Breaking News

Islam

Politik

Senin, 17 April 2017

MEREKA MENISTA MASJID


Takmir dan penggurus mesjid Al-Atiq di Tebet, Jakarta Selatan mengusir Djarot Saiful Hidayat saat sholat Jumat tadi siang. Padahal Djarot datang untuk sholat Jumat, bukan buat kampanye. Dia datang sebagai jemaah, bukan sebagai Cawagub.
Peristiwa-peristiwa seperti ini yang membuat saya makin ngotot membela mereka yang ditindas. Atas nama agama, mereka mempermalukan Pak Djarot. Dia adalah seorang muslim yang berhak sholat Jumat di masjid mana saja. Rumah Allah terbuka untuk semua muslim.


Tapi kampret-kampret di masjid itu mengotori rumah Allah dengan provokasi. Mereka mencaci. Mereka memaki. Menggunakan speaker masjid, untuk menista muslim lainnya. Menggunakan fasilitas umat, untuk menista seorang umat lainnya.
Pak Djarot dan seluruh muslim punya hak sholat Jumat di masjid mana saja. Dia berhak bersujud di musholla manapun. Sebab masjid sesungguhnya adalah tempat bersujud. Tempat manusia menempelkan keningnya ke lantai, menundukkan egonya berhadapan dengan Yang Maha Besar.
Masjid didirikan untuk menandakan kerendahan hati manusia di hadapan sang Khalik. Bukan sarana untuk petantang-petenteng, merasa sok kuasa. Masjid bukan sarana untuk melampiaskan ego. Apalagi cuma karena alasan beda pilihan politik.

Kita menyaksikan kekurangajaran itu. Kita menyaksikan masjid-masjid kita dikotori oleh kejahilan. Kita juga mendengar mimbar-mimbar Jumat berubah jadi ajang kampanye. Semakin lama, semakin memuakkan.
Dulu orang masuk masjid untuk mencari kedamaian. Kini masjid justru dipenuhi provokasi. Di manakah mihrab-mihrab suci itu, tempat manusia dari manapun asalnya bermesra-mesra dengan Tuhannya.
Di depan mata kita, kesucian masjid sedang dilumuri kebebalan. Di depan mata kita, agama cuma diposisikan sebagai slogan politik yang makin hari semakin norak.
Kini masjid KH Hasyim Asyari di Daan Mogot juga difitnah. Mereka menyebarkan isu masjid itu ada lambang salib. Ini benar-benar memuakkan. Para kampret itu selalu mengumbar cerita-cerita busuk untuk merusak persatuan.

Kita tahu, semua ini sengaja dilakukan agar orang-orang yang masih menjaga akal sehatnya menjadi muak. Lalu apatis. Kemudian mereka berkuasa. Dan dengan kekuasaan di tangan, mereka bisa berbuat lebih memuakkan lagi.

Tidak. Demi akal sehat, kita akan terus menghadapi para perusak ini. Sebab jika prinsip yang waras mengalah, bangsa ini akan dimangsa orang-orang 'gila' seperti mereka.
Semoga Pilkada ini cepat berlalu. Agar masjid-masjid kita bisa kembali pada fungsinya sebagai tempat bersujud. Tempat seluruh muslim menyatakan kerendahan dirinya berhadapan dengan Tuhan semesta alam. Apapun pilihan politiknya.

Penulis: Eko Kuntadhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com