Berdiri di atas lensa batugamping yang memuncaki bukit volkanik Old Andesite di pantai selatan Lombok - Formasi Pengulung berumur Oligo-Miosen, merupakan bagian jalur volkanik bawahlaut terusan dari selatan Pulau Jawa.
Dulu sekali, sekitar 20 juta tahun yang lalu, batuan ini ada di bawah samudera, kini muncul di atas Samudera Hindia. Tenaga geologi mengangkatnya secara perlahan, namun pasti. Geologi itu mengajarkan: kesabaran, ketekunan, konsistensi, dan kesetiaan.
Pagi itu adalah 24 September 2016, Sabtu minggu lalu, hari istimewa
buat saya, genap berumur 52 tahun. Saya berdiri di atas Old Andesite,
menunjukkan bahwa saya tetap seorang Geolog Indonesia, dan ingin begitu
terus selama Dia memberikan nyawa.
-----
Masih banyak yang ingin saya teliti dan kerjakan, masih banyak yang ingin saya publikasikan, masih ada lapangan-lapangan minyak atau gas yang harus saya dkk. temukan, masih banyak pemikiran geologi yang ingin saya sumbangkan buat Negeri yang berdiri di atas pertemuan tiga lempeng dan benturan belasan terranes ini, masih banyak ilmu yang harus saya turunkan kepada para murid, dan masih banyak para geolog muda yang harus saya didik, bangkitkan semangat dan keberaniannya.
Dan masih ada kewajiban saya sebagai seorang ayah, sebagai seorang warga masyarakat, sebagai seorang Indonesia, dan sebagai makhluk yang menyembah Khaliknya.
Lalu masih ada perjuangan fisik dan mental. Menjaga kesehatan, menjaga hati. Hidup bagi saya adalah: belajar, bekerja, berkarya, berjuang, berbagi, dan bersyukur menikmatinya. Mencintai dan dicintai.
Hidup juga telah dipenuhi pergantian antara kebenaran dan kesalahan masa lalu. Kebenarannya meyakinkan saya, kesalahannya mendidik saya meskipun pahit. Hadapilah yang dibawa hidup kepada kita dengan berani, semanis sepahit apa pun.
Dari pantai selatan Lombok di atas Old Andesite Formasi Pengulung berumur 20 juta tahun, di antara Samudera Hindia biru tua dan langit biru muda, saya syukuri kegenapan tambahan umur ini. Hanya kehilangan semangat yang menuakan orang itu, bukan tambahan umurnya. Umur menua akan memperlambat gerakan saya, bukan hati dan pikiran saya yang bertahun-tahun ditenagai oleh: cinta, ketekunan, konsistensi, dan keberanian.
-----
Keep praying and fighting!
Penulis: Awang Satyana
-----
Masih banyak yang ingin saya teliti dan kerjakan, masih banyak yang ingin saya publikasikan, masih ada lapangan-lapangan minyak atau gas yang harus saya dkk. temukan, masih banyak pemikiran geologi yang ingin saya sumbangkan buat Negeri yang berdiri di atas pertemuan tiga lempeng dan benturan belasan terranes ini, masih banyak ilmu yang harus saya turunkan kepada para murid, dan masih banyak para geolog muda yang harus saya didik, bangkitkan semangat dan keberaniannya.
Dan masih ada kewajiban saya sebagai seorang ayah, sebagai seorang warga masyarakat, sebagai seorang Indonesia, dan sebagai makhluk yang menyembah Khaliknya.
Lalu masih ada perjuangan fisik dan mental. Menjaga kesehatan, menjaga hati. Hidup bagi saya adalah: belajar, bekerja, berkarya, berjuang, berbagi, dan bersyukur menikmatinya. Mencintai dan dicintai.
Hidup juga telah dipenuhi pergantian antara kebenaran dan kesalahan masa lalu. Kebenarannya meyakinkan saya, kesalahannya mendidik saya meskipun pahit. Hadapilah yang dibawa hidup kepada kita dengan berani, semanis sepahit apa pun.
Dari pantai selatan Lombok di atas Old Andesite Formasi Pengulung berumur 20 juta tahun, di antara Samudera Hindia biru tua dan langit biru muda, saya syukuri kegenapan tambahan umur ini. Hanya kehilangan semangat yang menuakan orang itu, bukan tambahan umurnya. Umur menua akan memperlambat gerakan saya, bukan hati dan pikiran saya yang bertahun-tahun ditenagai oleh: cinta, ketekunan, konsistensi, dan keberanian.
-----
Keep praying and fighting!
Penulis: Awang Satyana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar