Postingan ini
khusus untuk umat Islam warga "Jakardah" yang ngefans dengan Koh Ahok
tapi bingung menyikapi simpang-siur pendapat para ulama dan tokoh Muslim
mengenai boleh-tidaknya memilih pemimpin non-Muslim.
Ulama dan fuqaha (ahli fiqih atau Hukum Islam) berbeda pendapat mengenai masalah keumatan itu sudah biasa terjadi sejak zaman bahula. Jadi tidak usah bingung. Kalau terjadi perbedaan pendapat tentang suatu masalah, maka Anda tinggal pilih saja mana pendapat yang menurut Anda "lebih mantab", "paling wokeh" dan paling membawa "manpaat" bagi kepentingan masyarakat banyak.
Read more ...
Ulama dan fuqaha (ahli fiqih atau Hukum Islam) berbeda pendapat mengenai masalah keumatan itu sudah biasa terjadi sejak zaman bahula. Jadi tidak usah bingung. Kalau terjadi perbedaan pendapat tentang suatu masalah, maka Anda tinggal pilih saja mana pendapat yang menurut Anda "lebih mantab", "paling wokeh" dan paling membawa "manpaat" bagi kepentingan masyarakat banyak.
Jadi umat Islam tidak usah bingungan. Yang penting madep mantep ikuti
hati-nurani dan akal-sehatmu. Santai aja. Gitu aja kok bingung. Tapi
kalau masih bingung dan ragu juga, maka saya sarankan jangan pilih Pak
Ahok tapi pilih Pak Djarot saja. Beliau kan Muslim, jadi gak masalah
milih dia. Dengan pilihan ini, maka Anda akan terhindar dari segala
"jebakan teologis" dan perasaan berdosa.
Sekali lagi, ini hanya "berlaku" untuk kaum Muslim pendukung Ahok-Djarot saja lo. Kalau Anda mantepnya dengan Pak Anis juga silakan saja. Beliau orangnya juga baik, lemah-gemulai, tutur-katanya sopan, kata-katanya terstruktur rapi, persis seperti akademisi atau "wong kampusan" lah. Beliau ini khas seperti "dosen idaman" he he. Mau milih Mas Agus juga silakan. Dia juga orangnya (sepertinya) baik, sopan, gagah-perkasa, masih muda lagi. Kira-kira khas "perwira idaman" lah. Kalau Koh Ahok kan ya Anda tahu sendirilah, "khas gubernur idaman" gitu he he.
Anda boleh menjagokan siapa saja. Bebas mengidolakan siapa saja. Merdeka menjadi "cheerleader" kandidat siapa saja. Boleh memilih siapa saja. Yang penting rukun, jangan saling menghina, menjegal, dan mengolok-olok. Gak enak kan kalau didengar "tetangga sebelah" kalau kerjaanya berisik melulu kayak sopir bajaj. Menurut Cak Lontong: "Anda boleh setengah mati memuji istri/suami/pacarmu sendiri tapi jangan menjelek-jelekkan istri/suami/pacar orang lain."
Jabal Dhahran, Arabia
Penulis: Sumanto Al Qurtuby
Sekali lagi, ini hanya "berlaku" untuk kaum Muslim pendukung Ahok-Djarot saja lo. Kalau Anda mantepnya dengan Pak Anis juga silakan saja. Beliau orangnya juga baik, lemah-gemulai, tutur-katanya sopan, kata-katanya terstruktur rapi, persis seperti akademisi atau "wong kampusan" lah. Beliau ini khas seperti "dosen idaman" he he. Mau milih Mas Agus juga silakan. Dia juga orangnya (sepertinya) baik, sopan, gagah-perkasa, masih muda lagi. Kira-kira khas "perwira idaman" lah. Kalau Koh Ahok kan ya Anda tahu sendirilah, "khas gubernur idaman" gitu he he.
Anda boleh menjagokan siapa saja. Bebas mengidolakan siapa saja. Merdeka menjadi "cheerleader" kandidat siapa saja. Boleh memilih siapa saja. Yang penting rukun, jangan saling menghina, menjegal, dan mengolok-olok. Gak enak kan kalau didengar "tetangga sebelah" kalau kerjaanya berisik melulu kayak sopir bajaj. Menurut Cak Lontong: "Anda boleh setengah mati memuji istri/suami/pacarmu sendiri tapi jangan menjelek-jelekkan istri/suami/pacar orang lain."
Jabal Dhahran, Arabia
Penulis: Sumanto Al Qurtuby