Breaking News

Islam

Politik

Jumat, 12 Februari 2016

RIDWAN VS AHOK

Jangan perhadapkan Ahok dengan Lulung dalam Pilkada DKI 2017 nanti, itu seperti David lawan Goliath. Orang sudah bisa menebak skor akhirnya. Atau Ahok lawan Adyaksa Dault. Meskipun mantan menteri, popularitas dan elektabilitas Adyaksa sangat sulit didongkrak, kecuali ada momentum besar.
Bagaimana dengan Sandiaga Uno? Pengusaha ini memang punya duit banyak. Tapi pemilih Jakarta sudah cerdas, gak cukup dijejelin duit. Jika mereka yang berhadapan dengan Ahok, bisa dipastikan Gubernur DKI itu akan memimpin lagi periode mendatang. Tapi parpol juga tidak bodoh-bodoh amat mau bertarung dengan modal calon alakadarnya.

Ridwan vs Ahok


Lain soal jika Ridwan Kamil yang maju. Popularitas walikota Bandung ini diam-diam terus menanjak. Prestasinya di Bandung dinilai lumayan oleh publik. Apalagi kemampuan komunikasinya terbukti selalu mendapat respon positif.

Ridwan memang belum terang-terangan berencana maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Tapi dibaca dari beberapa statemennya akhir-akhir ini, gelagat untuk itu sangat terbuka. Dalam era politik bebas partai-partai juga tidak lagi hanya mempertimbangkan amunisi calon. Yang paling penting justru tingkat popularitas dan elektabilitasnya. Soal amunisi, bisa dipikirkan belakangan. Nah, Ridwan punya peluang untuk terus menanjak di Jakarta.

Saya rasa PKS dan Gerindra juga tidak menutup mata terhadap kondisi ini. Kegeraman mereka pada Ahok, membuat kedua partai itu akan berjuang mati-matian menjaring lawan yang setimpal. Dan Ridwan Kamil adalah pilihan menarik. Selain Gerindra dan PKS, Ridwan juga berpeluang dapat dukungan dari Golkar dan PPP.

Jika itu terjadi Ahok jadi berada dalam posisi yang tidak mudah. Dia sendiri mengakui, Ridwan Kamil bukan lawan yang enteng. Pilihan Ahok untuk maju sebagai calon independen, mungkin akan menarik gerbong pemilih kritis yang gedeg dengan perilaku partai. Tapi, di lain sisi Ahok juga akan kehilangan sokongan kekuatan partai. Semenyara sebagai partai pemenang Pemilu DKI Jakarta, sukit membayangkan PDIP memilih bersikap pasif. Tapi kecil kemungkinan berkoalisi Gerindra dan PKS saat ini.

Artinya jika Ahok memilih jalur independen, PDIP mau tidak mau akan mengusung calon sendiri. Nah, kondisi ini tentu akan memecah suara. Pasalnya irisan suara pemilih Ahok dan pemilih PDIP sangat besar.
Kemungkinan besarnya Ahok akan maju lewat jalur partai, khususnya PDIP dan Nasdem. Ini bisa dibaca dari komunikasi Ahok dengan elit-elit PDIP belakangan semakin mesra. Toh, dalam hitungannya, jumlah KTP yang terkumpul sudah bisa menjadi modal untuk tetap mengikat suara-suara kelompok kritis untuk mendukungnya.

Jika nanti benar yang terjadi adalah Ahok vs Ridwan Kamil, ini merupakan momen politik paling seru. Masing-masing punya citra positif di mata publik, dengan karakternya sendiri. Selain strategi politik dan kelincahan komunikasi diantara keduanya, yang juga menentukan adalah siapa wakil yang akan digandeng para Cagub.

Berhadapan dengan Ridwan Kamil, peluang Ahok untuk menang memang masih besar. Tapi tidak akan semudah seperti kemenangan Bu Risma di Surabaya.
Setidaknya realitas ini penting untuk dihitung juga oleh para pendukung Ahok. Hehehehehe..

Penulis: Eko Kuntadhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com