Cinta itu bukan hanya perasaan emosional yang menderu-deru dalam diri. Cinta itu luas. Ia mencakup tanggung-jawab, pengorbanan dan bakti.
Cinta itu juga bukan rasa memiliki. Karena, bagaimana bisa seseorang memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya ? Karena tidak ada sesuatupun di dunia ini yang bisa di miliki. Mereka datang kepada kita sebagai kesenangan sekaligus sebuah ujian.
Jadi, temanku sayang.. Ketika engkau berada pada posisi sebagai seorang istri yang kecewa terhadap suami dan merasa cintamu telah mati, tanyakan pada dirimu benarkah yang mati itu adalah cinta ? Ataukah kamu yang mematikan dirimu sendiri ?
Apa Itu Cinta |
Pada dasarnya, manusia memiliki ujiannya masing2. Dan disitulah hebatnya Tuhan. Ujian selalu mengambil titik terlemah dari manusia. Ada yang cinta harta, diuji dengan kelaparan. Ada yang cinta pada dirinya sendiri, diuji kesehatan. Ada yang cinta pada anaknya, diuji dengan ketakutan. Ada yang mencintai keluarga yang bahagia, diuji dengan kesendirian.
Hidup di dunia hanya sebentar. Kita berada di tempat dimana begitu banyak poin amal tanpa perhitungan. Karena poin amal itu bukan hanya ritual. Poin amal itu juga adalah spiritual. Bukankah pengorbanan itu adalah spiritual ?
Lihatlah bunda theresa mengorbankan kenyamanan dirinya untuk berbuat kepada kaum papa. Lihatlah Mahatma Gandhi membuka baju duniawinya untuk kaum marjinal. Mereka itu - yang dulu hidup dengan nyaman - paham bahwa kenyamanan bukanlah tangga menuju surga. Mereka mencari eskalator menuju kebahagiaan diri melalui pengorbanan.
Duduklah sebentar. Redakan emosi dan kalutmu. Jangan turuti nafsumu dengan bercerai. Apakah perceraian itu lebih baik ? Ataukah membawamu ke tempat yang lebih buruk ? Ingat, keputusanmu dulu yang menjadikan pasanganmu sebagai pendamping, berbuah resiko yang sekarang kau hadapi.
Dan dari keputusanmu lahirlah anak-anakmu. Apakah kau ingin mengkhianati keputusanmu sendiri ? Bukankah manusia seharusnya bertanggung-jawab terhadap apa yang ia putuskan ?
Mari letakkan pola pikirmu pada sisi ini. Bahwa baktimu kepada keluargamu, kepada suamimu yang kau rasa mengecewakanmu, adalah bagian dari pengorbanan hidupmu untuk mengumpulkan poin-poin amal di dunia ini. Tuhan menyediakan tanggamu menuju surga tepat di depanmu, di hadapanmu. Naiki-lah.
Rubahlah wajah masam-mu setiap pagi dengan keceriaan. Mereka, keluargamu, adalah perantara2 yang dikirimkan untuk membahagiakan ruh-mu nanti, meski sekarang kau merasa jasadmu menderita.
Apakah kamu sudah mulai paham ?
Jika belum, renungkan kembali kata-kataku ini. Tujuanmu bukan disini, di dunia ini. Tujuan perjalanan manusia sebenarnya adalah di akhirat nanti.
Jika sudah, tuangkan aku secangkir kopi. Pahitnya selalu menyadarkanku bahwa apa yang tampak manis di dunia, sebenarnya adalah kepahitan yang nyata.
Begitu juga sebaliknya.
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar