Breaking News

Islam

Politik

Selasa, 26 April 2016

PEMIMPIM NASRANI DAN SEPENGGAL KISAH SEJARAH

Saat tahun ke-5 kenabian, Baginda Nabi memerintahkan beberapa sahabatnya untuk meninggalkan Mekah. Dalam sejarah kita mengenal Hijrah I yang dilakukan oleh kaum muslimin.
Perintah itu disampaikan untuk menghindari penindasan masyarakat Quraisy. Menghindari para membenci seruan kebenaran yang disampaikan Nabi.

Kemanakah para sahabat itu hendak pergi? Tujuannya adalah negeri Habasyah, sekitar Ethiopia sekarang. Di negeri itu, berkuasa raja yang bernama An-Najasyi. Dia penganut Kristiani yang taat.
Di hadapan Raja, Jafar bin Abu Thalib, seorang kerabat dan utusan Rasul berkata, "Kami menempuh perjalanan jauh menuju negeri Anda. Kami lebih memilih berada di bawah perlindungan Anda dan berharap agar kami tidak menerima perlakuan yang zalim."

Sejarah menceritakan para sahabat itu mendapat perlindungan di bawah kekuasaan An Najasyi, meskipun kaum Qurasy berusaha mempengaruhi raja dengan mengiirimkan berbagai upeti.

Kita tahu Rasul adalah Al Quran berjalan. Dia pasti memahami makna setiap ayat Allah. Jika semua muslim dilarang menjadikan umat kristiani sebagai pemimpinnya, bagaimana mungkin Nabi yang mulia memerintahkan sahabatnya untuk mencari perlindungan kepada raja yang beragama Nasrani?
Bukankah ketika mereka Hijrah ke negeri tersebut mereka akan hidup di bawah kepemimpinan seorang pemeluk Nasrani?

Di Indonesia, ada segolongan orang yang merasa lebih hebat dalam menafsir Al Quran ketimbang Nabinya sendiri. Mereka memakai ayat tertentu untuk kepentingan politiknya dengan mengharamkan pemimpin Nasrani.

Ahok

Mereka merasa lebih islami dibanding Nabi.

Penulis: Eko Kuntadhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com