Para Tetangga Bumi Membuat Bumi Hidup
Planet yang mendukung kehidupan kompleks pun harus mempunyai planet tetangganya yang lebih besar dan cukup jauh agar tak mengganggu gravitasinya, tetapi cukup dekat sebagai tameng untuk menarik benda langit yang akan menimbulkan impact terhadap planet pendukung kehidupan kompleks. Contoh ideal dalam hal ini adalah planet Jupiter tetangga jauh Bumi setelah Mars. Jupiter cukup jauh agar tak mengganggu gravitasi Bumi, tetapi ia masih relatif dekat untuk membuat benda langit (bolides) yang akan menabrak Bumi berbelok tertarik gravitasi Jupiter.
Contoh kasus ini adalah saat komet Shoemaker-Levy menghantam Jupiter pada tahun 1994, dibelokkan daripada menghantam Bumi.
Planet pun tak boleh berukuran terlalu kecil sehingga gravitasinya tak dapat menahan atmosfer. Sebab bila tak ada atmosfer, temperatur akan sangat menurun dan tak akan ada lautan. Planet yang kecil pun cenderung punya variasi topografi yang ekstrem. Inti planet akan mendingin dengan segera, sehingga gerak fluida mantel dan tektonik lempeng tak akan bertahan lama atau bahkan tak bisa terjadi. Tentang ini, bandingkanlah Bumi dan Mars. Mars lebih kecil daripada Bumi dan berdasarkan tinggalan-tinggalan di permukaannya diyakini pernah ada air mengalir di Mars. Namun sekarang telah lenyap akibat gravitasinya tak bisa menahan atmosfernya dan intinya pun telah selesai bergerak, sehingga tak ada lagi gerak fluida di mantel dan tektonik lempeng di litosfer Mars.
Planet dengan satelit yang besar (seperti Bumi dan Bulan) adalah juga suatu anomali di dalam rocky planets. Bandingkan bahwa Merkurius dan Venus yang sama-sama rocky planets seperti Bumi tak punya satelit, sementara Mars, rocky planet lain tetangga sebelah Bumi, punya satelit, tetapi jauh lebih kecil ukurannya dibandingkan Mars (satelit Phobos, mungkin ia hanya asteroid yang tertangkap gravitasi Mars). Giant impact theory menurut Taylor (1998) mengatakan bahwa Bulan berasal dari benturan antara Gaia dan Theia. Bulan ini telah ikut menjaga stabilitas kemiringan Bumi agar tetap bersudut sekitar 23 ½ deg. Bumi tak boleh terlalu miring atau terlalu tegak sebab ini akan mengacaukan extreme seasonal variation yang tak akan menyebabkan stimulus evolusi sebab chaotic. Bulan pun menyebabkan efek pasang air laut di Bumi secara berkala yang sangat penting untuk evolusi spesies penghuni lautan berpindah ke daratan. Tanpa Bulan, pasang karena Matahari akan sangat lemah sehingga akan memperlambat sekali laju evolusi.
Kemiringan Bumi sebesar 23,5° menyebabkan siklus musim tahunan, menyeimbangkan suhu, dan memungkinkan adanya berbagai zona iklim. Kemiringan poros planet kita sangat tepat. Lamanya siang dan malam sangat tepat oleh rotasi Bumi. Jika masa rotasi Bumi lebih panjang, satu sisi Bumi akan hangus, sisi yang lain akan beku. Sebaliknya bila rotasi lebih cepat, maka akan terjadi angin badai yang tak kenal henti.
Bulan punya efek pasang atas kerak Bumi. Ini akan membantu gerakan tektonik lempeng. Bulan pun yang berasal dari Bumi menurut teori impact Theia telah memicu gerak tektonik lempeng dengan cara membuat inhomogenitas litosfer. Suatu dinamika mantel yang akan menggerakkan lempeng membutuhkan inhomogeitas litosfer. Bulan yang terlempar dari Bumi dalam peristiwa impact telah membuat litosfer di atas muka Bumi tidak seluruhnya disusun oleh kerak kontinen –inhomogenitas litosfer.
-----
Tektonik Lempeng Membuat Bumi Hidup
Planet pun untuk mendukung kehidupan yang kompleks harus mempunyai gerak tektonik lempeng. Sebab evolusi kehidupan banyak dipengaruhi oleh sebaran lautan dan benua di atas planet dan sebaran samudera serta benua seluruhnya diatur oleh tektonik lempeng. Untuk itu, suatu planet harus mempunyai komposisi kimia yang mengizinkan gerak tektonik lempeng, yaitu ia harus mempunyai energi peluruhan radioaktif di intinya yang akan menghasilkan panas yang akan menggerakkan mantel. Kerak benua planet pun harus granitik agar ia sebagai lempeng dapat terapung di atas batuan oseanik yang basaltik dengan densitas dan gravitasi yang lebih besar/berat. Subduksi dan pemekaran dasar samudera yaitu dua pendorong gerak lempeng melalui ridge push di MOR (mid-oceanic ridge) dan slab pull di zona subduksi hanya akan terjadi oleh gerak pelumasan air, dan di planet yang punya air dalam bentuk cairan di samudera gerak tektonik lempeng terjadi dengan mudah, itulah Bumi.
Satu Bumi |
-----
Perisai Radiasi Magnetik Membuat Bumi Hidup
Angkasa luar adalah tempat berbahaya yang penuh dengan radiasi mematikan dan meteoroid. Namun, planet biru kita terbang melintasinya tanpa mengalami kerusakan berarti. Mengapa? Karena Bumi diselubungi dua pelindung yang menakjubkan: medan magnet yang sangat kuat dan atmosfer yang dirancang secara khusus. Medan magnet Bumi berasal dari bagian dalam Bumi membentang jauh ke angkasa luar, membentuk perisai tak kasat mata bernama magnetosfer –sabuk radiasi van Allen. Perisai ini melindungi Bumi dari radiasi kosmik dan partikel-partikel berbahaya dari Matahari: angin Matahari yang melempar partikel-partikel bermuatan listrik, ledakan Matahari yang energinya setara dengan miliaran bom-H hanya dalam beberapa menit, dan pelontaran massa korona. Materi berbahaya dari Matahari ditangkal dan ditangkap perisai magnetik Bumi dan dibawa ke ujung-ujung Bumi (kutub) menghasilkan aurora.
-----
Selubung Atmosfer Membuat Bumi Hidup
Atmosfer Bumi memberikan perlindungan tambahan. Lapisan stratosfer mengandung ozon yang menangkal 99 % radiasi ultraviolet yang membahayakan kehidupan di Bumi. Atmosfer Bumi juga membakar sebagian besar meteoroid kecil dan besar sehingga tidak menghantam Bumi yang dapat membahayakan kehidupan. Meskipun melindungi Bumi dari radiasi UV dan meteoroid, atmosfer tidak menghalangi Bumi dari radiasi yang penting, bahkan atmosfer membantu turut menyebarkan panas Matahari ke seluruh bola Bumi. Atmosfer Bumi pada malam hari berfungsi sebagai selimut yang memperlambat hilangnya panas.
-----
Lautan Membuat Bumi Hidup
Air adalah mutlak untuk kehidupan.
Sekitar 70 % wilayah Bumi diduduki lautan. Lautan menyimpan panas dalam jumlah besar tanpa peningkatan suhu yang berarti, sehingga turut menyeimbangkan iklim. Air mengembang ketika membeku, sehingga es mengapung. Seandainya air memadat waktu membeku, danau, sungai dan lautan akan mengeras sehingga membekukan segala isinya. Air dan atmosfer Bumi bekerja sama secara terus-menerus bertukar panas, air dan gas dalam bentuk gelombang dan angin, mengalirkan panas dari daerah tropis ke daerah kutub menyeimbangkan suhu bola Bumi. Dan dari lautanlah asal mula kehidupan.
Begitulah yang terjadi atas Bumi, sehingga kehidupan kompleks dalam bentuk puncaknya yaitu manusia berbudaya dan berteknologi bisa muncul – dibutuhkan sekian syarat astronomi dan geologi yang tak mudah dipenuhi di planet-panet mirip Bumi.
Mungkinkah kecerdasan seperti ini hanyalah kebetulan, atau apakah itu menunjukkan rancangan yang ajaib dan bertujuan? Terlalu banyak kebetulan diperlukan untuk menjadikan Bumi. Maka Bumi adalah rancangan ajaib-NYA.
“Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub… Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar Bumi? …Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?... Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? --ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu…!” (Ayub 38:1-11)
-----
BUMI: pahami dan sayangi. Seperti seorang Ibu yang telah menumbuhkan dan menyayangi kita, giliran kita kini memahami dan menyangi Ibu Bumi, Mother Earth, Gaia.***
Penulis: Awang Satyana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar