahok ? Kenapa ia seorang nasrani dan bukan muslim ? Hanya, karena ego agamalah, mereka yang mendoa-kan Ahok supaya masuk Islam, tetap tidak menerimanya hanya karena ia seorang non muslim.

Nah, disini lucunya...

Kenapa yang di doakan Ahok supaya mendapat hidayah ? Kenapa tidak men-doakan para pejabat dan wakil rakyat yang korup, lelet, KKN dan selama ini menyusahkan rakyat untuk mendapatkan hidayah ?
Tambah lucu, semakin Ahok didoakan mendapat hidayah, ia semakin "Islami". Ia semakin galak mendobrak, menghantam, memecat bawahan2nya yang selama ini tidak efektif, dan menaikkan gaji mereka yang benar2 bekerja.

Makin lucu, mereka yang men-doakan Ahok supaya dapat hidayah, marah karena Ahok tetap non muslim, dan semakin kencang mendoakan Ahok supaya dapat hidayah. Ahok tambah mendapat hidayah dengan semakin kencang pula menghajar mereka yg muslim dan tidak Islami, tapi ia tetap non muslim.
Bagaimana mereka bisa semakin marah, ketika doa mereka supaya Ahok mendapat hidayah dijawab oleh Tuhan ?

Jangan2 nanti mereka marah pada Tuhan pulak dan mendoakan supaya Tuhan mendapat hidayah, karena tidak segera menjadikan Ahok Islam.
Pucing pala Jonru kalo gini... Sudah masuk Islam, tapi kelakuan tidak Islami... Mak, minta kopi makkk...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Kamis, 04 Februari 2016

ILMU KU ILMU MU

Leonardo da Vinci, orang pintar dari Eropa itu mungkin manusia terakhir yang begitu memahami rupa-rupa pengetahuan, yang tak terpikirkan orang-orang di zamannya, dan tetap mengagumkan orang-orang sesudahnya. Pada setiap keping kelabu di benak Leonardo, cabang-cabang ilmu seperti menempatkan akarnya.

Ia menggambar dan menulis tentang pesawat terbang, mesin tenun, senjata pelontar peluru, peralatan selam, cermin suryakanta, anatomi tubuh manusia, dan lain-lain. Semuanya menjadi rujukan ilmu pengetahuan di zaman sesudahnya. Lima abad sejak kepergian Leonardo, dunia masih terpikat senyum Monalisa di Louvre, Paris, masih terhanyutkan suasana Perjamuan Terakhir di dinding gereja di Milan, bahkan masih terbawa ketegangan cerita the Da Vinci Code yang menjadikan lukisan Vitruvian Man sebagai pembuka kisah -- lukisan yang sebenarnya imaji Leonardo tentang proporsi tubuh manusia.

Leonardo yang hidup pada masa setengah millenium silam, adalah orang pintar hampir di segala ilmu, yang pemikirannya mengarungi beratus-ratus tahun pengetahuan. Pengertiannya tentang masa depan melayari berabad-abad peradaban manusia.

Manusia Berilmu


Sepandai itu, ia masih menyebut dirinya sebagai "omo sanza lettere", lelaki tanpa pengetahuan.

Begitulah. Ilmu berkembang. Dulu cuma ada tabib-tabib dan dokter-dokter. Lalu ada dokter spesialis, dan kini bahkan sub-sub spesialis. Dulu cuma ada ahli teknik yang membangun dan mengurus mesin perang dan peralatan militer, lalu bercabang jadi teknik sipil untuk kemaslahatan masyarakat biasa. Ilmu teknik memecah lagi menjadi teknik mesin, elektro dan arsitektur, kemudian muncul pula arsitektur bangunan, jalan raya, perkapalan.... dan sebagainya, dan seterusnya.

Kian ke belakang, pengetahuan semakin dalam, semakin rinci dan semakin membuat penasaran. Pada setiap pintu misteri alam yang terbuka, ada pintu-pintu lain yang menanti pengerahan akal budi manusia.
Saya, dan kita semua hanya butuh berendah hati: di keluasan semesta raya, belum setitik cahaya dari sang Pencipta yang terlihat dan dipahami. Zaman berganti-ganti, pengetahuan bertambah-tambah, tapi ketidak-tahuan masih luas bersamudera-samudera.

Jauhi keangkuhan, jangan pernah merasa pandai sendiri. Belum juga setitik ilmu, dan engkau sudah seolah tahu segala rupa.

Selamat pagi kawan-kawan yang rendah hati.

Penulis: Tomi Lebang
Read more ...

Selasa, 02 Februari 2016

ADA DI INDONESIA

Dari segi ilmu kebumian, Indonesia benar-benar merupakan daerah yang sangat menarik. Kepentingannya terletak pada rupabuminya, jenis dan sebaran endapan mineral serta energi yang terkandung di dalamnya, keterhuniannya, dan ketektonikaannya. Oleh sebab itulah, berbagai konsep geologi mulai berkembang di sini, atau mendapatkan tempat untuk mengujinya (Sukamto dan Purbo-Hadiwidjoyo, 1993).

--------------------------------------------------

Inilah wilayah yang memiliki salah satu paparan benua yang terluas di dunia (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), dengan satu-satunya pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika sehingga bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua), dan di sini pulalah satu-satunya di dunia terdapat laut antarpulau yang terdalam (-5000 meter) (Laut Banda), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan (-7500 meter) (Dalaman Weber). Dua jalur gunungapi besar dunia (Mediterania dan Sirkum Pasifik) bertemu membelit Nusantara. Beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia.
Indonesia

Dinamika tektonik Indonesia termasuk yang paling aktif di dunia, yang dicirikan oleh aktivitas gunungapi dan kegempaan. Erupsi gunungapi, goncangan gempa, dan hempasan tsunami kelas dunia semuanya terjadi di Indonesia. Erupsi besar gunungapi skala dunia pernah terjadi di Indonesia: Toba (sekitar 74.000 tahun yang lalu), Tambora (1815), dan Krakatau (1883). Erupsi ketiga gunungapi ini pada masanya telah mengubah lingkungan fisik geosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer secara global. Gempa dahsyat setara dengan 9.0 skala Richter juga terjadi di Indonesia (Aceh, Desember 2004) yang menyebabkan tsunami dahsyat di sepanjang sisi utara Samudera Hindia merenggut nyawa sekitar seperempat juta penduduk dunia.

Laut yang luas di wilayah tropika, yang hangat sepanjang tahun, telah membuat Indonesia menjadi kawasan perkembangan terumbu karang terkaya di dunia. Kawasan Indonesia memiliki spesies hewan karang (scleractinian coral) paling banyak di antara laut-laut tropis di seluruh dunia yang melingkar equator sejak Afrika -Indonesia-Pasifik baratdaya sampai Karibia. Meskipun kawasan terumbu Indonesia hanya menyusun 18 % area terumbu dunia, tetapi ia menyimpan 75 % spesies terumbu karang dunia.

Dasar laut di Nusantara juga sangat kompleks, mencerminkan kompleksitas geologinya. Tak ada negara lain di dunia yang mempunyai relief dasar laut yang begitu beragam seperti di Nusantara (Nontji, 2002). Hampir semua bentuk topografi dasar laut ada di Nusantara: palung laut dalam, cekungan atau pasu dalam yang terkurung, lereng yang curam, rangkaian pegunungan bawahlaut, gunungapi bawah laut, dan paparan dangkal.Begitupun kekayaan biota laut Nusantara, tak ada duanya di dunia (Nontji, 2002).

Indonesia juga karena aktivitas geologinya, kaya akan berbagai mineral dan sumber energi yang sangat dibutuhkan manusia. Salah satu jalur timah terkaya di dunia menjulur sampai di Nusantara di wilayah-wilayah Riau Kepulauan sampai Bangka-Belitung, berbagai jalur mineralisasi emas, perak, dan tembaga membelit Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Tambang emas dan tembaga di Pegunungan Tengah Papua yang diusahakan Freeport termasuk deposit emas terkaya di dunia. Indonesia juga kaya akan mineralisasi nikel dan kromit berkat tersingkapnya beberapa massa kerak samudera di wilayah Indonesia Timur (Sulawesi Timur, Kepulauan Maluku, utara Papua).

Cekungan-cekungan sedimen pengandung lapisan minyak dan gas tersebar luas di Indonesia. Saat ini, sebanyak 128 cekungan sedimen berbagai umur geologi, besar dan kecil, telah diidentifikasi, hampir 20 di antaranya merupakan cekungan penghasil minyak dan gas; dan sisanya yang jumlahnya masih begitu besar akan memberikan pekerjaan yang tak pernah habis bagi para geolog pemburu minyak dan gas. Tak mungkin hanya 20 cekungan sedimen penghasil minyak dan gas, pasti masih ada yang lainnya –hanya butuh mental yang ulet, pantang menyerah, dan dukungan dari berbagai pihak. Batubara Indonesia juga jumlahnya cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik ditambang sebagai bahan pencampur pembuatan baja, bahan bakar energi pembangkit listrik, maupun pemanfaatan kandungan gas metana.

Jalur-jalur volkanik Indonesia membuka peluang pemanfaatan energi panas bumi, terutama di wilayah-wilayah yang aktivitas volkanismenya telah menurun. Pembangkitpembangkit listrik tenaga panas bumi seperi Salak, Patuha, Kamojang, Dieng, dan Lahendong adalah beberapa contoh pemanfaatannya. Potensi panasbumi Indonesia terbesar di dunia, 27.000 Mwe atau 40 % dari seluruh potensi energi panasbumi yang ada di dunia.

Bagian tertentu Indonesia sangat baik untuk dihuni. Ini tidak hanya berlaku saat ini yang memungkinkan orang dapat bercocok tanam dan memperoleh hasil yang baik karena tanah subur dan air yang berlimpah, tetapi juga pada masa lampau, sebagaimana terbukti dengan temuan banyak fosil manusia purba (hominid) di beberapa tempat di Indonesia. Missing link evolusi manusia pertama kali ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthropus erectus (Dubois, 1892) –sekarang bernama Homo erectus. Maka, Indonesia penting dalam dunia paleoantropologi sebagai salah satu pusat buaian peradaban manusia di dunia. Sekitar 60 % Homo erectus dunia ditemukan fosilnya di Indonesia.

Indonesia pun dibentuk oleh pertemuan dua dunia: asal Asia dan asal Australia. Ini mengakibatkan begitu kayanya biodiversitas Indonesia. Meskipun Indonesia hanya meliputi sekitar 4 % dari luas daratan di Bumi, tidak ada satu negeri pun selain Indonesia yang mempunyai begitu banyak mamalia, 1/8 dari jumlah yang terdapat di dunia. Bayangkan, satu dari enam burung, amfibia, dan reptilia dunia terdapat di Indonesia; Satu dari tiga serangga dunia ada di Indonesia. Dari setiap lima moluska dunia, dua di antaranya ada di Indonesia. satu dari sepuluh tumbuhan dunia terdapat di Indonesia (Kartawinata dan Whitten, 1991). Indonesia juga memiliki keanekaragaman ekosistem yang lebih besar dibandingkan dengan kebanyakan negara tropik lainnya (Kartawinata dan Whitten, 1991; Primack dkk., 1998). Sejarah geologi dan geomorfologinya yang beranekaragam, dan kisaran ikim dan ke tinggiannya telah mengakibatkan terbentuknya banyak jenis hutan daratan dan juga hutan rawa, sabana, hutan bakau dan vegetasi pantai lainnya (Whitmore, 1984), gletsyer, danau-danau yang dalam dan dangkal, dan lain-lain.

Semua kepentingan dan keunikan geologi Indonesia ini timbul karena latar belakang perkembangan tektonik wilayah Nusantara. Di sinilah wilayah tempat saling bertemunya tiga lempeng besar dunia: Eurasia – Hindia-Australia – Pasifik yang menghasilkan deretan busur kepulauan dan jajaran gunungapi, tanah yang subur, pemineralan yang kaya dan khas, pengendapan sumber energi yang melimpah, rupabumi yang dahsyat, dan aneka kehidupan yang menakjubkan.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com