Mungkin bagi sebagian orang ini akan sangat menyakitkan..
Tetapi sejarah sudah membuktikan, bahwa firman2 Tuhan dalam kitab suci
banyak ditafsirkan sesuai dengan kepentingan atau nafsu kelompoknya
sendiri, bahkan berlanjut sampai masa sekarang. Ketidak-mengertian
tentang tafsir di banyak orang di manfaatkan betul oleh mereka yang
mengerti untuk membelokkan pemahaman sesuai pesanan.
Karena saya
muslim, maka saya berbicara tentang Islam karena saya tidak memahami
sejarah pada agama lain. Di Islam sendiri, pasca Nabi Muhammad Saw
wafat, maka terjadilah banyak penafsiran2 sesuai nafsu mereka sendiri
terhadap ayat2 dalam Al-quran.
Riwayat paling jelas yang
tercatat adalah saat terjadinya perang antara Imam Ali as saat
mempertahankan kekhalifahan ketika diserang Muawwiyah. Ini perang sesama
muslim lho, bukan dengan agama lain.
Ketika itu, beberapa orang
dalam pasukan Imam Ali as memaksa beliau untuk melakukan perjanjian
dengan Muawwiyah. Mereka mendasarkan pada surat Yusuf ayat 67, "Hukum
hanya berasal dari Allah.." Imam Ali as geleng2 kepala, karena beliau
sejak kecil mengikuti Nabi Muhammad Saw dan tercatat sebagai orang
pertama yang masuk Islam, maka beliau sangat paham kandungan Al-quran.
Imam Ali as berkata, "Ucapan yang benar, tapi dengan MAKSUD yang
bathil.."
Orang2 yang memaksa Imam Ali as ini dikenal dengan nama
kaum khawarij. Mereka pula-lah yang kemudian berbalik memerangi Imam
Ali as, khalifah mereka sendiri, dan terkenal dengan nama perang
Nahrawan. Mereka berpatokan pada Al-quran, tapi dengan tafsir mereka
sendiri.
Dan catat, kaum khawarij itu orang2 yang shalatnya
selalu tepat waktu, puasanya kuat, bacaan Al-qurannya merdu, pokoknya
top dah.. Tapi gagal paham. Dan mau tahu ciri mereka ? Mereka berkepala
gundul, jenggot lebat dan jidat kapalan. Mereka bahkan sudah ada sejak
zaman Nabi.
Itu satu contoh saja betapa ayat2 Al-quran di tangan
mereka yang menafsirkan sesuai nafsu birahi-nya sendiri, menjadi senjata
yang mengerikan. Itu belum lagi, ketika ayat2 itu ditafsirkan untuk
melindungi kepentingan para penguasa pada masa2 itu untuk melindungi
kekuasaannya.
Jadi sebenarnya pemanfaatan ayat Al-quran sesuai
dengan kepentingan pada masa ini, hanya pengulangan saja. Dulu kita
dicekokkan dengan pemimpin wanita haram berdasarkan Al-quran, eh
ternyata ada yang menjilat ludah sendiri. Sekarang kata "Awliya"
diartikan pemimpin untuk menjegal mereka yang non muslim memimpin.
Kenapa tidak semua orang bisa menerima penjelasan sederhana ini ?
Karena sudah lekat doktrin tertancap di kepala mereka, tanpa mau
berfikir sedikit-pun. Apa yang dikatakan ulamanya ditelan mentah2 tanpa
mau merujuk pendapat lain. Mereka tidak mau menggunakan akal dan logika
berfikirnya karena takut. Imani saja, kata mereka. Yang di imani
perkataan ulamanya bukan Al-qurannya, yang sama2 tempatnya salah dan
dosa.
Benar sekali perkataan Nabi Muhammad Saw, "Umatku pada
akhir zaman banyak, tapi mereka seperti buih di lautan.."
Terombang-ambing oleh kebodohan dan bangga dengannya.
Belajarlah dari sejarah untuk memahami.
Dan maaf, saya hanya menyampaikan ini untuk mereka yang pintar saja,
karena kata Imam Ali as, "Meletakkan hujah di depan orang bodoh itu
mudah, tetapi membuat mereka menerimanya itu yang susah.."
Untuk mereka yang berwawasan luas, berfikiran terbuka dengan hati yang rendah, ijinkan saya mengangkat secangkir kopi...
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar