Breaking News

Islam

Politik

Rabu, 24 Februari 2016

GENERASI GEOLOG

Seorang teman seumuran saya, geolog juga, bingung ketika anaknya hendak melakukan TA (tugas akhir). Anaknya duduk di tingkat akhir jurusan geologi di sebuah perguruan tinggi. Sang bapak ingat saya dan mengirimkan sms tadi pagi menanyakan apa kiranya tema TA di sebuah daerah di Indonesia dengan kondisi geologi begini. Aku bapaknya anaknya tahu saya dari publikasi-publikasi saya, hanya belum berani bertemu saya langsung. Kebetulan bapaknya teman saya, jadi mungkin dimintalah bapaknya untuk bertanya kepada saya, he2... Saya memberikan beberapa alternatif tema TA yang disambut gembira sang bapak, tetapi saya bilang ke teman saya itu, "Temani anaknya bertemu saya dan bawa peta geologi published daerah itu, nanti saya akan tunjukkan tema TA yang pas dengan kondisi geologinya". Teman saya lalu meneruskan, "Asyik, semoga Pak Awang bisa membimbing anak saya." Hm...

Seorang teman, lebih senior dari saya, geologi juga latar belakang pendidikannya, akhir tahun lalu mengirimkan e-mail kepada saya berisi visi dan misi Puteri Indonesia. Saya heran pada awalnya, apa hubungan saya dengan Puteri Indonesia, tetapi lalu segera maklum. Anaknya, seorang geolog juga, mengikuti seleksi Puteri Indonesia 2016. Sebagai seorang geolog, dia ingin membawa aspek-aspek geologi dalam pengembangan pariwisata Indonesia, visi dan misinya sebagai calon Puteri Indonesia ingin dikaitkan dengan geologi. Bapaknya meminta saya mengecek visi misi itu buat sebuah seleksi wawancara. Bapaknya bilang, "Anak saya tahu Pak Awang, tetapi dia masih malu kalau bertemu langsung Pak Awang". Hm...dalam hati saya berkata..gagal deh bertemu calon puteri, he2... Lalu saya koreksi visi misinya dan mengirimkan kembali email kepada bapaknya bersama tiga artikel saya tentang geologi Indonesia. Sorenya sang bapak kirim sms kepada saya mengabarkan dengan gembira bahwa anaknya lolos seleksi wawancara visi misi Puteri Indonesia. Saya ikut gembira tetapi tak mengikuti lagi bagaimana kabarnya kini.



Seorang teman saya, seorang geolog juga, seumur saya, beberapa tahun lalu saat anak pertamanya mengikuti tes di sebuah perguruan tinggi yang ada geologinya, berkata kepada saya, "Awang, nanti tolong ya anak saya dibimbing kalau masuk geologi." Saya tak menjawabnya hanya tersenyum sambil berkata dalam hati - dia sendiri kan seorang geolog, bahkan kedua orang tuanya geolog, kok minta saya yang bimbing ya...

-------------------------------------

Itulah sekelumit tiga kisah dari banyak kisah nyata yang saya hadapi saat para orang tua yang geolog meminta saya membimbing para anak-anaknya para mahasiswa geologi. Agak aneh bagi saya para geolog kawan saya ini merasa kurang PD -percaya diri membimbing anak-anaknya sendiri. Tetapi saya sangat memakluminya sebab saya tetap memelihara diri saya agar menjadi hardcore geologist seumur-umur, sementara para kawan saya ini kebanyakan sudah tidak banyak menangani hardcore geology dengan meningkatnya karier mereka.

Dan saya juga melihat tak banyak para geolog hebat di Negeri ini menurunkan anak-anaknya yang memilih geologi, dan kemudian menjadi sehebat orang tuanya. Bahkan ada yang drop out dari geologi. Mungkin anak-anak ini dulu dipaksa orang tuanya masuk geologi?

Anak-anak saya tidak memilih geologi sebagai profesi untuk hidupnya. Mereka memilih kedokteran. Bukan mereka takut kepada saya tidak bisa melebihi saya sebagai seorang geolog, atau takut saya bimbing dengan keras agar mereka bisa lebih baik dari saya. Tidak, kedokteran adalah pilihan mereka dengan segala konsekuensinya. Setahun saya membiarkan mereka berpikir, termasuk menerangkan geologi itu apa, profesinya bagaimana, bagaimana peranan saya bila mereka memilih geologi, dsb. Saya juga menerangkan kedokteran itu bagaimana, kuliahnya bagaimana, dsb. Kedokteran bukan barang asing bagi saya. Menjadi dokter adalah cita-cita saya dari kecil, dan saya pernah tercatat juga sebagai mahasiswa kedokteran.

Demikian... Tak masalah saya membimbing anak-anak para geolog, syarat saya hanyalah mereka harus rajin, kalau bisa rajin sekali.***

Penulis: Awang Satyana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com