Breaking News

Islam

Politik

Sabtu, 30 April 2016

KEPEDULIAN

Tiga foto terlampir saya ambil gambarnya tadi pagi dari perjalanan Jakarta-Bogor, seperti biasa menggunakan angkutan masal KRL.


Ada foto dua wanita duduk di salah satu pilar peron sebuah stasiun di Jakarta menunggu kereta datang. Mereka asyik melihat sebuah dunia kecil dalam genggaman bernama gadget, sementara mereka nampaknya tidak mempedulikan lingkungan sekelilingnya termasuk saya yang mengambil gambarnya dari jarak dekat.
Ada foto dua pria di dalam gerbong kereta saat melintas seusai stasiun Bojonggede. Keduanya melakukan hal yang sama, yaitu menyumbat kedua telinganya dengan earphone yang dihubungkan ke gadget di genggamannya yang juga tengah diamatinya dengan raut muka kadang-kadang memberengut, kadang-kadang tersenyum.


Mereka asyik dengan dunia kecil di genggamannya, tidak mempedulikan lingkungan sekelilingnya termasuk saya -seorang observer yang mengambil gambarnya dari jarak dekat. Saya berpikir kedua orang ini nampaknya tengah menutup kedua inderanya bagi dunia sekelilingnya, yaitu mata dan telinga. Matanya hanya mengamati dunia kecil gadget, telinganya tertutup oleh musik yang keluar dari alat ajaib itu.
Serentak saya teringat beberapa korban tabrak KRL adalah para penyeberang rel yang tengah menutup kedua inderanya itu oleh gadget. Pikiran dan mata mereka tengah terfokus ke layar dunia kecil mereka, dan telingannya tak mendengar peluit kereta yang meraung sebab musik yang hingar bingar mungkin tengah didengarnya. Dan mereka pun tertabrak, terlempar, atau terseret...

Ketidakpedulian akan dunia sekeliling, maaf saja, saya menyebut kedua foto itu begitu. Maaf juga buat keempat orang di dalam foto tersebut bila saya posting. Banyak orang melakukan seperti begitu, mungkin termasuk saya juga.

Sampai di Stasiun Bogor, juga di setiap stasiun yang saya singgahi di mana pun di Jabodetabek, di dekat pintu masuk sekaligus keluar saya selalu melihat satu atau dua kursi roda yang tengah terlipat siap untuk digunakan. Kursi roda ini dijaga petugas. Dan sekali dua kali saya melihat penumpang renta atau disabilitas tengah didorong oleh petugas stasiun menuju pintu keluar atau menuju gerbong kereta. Kursi roda begini semula hanya saya lihat ada di bandara-bandara untuk membawa penumpang renta atau disabilitas ke/dari pesawat terbang. Sekarang, di setiap stasiun ada, pun di stasiun kecil. Hebat.


Saya menyebut foto kursi roda itu kepedulian akan dunia sekeliling.
Ketidakpedulian dan kepedulian akan dunia sekeliling selalu ada dan terjadi setiap hari.
Saya memilih untuk peduli, sekecil apa pun yang saya lakukan untuk sekeliling saya. Kalau saya tak peduli, saya tak akan menulis, mengajar, menemani kawan-kawan ke lapangan, memberikan nasihat dan pencerahan, menjawab banyak sekali pertanyaan dari penanya yang saya tak kenal, dan lain-lain.

Manusia adalah Homo socius, jangan menutup inderamu terhadap sekeliling...paling tidak untuk dirimu sendiri, tetap waspadalah sebab tak sedikit nyawa telah melayang oleh sebab terlalu asyik dengan gadget..Gadget itu sangat penting saat ini, tetapi bukan segalanya.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Kamis, 28 April 2016

BAHASA PAKDE

Memang menarik cara pakde Jokowi ketika ingin menyatakan sesuatu.
Dia seperti es beku yang tidak pernah mencoba menarik perhatian melalui kanal2 media, apalagi memanfaatkan medsos sebagai ajang pertarungannya.


Joko Widodo - Presiden Republik Indonesia
Ingat ketika sidang MKD DPR, pakde malah memanggil sejumlah pelawak makan bersama dan tertawa bersama. Dan serentak masyarakat menghubungkannya dengan situasi sidang dimana pakde sama sekali tidak memandang serius sidang tersebut dan menyindirnya melalui "lawakan istana".
Kali ini, untuk menampar sang mantan yang selalu mengadu di medsos dengan gaya prihatinnya, pakde cukup datang ke hambalang dan geleng2 kepala melihat kondisi proyek 2,5 trilyun yang memenjarakan banyak petinggi demokrat yang dulu pamer di TV meneriakkan "katakan tidak pada korupsi". Sebuah gaya bahasa yang cukup efektif menohok sang mantan yang sedang tour de java mempersiapkan istrinya untuk menjadi "Hillary Clinton Indonesia".

Maka ributlah dunia medsos sambil melirik sang mantan yang kadung kecuprut menyatakan bahwa menteri2nya kompak pada eranya, maksudnya kompak di penjara.
Sang mantan pasti sedang mencak2 jumpalitan sambil mengisi batre kipas angin kecil yang biasa dipake untuk mengipasi punggung cinta sejatinya. "Kurang ajar.. Kering kerontang tapi tamparannya cetar.." Mungkin begitu gumamnya. Untuk menenangkan hatinya, bisa saja satu album lagi keluar.
Perang urat syaraf ini memang menggelikan. Yang satu berharap mendapat simpati dengan mengingatkan rakyat "hasil kerjanya dulu", satunya lagi cukup berdiri di depan hasil kerja itu dan geleng2 kepala, "Oh ini toh yang dinamakan kerja.."

Ibarat di ring tinju, sang mantan berusaha terus melayangkan hook kiri, hook kanan disambung dengan jab2 yang mematikan tetapi karena sudah lama tidak push up, akhirnya hanya meninju angin. Sedangkan pakde dengan gaya Ip man, cukup senyum dan mengambil kemoceng, sekali sebat, merah hidungnya dan mulutnya penuh dengan bulu ayam.

Langkah2 cerdas seperti inilah yang menjadi hiburan berkelas masyarakat. Tidak perang opini yang diliput media massa dan kemungkinan besar diplintir2 oleh wawancara pesanan. Tidak banyak bicara tetapi telak mengena.

Entah yang pintar pakde atau tim di belakang layarnya, tapi mereka pasti satu kesatuan. Tanpa karakter pakde yang kuat, strategi apapun sulit untuk mengena sasaran.
Untung saya tidak sedang ngopi sambil ngemil tahu isi bersama pakde. Saya pasti di plokotho, disuruh cerita terus sedangkan pakde diam2 menghabiskan tahu isinya.
Dan sialnya, pasti saya yang disuruh bayar semua.... Kalau itu terjadi, saya akan cari siapa tim di belakang layarnya. Enak saja, hutang saya jadi nambah..

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Rabu, 27 April 2016

HANYA SATU BUMI (Bag 2)

Sambungan dari HANYA SATU BUMI (Bag 1)

Para Tetangga Bumi Membuat Bumi Hidup

Planet yang mendukung kehidupan kompleks pun harus mempunyai planet tetangganya yang lebih besar dan cukup jauh agar tak mengganggu gravitasinya, tetapi cukup dekat sebagai tameng untuk menarik benda langit yang akan menimbulkan impact terhadap planet pendukung kehidupan kompleks. Contoh ideal dalam hal ini adalah planet Jupiter tetangga jauh Bumi setelah Mars. Jupiter cukup jauh agar tak mengganggu gravitasi Bumi, tetapi ia masih relatif dekat untuk membuat benda langit (bolides) yang akan menabrak Bumi berbelok tertarik gravitasi Jupiter.
Contoh kasus ini adalah saat komet Shoemaker-Levy menghantam Jupiter pada tahun 1994, dibelokkan daripada menghantam Bumi.

Planet pun tak boleh berukuran terlalu kecil sehingga gravitasinya tak dapat menahan atmosfer. Sebab bila tak ada atmosfer, temperatur akan sangat menurun dan tak akan ada lautan. Planet yang kecil pun cenderung punya variasi topografi yang ekstrem. Inti planet akan mendingin dengan segera, sehingga gerak fluida mantel dan tektonik lempeng tak akan bertahan lama atau bahkan tak bisa terjadi. Tentang ini, bandingkanlah Bumi dan Mars. Mars lebih kecil daripada Bumi dan berdasarkan tinggalan-tinggalan di permukaannya diyakini pernah ada air mengalir di Mars. Namun sekarang telah lenyap akibat gravitasinya tak bisa menahan atmosfernya dan intinya pun telah selesai bergerak, sehingga tak ada lagi gerak fluida di mantel dan tektonik lempeng di litosfer Mars.
Planet dengan satelit yang besar (seperti Bumi dan Bulan) adalah juga suatu anomali di dalam rocky planets. Bandingkan bahwa Merkurius dan Venus yang sama-sama rocky planets seperti Bumi tak punya satelit, sementara Mars, rocky planet lain tetangga sebelah Bumi, punya satelit, tetapi jauh lebih kecil ukurannya dibandingkan Mars (satelit Phobos, mungkin ia hanya asteroid yang tertangkap gravitasi Mars). Giant impact theory menurut Taylor (1998) mengatakan bahwa Bulan berasal dari benturan antara Gaia dan Theia. Bulan ini telah ikut menjaga stabilitas kemiringan Bumi agar tetap bersudut sekitar 23 ½ deg. Bumi tak boleh terlalu miring atau terlalu tegak sebab ini akan mengacaukan extreme seasonal variation yang tak akan menyebabkan stimulus evolusi sebab chaotic. Bulan pun menyebabkan efek pasang air laut di Bumi secara berkala yang sangat penting untuk evolusi spesies penghuni lautan berpindah ke daratan. Tanpa Bulan, pasang karena Matahari akan sangat lemah sehingga akan memperlambat sekali laju evolusi.

Kemiringan Bumi sebesar 23,5° menyebabkan siklus musim tahunan, menyeimbangkan suhu, dan memungkinkan adanya berbagai zona iklim. Kemiringan poros planet kita sangat tepat. Lamanya siang dan malam sangat tepat oleh rotasi Bumi. Jika masa rotasi Bumi lebih panjang, satu sisi Bumi akan hangus, sisi yang lain akan beku. Sebaliknya bila rotasi lebih cepat, maka akan terjadi angin badai yang tak kenal henti.
Bulan punya efek pasang atas kerak Bumi. Ini akan membantu gerakan tektonik lempeng. Bulan pun yang berasal dari Bumi menurut teori impact Theia telah memicu gerak tektonik lempeng dengan cara membuat inhomogenitas litosfer. Suatu dinamika mantel yang akan menggerakkan lempeng membutuhkan inhomogeitas litosfer. Bulan yang terlempar dari Bumi dalam peristiwa impact telah membuat litosfer di atas muka Bumi tidak seluruhnya disusun oleh kerak kontinen –inhomogenitas litosfer.
-----
Tektonik Lempeng Membuat Bumi Hidup
Planet pun untuk mendukung kehidupan yang kompleks harus mempunyai gerak tektonik lempeng. Sebab evolusi kehidupan banyak dipengaruhi oleh sebaran lautan dan benua di atas planet dan sebaran samudera serta benua seluruhnya diatur oleh tektonik lempeng. Untuk itu, suatu planet harus mempunyai komposisi kimia yang mengizinkan gerak tektonik lempeng, yaitu ia harus mempunyai energi peluruhan radioaktif di intinya yang akan menghasilkan panas yang akan menggerakkan mantel. Kerak benua planet pun harus granitik agar ia sebagai lempeng dapat terapung di atas batuan oseanik yang basaltik dengan densitas dan gravitasi yang lebih besar/berat. Subduksi dan pemekaran dasar samudera yaitu dua pendorong gerak lempeng melalui ridge push di MOR (mid-oceanic ridge) dan slab pull di zona subduksi hanya akan terjadi oleh gerak pelumasan air, dan di planet yang punya air dalam bentuk cairan di samudera gerak tektonik lempeng terjadi dengan mudah, itulah Bumi.

Satu Bumi

-----
Perisai Radiasi Magnetik Membuat Bumi Hidup
Angkasa luar adalah tempat berbahaya yang penuh dengan radiasi mematikan dan meteoroid. Namun, planet biru kita terbang melintasinya tanpa mengalami kerusakan berarti. Mengapa? Karena Bumi diselubungi dua pelindung yang menakjubkan: medan magnet yang sangat kuat dan atmosfer yang dirancang secara khusus. Medan magnet Bumi berasal dari bagian dalam Bumi membentang jauh ke angkasa luar, membentuk perisai tak kasat mata bernama magnetosfer –sabuk radiasi van Allen. Perisai ini melindungi Bumi dari radiasi kosmik dan partikel-partikel berbahaya dari Matahari: angin Matahari yang melempar partikel-partikel bermuatan listrik, ledakan Matahari yang energinya setara dengan miliaran bom-H hanya dalam beberapa menit, dan pelontaran massa korona. Materi berbahaya dari Matahari ditangkal dan ditangkap perisai magnetik Bumi dan dibawa ke ujung-ujung Bumi (kutub) menghasilkan aurora.
-----
Selubung Atmosfer Membuat Bumi Hidup
Atmosfer Bumi memberikan perlindungan tambahan. Lapisan stratosfer mengandung ozon yang menangkal 99 % radiasi ultraviolet yang membahayakan kehidupan di Bumi. Atmosfer Bumi juga membakar sebagian besar meteoroid kecil dan besar sehingga tidak menghantam Bumi yang dapat membahayakan kehidupan. Meskipun melindungi Bumi dari radiasi UV dan meteoroid, atmosfer tidak menghalangi Bumi dari radiasi yang penting, bahkan atmosfer membantu turut menyebarkan panas Matahari ke seluruh bola Bumi. Atmosfer Bumi pada malam hari berfungsi sebagai selimut yang memperlambat hilangnya panas.
-----
Lautan Membuat Bumi Hidup
Air adalah mutlak untuk kehidupan.
Sekitar 70 % wilayah Bumi diduduki lautan. Lautan menyimpan panas dalam jumlah besar tanpa peningkatan suhu yang berarti, sehingga turut menyeimbangkan iklim. Air mengembang ketika membeku, sehingga es mengapung. Seandainya air memadat waktu membeku, danau, sungai dan lautan akan mengeras sehingga membekukan segala isinya. Air dan atmosfer Bumi bekerja sama secara terus-menerus bertukar panas, air dan gas dalam bentuk gelombang dan angin, mengalirkan panas dari daerah tropis ke daerah kutub menyeimbangkan suhu bola Bumi. Dan dari lautanlah asal mula kehidupan.
Begitulah yang terjadi atas Bumi, sehingga kehidupan kompleks dalam bentuk puncaknya yaitu manusia berbudaya dan berteknologi bisa muncul – dibutuhkan sekian syarat astronomi dan geologi yang tak mudah dipenuhi di planet-panet mirip Bumi.
Mungkinkah kecerdasan seperti ini hanyalah kebetulan, atau apakah itu menunjukkan rancangan yang ajaib dan bertujuan? Terlalu banyak kebetulan diperlukan untuk menjadikan Bumi. Maka Bumi adalah rancangan ajaib-NYA.


“Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub… Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar Bumi? …Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?... Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? --ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu…!” (Ayub 38:1-11)
-----
BUMI: pahami dan sayangi. Seperti seorang Ibu yang telah menumbuhkan dan menyayangi kita, giliran kita kini memahami dan menyangi Ibu Bumi, Mother Earth, Gaia.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Selasa, 26 April 2016

PEMIMPIM NASRANI DAN SEPENGGAL KISAH SEJARAH

Saat tahun ke-5 kenabian, Baginda Nabi memerintahkan beberapa sahabatnya untuk meninggalkan Mekah. Dalam sejarah kita mengenal Hijrah I yang dilakukan oleh kaum muslimin.
Perintah itu disampaikan untuk menghindari penindasan masyarakat Quraisy. Menghindari para membenci seruan kebenaran yang disampaikan Nabi.

Kemanakah para sahabat itu hendak pergi? Tujuannya adalah negeri Habasyah, sekitar Ethiopia sekarang. Di negeri itu, berkuasa raja yang bernama An-Najasyi. Dia penganut Kristiani yang taat.
Di hadapan Raja, Jafar bin Abu Thalib, seorang kerabat dan utusan Rasul berkata, "Kami menempuh perjalanan jauh menuju negeri Anda. Kami lebih memilih berada di bawah perlindungan Anda dan berharap agar kami tidak menerima perlakuan yang zalim."

Sejarah menceritakan para sahabat itu mendapat perlindungan di bawah kekuasaan An Najasyi, meskipun kaum Qurasy berusaha mempengaruhi raja dengan mengiirimkan berbagai upeti.

Kita tahu Rasul adalah Al Quran berjalan. Dia pasti memahami makna setiap ayat Allah. Jika semua muslim dilarang menjadikan umat kristiani sebagai pemimpinnya, bagaimana mungkin Nabi yang mulia memerintahkan sahabatnya untuk mencari perlindungan kepada raja yang beragama Nasrani?
Bukankah ketika mereka Hijrah ke negeri tersebut mereka akan hidup di bawah kepemimpinan seorang pemeluk Nasrani?

Di Indonesia, ada segolongan orang yang merasa lebih hebat dalam menafsir Al Quran ketimbang Nabinya sendiri. Mereka memakai ayat tertentu untuk kepentingan politiknya dengan mengharamkan pemimpin Nasrani.

Ahok

Mereka merasa lebih islami dibanding Nabi.

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Minggu, 24 April 2016

Muslim Governor Idol - Habib Nurul Qomar al-Sini

Emang bener sejumlah kelompok Islam tengil di Jakarta itu sedang menggelar kontes "Muslim Governor Idol" guna mencari sosok gubernur Muslim idaman umat Islam? Lo bukannya mereka sudah punya gubernur Muslim idaman? Bukannya Yang Mulia Panglima Besar FPI Habib Rizieq sudah melantik Kiai Haji Fahrurozi alias Bang Rozi? Emang pergi kemana ya Bang Rozi kok mereka sampai bikin kontes gubernur Muslim DKI? Menghilangya? Kagak pulang-pulang menyusul Bang Toyib?

Emang bener mereka menolak Ahok karena beliau adalah seorang "kapir" eh lupa, "Cina-kapir"? Ah gak juga. Boong kali mereka. Pak Jokowi kan Muslim, mereka tolak juga tuh dulu. Kata mereka, Pak Jokowi itu "Islam abangan", "Islam kejawen" jadi "kurang Islam" atau Islamnya kurang.

Apakah kalau "Islamnya bener-bener", mereka akan menerima? Ah gak juga. Dulu, rombongan "Muslim pentungan" ini dengan gigihnya menolak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kurang apa Gus Dur coba? Kiai mumpuni, alim lim lim, anak dan cucu seorang tokoh Muslim hebat, pernah sekolah di Timur Tengah, ahli kitab kuning & putih, Bahasa Arabnya keren abis. Tapi kenyataannya mereka tolak juga tuh. Ya kan?

Ahok - Habib Nurul Qomar al-Sini

Jadi, seandainya Ahok itu Muslim pun dan namanya diganti dengan "Habib Nurul Qomar al-Sini" misalnya, mereka tetap akan tolak dia. Karena sebetulnya bukan faktor "Cina-kapir"-nya yang mereka persoalkan, tetapi karena faktor "Ahok"-nya. Karena Ahok dipandang sangat membahayakan mereka, maka romobongan "kutu kupret" inipun, ditambah dengan "jamaah tikus got" para koruptor tengik berjamaah bersatu-padu menyingkirkannya.

Penulis: Sumanto Al Qurtuby
Read more ...

Sabtu, 23 April 2016

HANYA SATU BUMI (Bag 1)

Merenungi kembali Bumi kita, planet kehidupan, Gaia, pada Hari Bumi yang diperingati Dunia kemarin, 22 April.
Sebagai seorang geolog, yang sudah belajar geologi (secara sederhana: ilmu tentang Bumi) selama 32 tahun, baik di bangku kuliah maupun selama menjalani karier sebagai seorang geolog selama 25 tahun ini, tentu saya mencintai Bumi ini baik sebagai sebuah planet di Alam Semesta, pun sejarahnya, sumberdayanya, dan semua makhluk hidup yang diam di atasnya.
-----
22 April, sejak tahun 1970 ditetapkan sebagai Hari Bumi, diperingati oleh lebih dari 175 negara yang mendiami permukaan bola Dunia. Hari Bumi 22 April bertepatan dengan musim semi di belahan utara Bumi, simbolisme awal kehidupan.
Bumi kita, yang umurnya telah 4560 juta tahun, adalah sebuah titik renik bewarna biru pucat di keluasan Alam Semesta ini, “a pale blue dot”, kata Carl Sagan (1994), seorang astronom terkenal pada masanya. Bumi, meskipun belakangan ditengarai ada sistem planet lain di Alam Semesta yang secara hukum-hukum langit mirip Bumi, belumlah tentu mereka mengusung kehidupan yang kompleks dan maju serta berbudaya seperti di Bumi kita. Maka Bumi kita hanya satu, “Only One Earth” tulis Barbara Ward dan René Dubos (1972), para ahli lingkungan, dalam bukunya yang sangat terkenal itu.
Bumi adalah planet yang hidup, bukan planet yang mati, begitu tulis James Lovelock (1979). Ia adalah GAIA, Mother Earth. Seperti makhluk hidup, Bumi juga bisa sehat, bisa sakit. Bumi bisa punya rasa senang, pun rasa benci. Bumi bisa memberi, tetapi ia juga bisa membalas dendam kepada manusia – the revenge of Gaia (Lovelock, 2006), atau menghapus wajahnya agar manusia yang mendiaminya tidak melihatnya lagi (the vanishing face of Gaia) (Lovelock, 2009).
Planet seperti Bumi kita ini dengan kehidupan kompleksnya, benar-benar langka atau mungkin tidak ada duanya di Alam Semesta, Rare Earth, tulis Peter Ward dan Don Brownlee (2000). Banyak planet mirip Bumi (earth-like planets), tetapi tak mengusung kehidupan kompleks seperti Bumi kita.
Saya akan detailkan mengapa Bumi kita begitu unik.
-----
Bumi Memenuhi Syarat Planet yang Hidup
Bentuk kehidupan seperti di Bumi ini jarang, langka di Alam Semesta. Mengapa jarang ? Sebab bentuk kehidupan kompleks di Bumi ini muncul oleh banyak peristiwa astronomi dan geologi sedemikian rupa yang sulit terjadi di tempat lain. Serangkaian syarat-syarat itu adalah seperti berikut:
(1) planet harus berada di dalam galactic habitable zone,
(2) bintang dan sistem planetnya punya karakter tersendiri,
(3) planet harus berada dalam circumstellar habitable zone –zone layak kehidupan di sekeliling bintang,
(4) ukuran planet harus tepat, tak boleh terlalu kecil tak boleh terlalu besar,
(5) planet harus punya satelit yang besar yang bisa mengakibatkan planetnya mendukung kehidupan,
(6) planet harus mempunyai magnetosfer dan gerak tektonik lempeng,
(7) komposisi kimiawi listosfer harus mendukung kehidupan,
(8) planet harus memiliki atmosfer dan lautan,
(9) planet harus punya peristiwa katastrofik yang justru dapat memicu evolusi –‘evolutionary pumps’ seperti glasiasi masif dan benturan benda langit seperti yang terjadi saat ledakan jumlah spesies pada Cambrian explosion.
Kemunculan makhluk cerdas seperti manusia butuh syarat-syarat lainnya lagi –misalnya planet mengalami peristiwa evolusi dalam jangka panjang.

Satu Bumi

-----
Galactic Habitable Zone Membuat Bumi Hidup
Sebagian besar Alam Semesta itu, termasuk sebagian besar galaksi Bima Sakti kita tidak dapat mendukung bentuk kehidupan yang kompleks (dead zones). Bagian galaksi yang bisa memunculkan kehidupan kompleks adalah galactic habitable zone.
Zona kehidupan ini merupakan fungsi utama terhadap jarak dari pusat galaksi. Semakin jauh dari pusat galaksi, maka metallicity (kandungan logam-logam, di luar hidrogen dan helium) bintang-bintang semakin berkurang. Padahal logam-logam itu diperlukan untuk membentuk rocky planets. Sinar X dan radiasi sinar gamma dari lubang hitam di pusat galaksi dan bintang-bintang neutron di dekatnya menjadi berkurang semakin menjauhi pusat galaksi. Radiasi sinar-sinar ini berbahaya untuk suatu kehidupan yang kompleks. Maka wilayah-wilayah di galaksi dengan kepadatan bintang yang tinggi dan banyak ledakan supernova, bukanlah wilayah yang layak untuk kehidupan kompleks. Gangguan gravitasi tehadap planet oleh bintang-bintang akan semakin kecil bila kerapatan bintang semakin berkurang.
Maka semakin jauh planet dari pusat galaksi akan semakin kecil kena hantaman benda langit berukuran besar. Sebuah impact yang cukup besar dapat memusnahkan kehidupan kompleks di planet. Tetapi akan kita lihat bahwa impact pun dibutuhkan sebagai pemicu evolusi kehidupan.
Kehidupan kompleks memerlukan air dalam keadaan cair seperti di lautan dan danau. Karenanya, planet harus berada pada jarak yang tepat dari bintangnya (Goldilocks Principle, Hart-1979). Planet tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh terhadap bintangnya. Mengacu kepada Matahari dan Bumi, maka jarak yang aman untuk zone kehidupan kompleks adalah pada indeks 0,95 – 1,15 SA (SA-satuan astronomi, 1 SA = jarak Matahari-Bumi = 150 juta km).
Jarak habitable zone ini pun berevolusi bergantung kepada tipe dan umur bintangnya. Pada saat bintang dalam tahap/sekuen red giant (si raksasa merah) atau white dwarf (si bajang putih) jarak habitable zone-nya akan berlainan. Bintang yang tipenya panas (bukan menengah seperti Matahari) biasanya berumur pendek, dan akan menjadi red giant dalam waktu “hanya” 1 Ga (1 miliar tahun). Belajar dari Bumi, periode 1 miliar tahun bukanlah waktu yang cukup untuk evolusi sampai kepada makhluk seperti manusia (paling tidak perlu 3,5 Ga).
Red Giant -bintang yang mengembang menjadi raksasa yang akan melahap planet-planet di dekatnya, jelas tak akan mendukung kehidupan kompleks. Tipe bintang yang cocok untuk mendukung kehidupan adalah bintang-bintang dari kelas F7 – K1 (bintang-bintang dikelompokkan menjadi kelas O, B, A, F, G, K, M –klasifikasi Morgan-Keenan dari yang paling panas sampai paling dingin). Matahari kita kelas G. Dan di Bima Sakti hanya ada 9 % bintang kelas Matahari (G).

Bersambung ke  HANYA SATU BUMI (Bag 2)

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Jumat, 22 April 2016

BANG YUSRIL dan DEWI FORTUNA

Setelah tidak lagi menjabat menteri kabinet, Bang Yusril seakan merasa tersingkirkan lalu ingin menunjukan taringnya bahwa beliau mampu mengalahkan siapapun penegak hukum di Indonesia. Prestasi dan reputasi yang pernah disandangnya seolah tidak lagi dipedulikannya.

Inikah yang dinamakan balas dendam politik ???
Pucuk dicinta ulam tiba ternyata banyak datang pesanan, tapi sayang sekali client client nya adalah para pelaku kejahatan mulai dari koruptor lokal hingga pencuri asing (illegal fishing). Uang pun mengalir memenuhi pundi pribadi.

Kepiawaiannya dalam bidang hukum terbukti dimana Bang Yusril beberapa kali berhasil melibas Keppres SBY di pengadilan.

Bang Yusril

Salah satunya adalah ketika Bang Yusril bertindak sebagai kuasa hukum Agusrin yang dihukum 4 tahun penjara oleh MA karena korupsi APBD Bengkulu senilai Rp.21 Milyard.
Di persidangan Bang Yusril sukses sehingga PTUN Jakarta memerintahkan Presiden SBY (saat itu), Menteri Dalam Negeri dan Wagub Bengkulu untuk mentaati keputusan pengadilan.

Namun, Dewi Fortuna tidak selalu memihaknya sehingga beliau di KO ngejomplang oleh keputusan pengadilan untuk kasus kasus pidana korupsi lainnya yang ditanganinya.
Memang seh profesi Pengacara membela siapapun tergantung pesanan, tapi hampir semua yang dibela beliau adalah koruptor dan maling.

Lebih mulia bila beliau menjadi Pengacaranya almarhum gadis cilik Angeline di Bali atau menjadi pengacaranya siapa tuh yang tewas gara gara minum kopi pakai sianida.
Mungkin anda dapat menjawab pertanyaan bagaimana mempercayai seseorang yang pada kenyataannya sudah terbiasa memiliki jalinan kerjasama dengan para penjahat dan membela koruptor di pengadilan demi mengisi perut dan memenuhi pundi, kemudian diberi wewenang untuk menjalani roda Pemda DKI yang memiliki APBD sebesar Rp.66 Trilyun per tahun.

Apalagi bila keberhasilannya adalah hasil dukungan para dHewan di Senayan.
Jangan lupa silaturahmi dan balas jasa yaaahhhh........baaannnggggg......

Penulis: Raymond Liauw
Read more ...

Rabu, 20 April 2016

HANTU PENJEGAL AHOK

"Kalau gak mau tidur, nanti ada hantu lho. Hiiiiiii..." Lalu anaknya cepat menelungkupkan wajah ke balik bantal. Itu jenis akal-akalan orang tua yang suka mencari jalan pintas. Emaknya ngantuk, tapi anaknya masih kepingin main. Dia mengintimidasi anaknya agar bisa tidur tanpa gangguan.

Menjelang Pilkada DKI logika orangtua seperti itu juga terasa. Rakyat dianggap anak kecil yang gampang ditakut-takutin. Lalu diperkenalkanlah berbagai hantu.
Ahok didukung 9 Naga, kata seorang teman. Katanya 9 Naga itu semacam kelompok pengusaha Tionghoa, konglomerat hitam bergaya seperti mafia yang mencengkram kehdiupan berbangsa. Mungkin cerita ini terinpirasi film The Godfather. Atau menganggap Indonesia seperti Mexico.

Ahok - Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2021

Saya jadi ikut-ikutan menghitung naga di Indonesia. Yang paling rasional cuma Bakmie Naga, pemiliknya adalah keturunan Tionghoa. Tapi masa sih, semangkok bakmie bisa merusak bangsa ini? Lantas gimana dengan Boru Sinaga? Itu mah, orang Batak!

Ada lagi hantu lain. Ahok itu Tionghoa, dia akan menyingkirkan pribumi dari Jakarta. Hantu ini dimunculkan karena Pemda menaikan NJOP, hingga PBB-nya naik. Padahal untuk rumah seharga Rp 1milyar ke bawah, justru PBB-nya digratiskan. Nah, orang-orang kayalah, termasuk warga Tionghoa, yang akan terkena tambahan beban pajak.

Lalu bagaimana Ahok menyingkirkan pribumi yang miskin dari Jakarta, kalau PBB-nya justru gratis?
Kisah hantu lain adalah, Ahok kristen. Jika muslim dipimpin orang kristen, tunggu saja kehancurannya. Menurutnya Tuhan yang murka akan menurunkan bencana? Lho, bukankah selama Ahok menjabat, banjir yang merupakan bencana rutin di Jakarta kini jauh berkurang? Lagian, Tuhan kok, ikut direpotin sampai ngurusin Pilkada.

Hantu-hantu ini diciptakan untuk menaktu-nakuti rakyat. Karena mereka beranggapan kecerdasan rakyat setara balita. Mudah diintimidasi dengan 9 Naga, dominasi etnis, atau politisasi agama. Kalau rakyat sudah takut, merekalah yang akan memetik keuntungan.

Mereka yang percaya kisah hantu antah berantah, termasuk jenis mahluk yang proses evolusinya belum selesai. Perkembangan lingkar otaknya belum maksimal. Mereka mudah diintimidasi dengan cerita rekaan.
Dan repotnya, ini yang paling meyebalkan, mereka ikut-ikutan mengintimidasi orang lain dengan cerita yang sama...

Penulis: Eko Kntadhi
Read more ...

Senin, 18 April 2016

PADA SUATU HARI DI SADAHURIP, GARUT

Sebuah kampung terpencil bernama Sadahurip di Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tahun 2011-2012 mendadak terkenal secara nasional. Sebuah bukit berbentuk limas atau seperti piramid di wilayah kampung itu menjadi penyebabnya.

Ada sekelompok organisasi masyarakat yang tidak tinggal di kampung itu, tetapi jauh di kota tiba-tiba mengklaim bahwa bukit itu bukan bukit volkanik, tetapi sebuah piramida ala Mesir yang sengaja dikubur masyarakat prasejarah. Isu ini pun dalam era media modern begini menggelinding dengan cepatnya kemana-mana dan isu semakin besar bak bola salju saja.

Lalu mulailah perdebatan-perdebatan yang pasti pro dan kontra atas isu itu terjadi, juga melibatkan para ahli, para peneliti. Isu ini pun senafas dengan Gunung Lalakon di Kabupaten Bandung dan Gunung Padang di Kabupaten Cianjur yang jauh lebih panas.

Seminar demi seminar pun digelar, meskipun sampai kini belum ada fakta terlihat nyata dengan mata semua orang ada apa di bawah Gunung Lalakon, Gunung Sadahurip dan Gunung Padang itu. Gunung Padang jelas adalah sebuah situs megalitik di atasnya, di dalam gunung inilah yang jadi perdebatannya. Di atas Gunung Sadahurip tak ada apa-apa selain sebuah lubang bekas galian yang sepertinya urung diteruskan, di kaki dan lerengnya adalah ladang tempat penduduk Sadahurip bertani dari zaman dahulu.

SADAHURIP GARUT

------------

Sebagai sebuah komunitas pecinta warisan geo-histori Nusantara, Geotrek Indonesia menangkap isu-isu ini dengan mendatangi langsung baik Gunung Padang maupun Gunung Sadahurip bersama para peserta yang berminat, mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi. Kami mendatangi Sadahurip pada Januari 2012.

Tentang Sadahurip, Geotrek Indonesia tidak berpendapat apakah itu hanya bukit volkanik atau piramida, tetapi saya sebagai gurunya menunjukkan kepada para peserta bagaimana membedakan antara fakta, interpretasi, dan spekulasi di lapangan. Batuan-batuan volkanik jelas tersingkap, bekas galian batu skala besar jelas ada, pun bekas runtuhan tebing secara alamiah juga ada. Lalu saya menerangkan bagaimana interpretasinya, dan bagaimana bila orang lalu berspekulasi.

SADAHURIP GARUT

------------

Tetapi yang ingin saya ceritakan kali ini bukanlah tentang Sadahurip itu sendiri, tetapi tentang antusiasme masyarakat Kampung Sadahurip mengikuti "kuliah" saya di depan sebuah rumah di kampung mereka.
Setelah meminta izin menempel poster di dinding rumah, saya pun mulai berceramah menggunakan bahasa sederhana yang bisa dipahami setiap orang. Ceramah saya sebenarnya untuk para peserta Geotrek Sadahurip. Tetapi karena ini kuliah di tempat terbuka maka mulailah masyarakat pun berkumpul, semakin lama semakin banyak, dan akhirnya memenuhi jalan di depan rumah itu, lebih banyak dari para peserta geotrek sendiri.

Ada anak-anak, ada ibu-ibu yang sambil menggendong bayinya, ada bapak-bapak yang baru pulang membawa lalaban, dan banyak lagi. Saya pun mengantisipasi para peserta kuliah penduduk lokal ini dengan makin menyederhanakan bahasa saya, termasuk menggunakan bahasa Sunda ala Garut, kebetulan kakek saya lahir di Garut juga..he2...

Usai kuliah di depan rumah, lalu kami mendaki Gunung Sadahurip yang lintasannya pendek saja namun sangat terjal. Ternyata masyarakat Kampung Sadahurip, terutama anak-anaknya, masih mengikuti kami sampai ke puncaknya. "Pa, pangmawakeun ku abdi kertasna...", kata seorang anak menyapa saya menawarkan jasa baik membawakan poster-poster saya. Saya pun memberikannya.

SADAHURIP GARUT

"Bejana aya piramid di gunung ieu, ari piramid teh naon?", begitu antara lain yang saya dengar dari masyarakat Sadahurip peserta kuliah. Ya mereka harus tahu mengapa kampungnya yang semula tenang tiba-tiba didatangi banyak orang dari kota. Namun isu hanyalah isu, cepat datangnya cepat pula hilangnya....
Saya juga tak punya pendapat soal Sadahurip sebab saya belum melakukan penelitian detail pribadi atasnya, saya hanya mengajarkan kepada para peserta bagaimana di lapangan membedakan fakta, interpretasi, dan spekulasi.***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Sabtu, 16 April 2016

Kenapa Banyak Umat Beragama Menjadi Egois? ANEH!!!

Ini pertanyaan serius: "Kenapa banyak kaum beragama yang justru menjadi egois atau selfish?" Karena didorong oleh keinginan kuat dan "nafsu membara" untuk masuk surga, banyak kaum Muslim yang justru terperangkap ke dalam perilaku egois, selfish yang mementingkan diri sendiri serta kurang peka terhadap masalah sosial-kemanusiaan-kemasyarakatan di sekitarnya

Lihat saja banyak kaum Muslim di Indonesia yang sampai berkali-kali "naik haji" (padahal yang diwajibkan cuma sekali seumur hidup) sehingga membuat daftar waiting list pendaftar haji semakin panjang mengular dan menganakonda. Padahal pemerintah Arab Saudi sendiri telah membatasi warganya yang sudah naik haji tidak boleh berhaji lagi selama 5 tahun.

Umat Beragama

Apa gerangan yang mereka kejar sampai haji berkali-kali? Apalagi kalau bukan dorongan agar dirinya mendapat pahala melimpah, bayangan surga yang aduhai, rezeki nomplok, jabatan langgeng, usaha lancar dlsb. Ada keyakinan bahwa berdoa di tempat suci di ka'bah dan Masjid Haram akan terkabul. Ada keyakinan bahwa sekali beribadah di tempat sakral ini senilai ratusan ribu kali ibadah di tempat-tempat lain.
Untuk menggapai semua impian ini dan guna menumpuk pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal kelak saat ajal menjemputnya, mereka pun rela mengeluarkan banyak uang & harta; sebagian mereka bahkan rela mendesak, menyikut, menyeruduk para jamaah haji / umrah lain saat thawaf, sai, melempar jumrah, dlsb--tidak peduli nasib jamaah lain, masa bodoh dengan kebodohan umat lain, persetan dengan kemelaratan orang lain, pokoknya yang penting dirinya kelak di alam akhirat bisa "heppiiii" menikmati surga dengan segala isinya. Egois kan?

Setiap kali mengunjungi Makah, Masjid Haram, dan ka'bah, saya selalu memperhatikan perilaku umat Islam yang "unik", "aneh", atau bahkan mungkin dianggap "gila" oleh kaum tertentu yang tidak familiar dengan tata-cara beribadah atau ritual kaum Muslim.

Di Masjidil Haram misalnya, kita akan menyaksikan aneka-ragam ekspresi ibadah ribuan kaum Muslim. Ada yang berebut uyel-uyelan (dan bahkan sikut2an) untuk memegang ka'bah & mencium si batu hitam keramat Hajar Aswad; ada yang menangis histeris; ada yang berdoa dengan khusyu di tempat2 sakral tertentu; ada yang muter-muter thawaf mengelilingi ka'bah berkali-kali sambil melafalkan berbagai kalimat pujian & doa; ada yang mengantri mengambil "air suci" zam zam yang dipercaya sangat mujarab untuk mengobati penyakit apa saja. Daftar "keanehan" dan keunikan ini bertambah saat musim haji, misalnya jutaan umat Islam melempari "setan" dengan batu-batu kecil...

Sebagaimana umumnya umat Islam, saya juga tidak merasa unik, aneh, apalagi gila dengan berbagai ritual-keagamaan ini. Semuanya normal-normal saja. Jika kita memandang lumrah terhadap aneka ritual yang ita lakukan, maka begitulah umat beragama lain terhadap beragam ritual yang mereka lakukan. Jika kita menganggap ritual pengikut agama lain sebagai aneh & gila, maka begitulah mereka juga menganggap ritual yang kita kerjakan itu aneh & gila. Oleh karena itu hendaknya umat beragama harus saling menghormati ibadah ritual & budaya masing2, jangan malah saling mengklaim, meledek, menuduh, menghina, dan melecehkan tata-cara ritual masing2 agama.

Penulis: Sumanto Al Qurtuby
Read more ...

Kamis, 14 April 2016

SALAM SANTUN UNTUK PAK SANDIAGA UNO

Ada satu siaran TV di US yang setiap hari 24 jam menayangkan segala jenis kisah kriminal / kejahatan yang semuanya diambil dari kisah nyata.

Kalau saya perhatikan, hampir semua pelaku kejahatan yang sedang beraksi sangat ganas apalagi kalau si korban melawan maka si pelaku tidak segan segan membunuhnya dengan kejam. Kalau si korban melemah dan merayu maka si pelaku pun akan melemah dan kemungkinan besar akan membebaskan si korban.
Setelah melihat apa yang dilakukan oleh bapak Sandiaga Uno dengan berfoto bersama Dr. Karina (sahabat baik bapak) yang telah memberikan fotocopy KTP nya untuk Ahok, saya yakin pak Sandiaga ingin menunjukan dan mendidik warga DKI dan masyarakat Indonesia untuk terus menjalin persatuan agar tidak mudah dipecah belah walaupun sahabat baik kita adalah pendukung lawan politik kita atau bahkan saingan kita untuk merebut kursi kepemimpinan.

Saya benar benar menghargai dan menghormati cara / upaya yang bapak lakukan. Tanpa ragu akan saya katakan bahwa bapak Santiaga adalah orang yang benar benar berpendidikan dan sangat santun dalam pergaulan.

Sandiaga Uno dan Istri Beserta Anak

Saya yakin hanya dengan cara inilah bapak Santiaga dapat bersaing dengan si "petarung" Ahok. Tidak seperti teman teman bapak lainnya siapa tuh si pengacara yang selalu bawa bawa issue agama, terus si artis rambut kuncung, dan si kumis raden.

Seandainya kelak pak Sandiaga terpilih menjadi Gubernur DKI, saya juga yakin bahwa bapak akan sangat disenangi dan dicintai oleh para Wakil Rakyat di Senayan karena kehalusan dan kesopanan bapak sangat mudah untuk diajak bekerja sama.

Namun, sayang sekali ada satu hal yang pak Sandiaga lupa. Mari sini bapak saya bilangin deh.....
Ahok itu bukan penjahat kriminal seperti yang sering saya tonton di TV, seperti yang saya ceritakan di awal artikel ini. Kalau ada orang santun kepada Ahok maka Ahok pun akan bersikap santun juga. Tapi santun yang dimaksud Ahok adalah tidak mencuri uang rakyat dan menjalankan sumpah jabatan dengan benar.
Coba deh pak Santiaga lihat si Gatot mantan Gubernur SumUt yang ditangkap karena maling uang rakyat, padahal dari partai fekaes yang paling barokah. Si Gatot tuh santun dan sopan banget deh malah setelah divonis penjara 2 tahun saja bisa dadah dadah sambil senyam senyum manis di depan kamera.
Kalau Ahok bilang pejabat model Gatot ini adalah pejabat Bajingan karena telah menipu rakyat dengan keramahan dan kesantunannya.

Mudah mudahan pak Sandiaga bukanlah type orang seperti Gatot.
Ok pak Santiaga, saya tidak bisa lama lama disamping mata saya juga sudah tinggal 5 watt.
Selamat menjalankan sholat Jumat. Semoga Ridha Allah selalu menyertai pak Santiaga berserta keluarga. Amin.

Salam santun dari kami sekeluarga.

Penulis: Raymond Liauw
Read more ...

Selasa, 12 April 2016

BERAGAMA DENGAN AKAL

Sejak dahulu, meski tanpa pengetahuan yang memadai, saya tidak pernah percaya bahwa Nabi Muhammad Saw menyematkan kata "kafir" kepada non muslim.
Saya berpatokan bahwa Rasulullah adalah manusia suci dan ketika kesucian beliau bersumber dari sang Maha Suci, maka dirinya selalu berada dalam kebaikan. Beliau diturunkan bukan untuk meng-Islamkan manusia, tetapi memperbaiki ahlak dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Jalan yang dibawanya adalah keselamatan atau Islam, sebagaimana Nabi2 yang lain juga membawa jalan keselamatan yg sama kepada umat manusia pada zamannya.
Dan ketika pengetahuan saya bertambah, saya menemukan banyak hal yang mendukung bahwa kata "kafir" itu disematkan kepada mereka yang perilakunya keluar dari tuntunan Tuhan dan Rasul-nya. Itu berlaku juga kepada umatnya sendiri.


"Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku..." Perkataan ini bukan ditujukan kepada non muslim tetapi kepada umatnya dan secara spesifik kepada mereka yang meng-klaim sebagai sahabat2nya yang berjumlah puluhan ribu orang itu.

Begitu juga dengan bahasa "Jangan menjadikan Yahudi dan Nasrani.." bukan kepada mereka yang Yahudi dan Nasrani secara keseluruhan, tetapi kepada para pendeta2 dan pengikutnya yang dulu menentang dan memerangi beliau. Dalam ayat lain, Nabi Muhammad Saw juga menyampaikan firman Tuhan, bahwa Yahudi dan Nasrani tidak perlu bersusah hati karena Tuhan memberikan perlakuan yang sama kepada mereka.
Adapun ayat yang tidak membolehkan mengangkat Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin adalah hal yang sangat wajar karena umat Islam harus dipimpin oleh Islam sendiri dalam wilayah ke-umat-an, seperti halnya umat Yahudi dan Nasrani dipimpin dari kalangan mereka sendiri. Jika agama di ibaratkan "manual book", maka jelaslah yg bisa menjelaskan petunjuk itu adalah dari kalangan sendiri.

Tetapi yang terjadi sekarang bahasanya selalu di-generalisasi, dibuat seolah2 keseluruhan, apalagi dibumbui oleh kepentingan. Padahal kalau kita pakai analogi sederhana ketika ada yang bilang, "Orang batak itu keras .. " Itu tidak berlaku bagi semua, tapi pandangan rata2. Buktinya saya yang batak ini berperangai halus, santun dan imut tak berkesudahan. ( Bentar, nyisir dulu.. )

Ketidak-mampuan mereka yang menerjemahkan sesuatu berdasarkan konteks "kapan", "dimana" dan "pada saat peristiwa apa" ayat dan hadis itu dikeluarkan, membuat banyak orang terjebak pada teks saja. Parahnya lagi banyak yang ho oh saja ketika ustadnya mengisi otak mereka. Yang penting si ustad berjenggot, jidat kapalan dan celana cingkrang, itu sudah patokan kebenaran.
Beragama itu sesungguhnya dituntut cerdas, karena itulah manusia disematkan akal untuk memahaminya. Jangan menjadi kerbau yang nurut saja ketika dibawa ke tempat pembantaian. Logika2 harus penuh dulu sebelum meng-imani sesuatu.

Beragamalah seperti secangkir kopi. Ia bisa berada di kalangan menengah bawah sampai atas, tapi ada satu hal yang tidak bisa lepas darinya, yaitu kenikmatan.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 10 April 2016

KETIKA TUHAN MENGANTARKAN PAKET AMAL KE HADAPANMU

"Kasihan dia sekarang.."
"Kenapa ?"
"Ibunya stroke sejak 7 tahun lalu. Dia anak satu2nya. Istrinya minta cerai karena tidak mau mengurus mertuanya. Anaknya satu, masih kecil. Dia terpaksa keluar dari kerjaan karena mengurus ibunya dan anaknya. Duh, kasihan-lah pokoknya...."
Kutatap wajah temanku. Ada guratan keprihatinan di wajahnya membayangkan kehidupan temannya. Dia merasa sangat bersyukur dengan hidupnya yang lebih baik. Aku tersenyum.
Terbayang ketika aku berkunjung ke seorang sahabat yang terkena kanker stadium akhir. Dia sudah tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Tubuhnya kurus tinggal tulang. Anehnya, wajahnya ceria. Senyumnya terus mengembang.

Aku duduk disampingnya, memegang tangannya dengan jari2 yang kurus. Kami pernah melewati "masa gila" bersama. Masa ketika rasa takut itu bukan menjadi bagian dari diri kami. Masa ketika kami sama sekali tidak berfikir.


"Kamu tahu, den.." Katanya lemah. "Banyak orang yang memandang kasihan padaku. Mereka menganggap apa yang aku alami adalah musibah. Kata-kata mereka mencoba menghiburku. Tapi apa yang harus dihibur ? Aku sedang gembira..."
Begitulah sahabatku. Sisi pandangnya selalu menarik untuk disimak.
"Tidak banyak orang tahu, bahwa sakit, kemiskinan, kepedihan, kesulitan adalah cara Tuhan untuk mengikis dosa2 yg selama ini kita lakukan. Seandainya mereka tahu bahwa penyakit itu adaah anugerah, maka mereka tentu menyambutnya dengan gembira.

Bayangkan, dosa2 dikikis di dunia supaya ringan siksa kita di alam kubur nanti, yang kita tidak bisa membayangkan seberapa keras tekanannya. Betapa mulyanya. Tentu saja aku menjadi gembira. Kamu belum tentu semulya aku sekarang, karena pengikisan dosaku jauh lebih cepat dari kamu... "
Berat rasanya kelopak mataku. Ada embun yang menggantung disana. Bukan karena sedih, bukan. Karena aku sangat kagum akan cara pandangnya dengan dasar ilmu yang kuat.

"Dan dia..." Temanku memandang ke istrinya yang tersenyum di pojok kamar meihat kami berdua ngobrol bersama. "Dia paham, bahwa aku adalah ladang amal-nya yang harus dia jemput. Aku adalah poin2, bonus yang dia kumpulkan untuk bekal perjalanan dia di alam kubur nantinya. Kesabaran dan keikhlasan dia merawatku menjadi penyelamat dia nantinya. Tuhan memberiku sakit sebagai pengikis dosaku, dan Tuhan mengirimkan aku dalam kondisi sakit kepada istriku sebagai "paket amal" yang diantarkan langsung ke depannya untuk dia kumpulkan..."

Temanku menoleh kepadaku. "Hebat, bukan ?" Senyumnya tidak pernah kulupakan. Senyum terakhir yang aku rekam dalam otakku saat aku mengantarnya berbaring di kegelapan kubur. Ketika satu persatu tanah dimasukkan ke liangnya, istrinya terduduk ditanah dengan tangis yang tertahan.
Aku merasa itu tangis kegembiraan karena ia berhasil mengumpulkan poin amal sebanyak2nya yang dikirimkan Tuhan kepadanya.

Ah, aku baru teringat. Temanku dan istrinya mengambil sudut pandang akhirat dalam membaca peristiwa mereka, berbanding terbalik dengan banyak orang yang mengambil sudut pandang dunia sehingga mereka menganggapnya sebuah musibah.

Selamat jalan, sahabatku.. Di perjalanan kedua nanti, semoga engkau sudah menyiapkanku secangkir kopi untuk menemani kita bercerita.

"Dunia adalah tempat amal tanpa perhitungan dan akhirat adalah tempat perhitungan tanpa amal" Imam Ali as.

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Jumat, 08 April 2016

Hubungan Muslim-Kristen di Bahrain (1)

Suatu saat saya dan kolegaku seorang Kristen ber-KTP Yunani-Amerika mengunjungi masjid raya nan megah di Manama, Bahrain, negara-kepulauan mini tetangga Arab Saudi. Sesampai di halaman masjid yang rindang dan indah itu, temanku agak ragu antara mau masuk masjid dan tidak untuk melihat-melihat arsitektur interior masjid. Ia merasa sebagai orang Kristen yang mungkin dilarang masuk masjid.

Saya pun mencoba meyakinkan dia: "Ayo, coba masuk saja. Kalau nanti mereka menolak ya gak usah masuk. Kalau mereka hanya membolehkan saya yang masuk masjid, saya akan tolak." Pokoknya, prinsipku waktu itu, kalau boleh masuk ya sama-sama. Kalau tidak sama-sama, ya lebih baik tidak usah sekalian.
Setelah mendengar penuturanku, ia pun setuju. Maka masuklah kami berdua ke pintu gerbang masjid. Disana sudah ada sejumlah perempuan (bercadar dan tidak) yang duduk-duduk di kursi. Ternyata mereka sedang "bertugas" untuk memperkenalkan masyarakat dan budaya Bahrain. Ada juga seorang lelaki paruh-baya yang ternyata guide untuk masjid itu.


Saya jelaskan ke mereka kalau temanku itu seorang Kristen, apakah boleh melihat-lihat interior masjid? Dengan ramahnya perempuan bercadar itu mempersilakan kami untuk masuk dan melihat-lihat jeroan masjid. Ia bilang, penduduk Bahrain bukan hanya Muslim, banyak masyarakat Kristen disini. Banyak gereja disini. Masjid ini untuk siapa saja, bukan hanya untuk umat Islam. Mendengar penjelasannya temanku tadi "mlengeh" dan sumringah, mukanya berseri-seri. Kami pun kemudian melihat-lihat daleman masjid dengan ditemani sang guide tadi yang bernama Ahmad, seorang warga Mesir yang sudah di Bahrain selama 25 tahun...

Bagaimana kisah selanjutnya? Tunggu saja ya...

Penulis: Sumanto Al Qurtuby
Read more ...

Rabu, 06 April 2016

AHOK YANG DIKEPUNG KEADAAN

Begini, keputusan Ahok maju via jalur independen bukan diambil dalam kondisi ruang hampa. Keputusan itu salah satunya dipicu oleh statemen Yusril Ihza Mahendra yang menyatakan, surat dukungan tanpa adanya nama wakil gubernur, akan percuma alias tidak sah.

Sebagai calon kompetitor yang juga ahli tata negara Yusril rupanya berbaik hati mengangkat persoalan tersebut jauh-jauh hari. Meski KPUD DKI menyatakan bahwa surat dukungan tanpa nama calon Wagub itu sah, asal pada saat pendaftaran nanti sudah disertakan nama pasangannya, tapi bahasa UU memang mengatakan 'Pasangan Calon', bukan hanya 'Calon Gubernur'. 

Logikanya, jika nanti Ahok jadi maju via jalur independen bermodal surat dukungan yang dikumpulkan Teman Ahok tanpa nama pasangan Cawagub, bisa saja malah digugat keabsahannya. Ini akan sangat merepotkan.

Teman Ahok Tetap Berjuang

Akan sangat mengenaskan jika akhirnya nasib Ahok ditentukan oleh MK.
Tapi untuk menentukan nama Cawagub saat ini, tidak mudah. Ahok sendiri berharap dapat berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat, wakilnya yang sekarang. Tapi Djarot adalah warga PDIP, dan PDIP belum ketok palu.

Sementara waktu semakin mepet. Berlandaskan azas kehati-hatian, Teman Ahok butuh rasa aman agar usahanya tidak jadi sia-sia. Keputusan nama Calon Wagub dibutuhkan segera.
Soalnya, jika targetnya adalah 1 juta surat dukungan, pekerjaan itu kini harus diulang dari awal. Dari kondisi seperti itulah nama Heru Budi Hartono muncul sebagai Cawagub alternatif.
Saat ini selain Nasdem belum ada partai yang bulat mencalonkan Ahok. Padahal kursi Nasdem di DPRD DKI jauh dari cukup untuk mengusung Cagub sendiri. Sedangkan PDIP masih terjadi tarik menarik. Bahkan malah ada suara yang kurang sedap untuk Ahok.

Artinya modal utama Ahok adalah Teman Ahok yang sejak awal bekerja untuknya. Sayangnya kondisi itu justru seperti memperhadapkan Teman Ahok dan PDIP. Sebuah keadaan yang secara strategis kurang menguntungkan Ahok.

Karena itulah Ahok dipaksa keadaan untuk mengambil keputusan cepat menentukan siapa wakilnya. Saat nama Heru disebut, keputusan itu berakibat memperkecil peluang dukungan dari PDIP. Resiko terbesarnya, bukan tidak mungkin Ahok akan berhadapan dengan Djarot Saiful Hidayat di Pilkada nanti.
Kondisi tersebut sekaligus mengunci Ahok untuk menetapkan pilihan maju via jalur independen. Sebab bagaimana mungkin maju via jalur partai, jika sudah satu paket seperti itu. Ego partai pasti tidak bisa begitu saja diabaikan. Tidak mungkin juga nama Heru ditarik kembali lalu diganti orang lain.
"Jika pengumpulan dukungan tidak terpenuhi, jabatan saya hanya sampai Oktober 2017. Saya ikhlas," ujar Ahok.

Akhirnya kerja keras relawan Ahok semakin diuji. Untruk sebuah kerja politik, saya rasa kondisi yang menjepit ini akan jadi tantangan manis dan seru bagi para pendukung Ahok...

Penulis: Eko Kuntadhi
Read more ...

Senin, 04 April 2016

KEBERANIAN YANG BERNALAR

Selama saya menjadi instruktur fieldtrip, entah menemani para profesional geosaintis dan engineer perminyakan, masyarakat umum dalam komunitas Geotrek Inonesia, atau mahasiswa; inilah kelompok fieldtrip paling besar yang pernah saya temani ke lapangan.
Sebanyak 180 mahasiswa geologi Indonesia dari kampus di ujung barat Indonesia di Banda Aceh sampai di ujung timur Indonesia di Jayapura, saya temani pada Senin awal minggu ini di tepi utara dan barat Pegunungan Selatan Jawa bagian timur di area Perbukitan Jiwo, Bayat sampai selatan Sukoharjo dan utara Wonogiri. Fieldtrip ini diselenggarakan dalam rangkaian PIT PERHIMAGI (Persatuan Himpunan Mahasiswa Geologi Indonesia) 2016 yang berlangsung di Yogyakarta 6-13 Maret 2016.

Contact person Panitia fieldtrip dari Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Sdr. Yan Bachtiar Muslih -sekaligus menjadi asisten saya di lapangan, menginformasikan bahwa tema fieldtrip adalah pandangan baru tentang geologi dan tektonik area Bayat dalam konteks regional SE Java Microcontinent. Sdr. Yan dan para mahasiswa geologi di Undip nampak jelas mengikuti apa yang saya kemukakan dalam tiga tahun terakhir ini.
Dalam tiga tahun terakhir ini saya komunikasikan idea-idea terkait status baru tektonik Bayat baik secara formal di pertemuan-pertemuan ilmiah para profesional nasional dan internasional (Satyana, 2014 -IPA; Satyana, 2014-IAGI; Satyana, 2015-IPA; Satyana, 2016 -IPA Mei besok), maupun secara internal di berbagai forum (perguruan tinggi, institusi, oil companies), atau secara informal dan populer melalui media sosial (facebook). Juga tengah diupayakan untuk menuliskannya dalam jurnal internasional oleh kawan saya seorang peneliti di Geoteknologi LIPI.

Awang Satyana


Perhatikan bagaimana cara saya mengkomunikasikan idea-idea itu melalui berbagai cara formal dan informal, eksternal dan internal. Sebagian presentasi-presentasi itu juga adalah bersifat undangan. Komunikasikan saja idea itu bila memang dirasa signifikan, baik, dan berimplikasi luas. Idea itu benar atau ngawur akan teruji dengan sendirinya. Jangan takut mengemukakan idea selama ada fakta, data, bukti, argumennya.

-----------------

Maka ketika saya diundang untuk menjadi instruktur fieldtrip PIT PERHIMAGI 2016 dengan tema "Memberikan Status Baru bagi Tektonik Bayat dalam Konteks Geologi Regional Mikrokontinen SE Java", saya menyambutnya dengan baik. Kesempatan yang baik bagi saya untuk bercerita kepada sekitar 180 perwakilan mahasiwa geologi dari sekitar 25 kampus di seluruh Indonesia tentang bagaimana dan mengapa saya mempunyai idea begitu.

Sehari sebelumnya dalam sebuah seminar rangkaian acara PERHIMAGI di Kampus Geologi UPN, saya juga diundang menyampaikan materi terkait yang saya beri judul: Tectonics of Java: Revisited - Cretaceous Subduction, Microcontinent Collision, and Implications for Pre-Tertiary Petroleum Potential.
Meskipun demikian, pada kesempatan-kesempatan di seminar dan di lapangan, saya tak hendak mempengaruhi para generasi muda calon geolog Indonesia ini melalui idea-idea saya itu.
Di seminar, saya ceritakan dengan runtut alur pekerjaan saya dari field geology, ke laboratory analysis, ke interpretasi, sampai sintesis. Saya tunjukkan kepada mereka mereka data-data terbaru, interpretasinya, literatur-literatur, argumen-argumen, dan sintesis saya. Mereka bisa melihat dengan jelas alur nalar saya. Saya minta peserta seminar entah para mahasiswa atau para dosen yang hadir untuk mengajukan pertanyaan atau tantangan atas argumen-argumen saya.

Di lapangan pada Senin lalu saya tunjukkan singkapan-singkapan di hadapan para mahasiswa ini. Bagaimana saya mendeskripsi, menganalisis, menginterpretasi singkapan di tempat itu, lalu mengaitkannya ke singkapan-singkapan lain di sekitarnya, dan secara regional dalam ruang dan waktu, lalu akhirnya mendudukannya dalam konteks regional dan melakukan sintesis. Saya minta para mahasiswa mengajukan pertanyaan- pertanyaan atas deskripsi dan interpretasi saya. Tugas geolog tak hanya mendeskrpsi singkapan, tetapi juga mengintetpretasinya secara regional dalam ruang dan waktu. Para geolog bukan hanya observer dan deskriptor singkapan, tetapi mereka juga para saintis yang melakukan rekonstruksi. Para geolog melihat sekaligus yang terlihat (singkapan batuan) dan tidak terlihat (rekonstruksi).

PIT PERHIMAGI 2016

Pendek kata, meskipun saya punya kesempatan untuk mempengaruhi pikiran para mahasiswa ini dengan idea-idea yang saya hasilkan, apalagi sebagian besar dari mereka percaya dengan yang saya katakan, saya tak akan menggunakan kesempatan itu. Biarkan saja mereka mencerna sendiri. Di lapangan saya mengajari mereka mengamati dan mencatat dengan baik apa yang dilihat. Yang tak terlihat adalah bagian interpretasi dan sintesis geologi, yang harus dibangun dengan data, argumen, dan nalar. Saya mengajari mereka begitu.
Bahkan saya berkata kepada mereka, "Bila kalian punya fakta, data, bukti, analisis, interpretasi, dan argumen; kemukakan saja. Tak perlu takut itu akan kontroversial atau sangat berbeda dengan konsep atau teori mapan yang dikeluarkan oleh para geolog terdahulu ternama sekalipun, juga termasuk dari saya.

Pendapat saya tentang Bayat dan rekonstruksi tektonik Mesozoic untuk SE Sundaland yang saya ajukan bertentangan dengan Bothe (1928), Katili (1972), Hamilton (979), Hall (2012), dan beberapa lagi. Tidak masalah, ilmu berkembang melalui penemuan-penemuan baru termasuk perdebatan-perdebatan di dalamnya. Kalau saya berkata soal empat pilar mental untuk berkembang, yaitu: cinta, ketekunan, konsistensi, dan keberanian. Nah kali ini saya sedang mengajari kalian tentang keberanian. Keberanian dengan data, argumen dan nalar, bukan keberanian yang nekad tanpa apa pun."

Di sebuah singkapan batugamping kapuran Miosen Tengah Formasi Oyo di selatan Sukoharjo Senin sore itu saya mengatakan hal tersebut kepada para mahasiswa ini -mengakhiri fieldtrip sehari bersama mereka.
Saya mengajari para mahasiswa geologi Indoneia ini tak hanya sekadar mendeskripsi singkapan, tetapi lebih dari itu, sebuah sikap KEBERANIAN YANG BERNALAR!***

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Sabtu, 02 April 2016

BERGURU PADA TERE LIYE

Heboh. Begitulah dunia maya ketika satu hal mengejutkan terekspose ke ranah publik.
Kali ini penulis novel pop bernama Tere Liye menjadi sasaran bully. Bukan karena bukunya yang ngantri di rak-rak Gramedia, tapi karena sinisme yang ditulisnya dengan logika ruwet. Tere barangkali tidak rugi apa-apa. Para pembaca fanatiknya tak akan berkurang. Pendiriannya juga tak kan tergoyahkan, tak perduli sebanyak apapun cibiran datang. Dengan maqom setinggi Tere, kurcaci-kurcaci Facebook itu ada apanya?
Orang-orang iri yang menganggap cara berpikir Tere Liye buruk, mestinya belajar banyak darinya. Tere adalah master dalam beberapa hal yang sifatnya rahasia. Hanya pemilik ilmu laduni saja yang bisa menguasainya. Ia meretas jalan yang hanya mungkin terjadi di Indonesia. Ia adalah "orang terpilih" seperti Neo dalam film The Matrix. Orang-orang hasud itu mesti berguru jurus-jurus pamungkas yang hanya bisa dipahami oleh orang cerdas.

Tere Liye

Pertama, orang-orang harus belajar cara menyembunyikan identitas. Khusus agen BIN yang gagal, Banyu Biru, segera daftar jadi muridnya untuk menguasai trik penyamaran ini. Meskipun nama Tere Liye sudah bukan hal yang asing, tapi identitasnya sebagai laki-laki baru terkuak beberapa tahun ini. Ajib. Dengan jurus rahasia panglimunan, penyamarannya berhasil mengelabui jomblo kurang piknik.

Mereka berhalusinasi tentang sosok perempuan cantik dan cerdas, yang selalu mengumbar kisah cinta yang membius dalam bukunya. Juga motivasi indah dalam status medsosnya.

Tere, adalah nama feminin yang dengan cepat mengingatkan sosok penyanyi dengan suara melengking. Dengan rapat informasi rahasia ini dijaga baik-baik. Tapi sayang, imajinasi jomblo itu mesti hangus, karena Tere yang mereka jadikan kiblat berhayal itu adalah laki-laki.

Nasibmu mblo.
Ke dua, Tere berhasil membuat argumen yang mencengangkan dengan modal tanpa berpikir. Para pemikir dunia mesti sungkem sehabis membaca statusnya. Misalnya terkait rokok, Tere sanggup mematahkan penalaran normal berdasarkan data hoaks. Karyawan rokok, termasuk perokok dibandingkan penghasilannya dengan pemilik pabrik rokok. Begitu juga mengenai sejarah "kiri" di Indonesia. Tere bahkan terlihat tidak sempat membuka Wikipedia. Ia tak tahu Tan Malaka, pahlawan nasional itu adalah seorang komunis tulen, plus jomblo stadium lanjut!

Tere mungkin akan pingsan jika tahu Soekarno (juga tokoh kemerdekaan lain) adalah pemuja Marx yang fanatik. Atau justru dia akan menghapus sejarah, sebagaimana mengapus status-statusnya itu.
Ke tiga, masyarakat, khususnya penulis harus bersujud di kaki Tere. AS. Laksana yang tulisannya tergolong cerdas itu saja tidak mampu menyainginya. Pasalnya, Tere bisa menjual tulisan buruk secara masif dan terstruktur. Bagaimana jadinya kalau dia serius menulis? Tulisan buruknya saja laris manis tanjung kimpul.
Di Gramedia itu buku Tere Liye mendominasi. Ia berhasil memikat pembaca yang you-know-what-i-meanlah dengan cara tak terduga.

Dan kabar yang paling mengejutkan tentu soal kumpulan puisinya yang baru saja diterbitkan, Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta.

Sapardi Djoko Damono harus menangis haru. Buku penulis puisi Hujan Bulan Juni itu terpaksa diobral dan dijadikan bubur karena tak laku. Tapi Tere, Seperti halnya Denny JA, mampu membuat terobosan. Mereka telah mengubah sejarah. Mereka membuat puisi jelek dan memaksa dunia mengakuinya. Jika puisi bagus tak laku di pasaran, maka sederhanakan puisimu, karena pembacamu belum sampai ke sana. Begitu barangkali intinya.

Maju terus Tere, karena jomblo kurang piknik dan pembaca hasil karbitan sinetron ada di belakangmu!

Penulis: Kajitow Elkayeni
Read more ...

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com