Breaking News

Islam

Politik

Senin, 30 Oktober 2017

350 Tahun Belanda Menjajah Pribumi?

350 TAHUN?
Berapa lama Belanda menjajah Indonesia? Hampir semua dari kita akan menjawab: 3,5 abad atau 350 tahun. Sebab demikianlah yg umumnya diajarkan di sekolah2, termasuk saat saya belajar dulu dari SD-tingkat pertama kuliah.
Hitungan dari mana 350 tahun itu? Dari pendaratan pertama penjelajah dan pedagang Belanda, yaitu Cornelis de Houtman tahun 1596 di Banten saat mencari rempah2, sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

Logikanya, begitu kapal dagang Belanda ini mendarat, apakah Indonesia - wilayah kepulauan yang terbesar di dunia ini - serentak dijajah seluruhnya oleh Belanda? Tidak logis. Maka meragukan angka 350 tahun itu.
Dan itu yang dari tahun 1960 sudah meragukan Prof. Mr. G.J. Resink -seorang Belanda-Jawa berkewarganegaraan Indonesia kelahiran Yogyakarta tahun 1911 meninggal di Jakarta tahun 1997. Guru besar hukum internasional, sejarah modern dan sejarah diplomasi UI ini menulis buku-buku penting yang mendorong metodologi penelitian sejarah menggunakan data-data hukum.
Foto terlampir itu adalah salah satu bukunya yang terpenting yang memasalahkan 350 tahun itu yang kebetulan terjemahannya (1973) saya punya. Judul aslinya "Inlandsche Staten in den Oosterschen Archipel" (1873-1915) - Resink, 1960.


Dari penelitiannya atas dokumen2 hukum, Prof. Resink menolak ajaran bahwa Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. Prof. Resink termasuk yang pertama dalam membuat kontroversi atas sejarah Indonesia "versi Pemerintah".


Ini beberapa argumen Resink.
1. Antara tahun 1460-1910 belum ada suatu negara Indonesia sebagai bentuk politik yang bulat yang meliputi keseluruhan kepulauan Indonesia.
2. Penjajahan oleh bangsa-bangsa asing sampai 1910 belum meliputi seluruh kepulauan Indonesia, hanya terbatas pada beberapa wilayah tertentu saja.
3. Sebelum 1910 kepulauan Indonesia terdiri atas kerajaan2 besar dan kecil yang masing-masing berkedudukan sebagai negara merdeka bertaraf internasional.
4. Terdapat dokumen2 hukum bahwa Belanda tidak bisa mengadili kasus-kasus hukum yang terjadi di wilayah2 tertentu sebab wilayah2 itu tidak masuk ke dalam koloni Belanda.
Pendapat Prof. Resink itu sontak telah memicu perdebatan sebab versi resmi sejarah yang diakui Pemerintah (sejak Orba) adalah Belanda menjajah Indonesia 350 tahun. Dan itu yang diajarkan kepada kita.

Di beberapa tempat seperti di Jawa memang Belanda (VOC dan Pemerintah Belanda) lama menjajah Jawa, tetapi tidak 350 tahun juga sebab Jawa pun dikuasai Belanda terjadi secara berangs

Penulis: Awang Satyana
Read more ...

Kamis, 26 Oktober 2017

TERIMA KASIH PAK ANIES, PAK SANDI


Terimakasih pak Anies Sandi
Ternyata saya baru tahu kenapa warga Jakarta lebih banyak memilih anda untuk memimpin kota ini daripada Ahok..
Ketika Ahok memimpin, bawaannya tegang mulu. Selalu ada amarah dan bentakan. Warga Jakarta kurang enjoy dengan semua itu, karena hidup mereka sudah sulit.
Mana panas, macet dimana2, kalau hujan banjir. Mereka tegang setiap hari, dan Ahok malah menambah ketegangan mereka..
Tapi zaman bapak Anis Sandi beda, beda banget..
Bapak berdua sungguh menghibur. Ada saja lawakan yang diberikan kepada kami supaya kami tertawa. Ada saja perilaku bapak berdua yang membuat kami rileks dan bersenda ria.
Waktu bapak ngomong pribumi, sontak banyak meme yang bicara pribumi. Apalagi waktu bapak Anies klarifikasi bahwa itu maksudnya pribumi di masa kolonial Belanda yang hanya ada di Jakarta, semua langsung kreatif membikin kata-kata kocak, "Belanda ngapain ke Bandung ? Beli peyempuan..."


Belum tingkah pak Sandi yang suka mbanyol. Gaya bangaunya itu lhoo... membuat kami terpingkal. "Kok bisa ya wagub bisa sekonyol itu ? Gak jaim orangnya, asik juga.." Sungguh menbuat kami merasa menjadi generasi milenial kembali..
Kami juga jadi asik waktu bapak barengan naik motor. Mesra sekali, seperti Ropik dan Juleha. Kemana-mana berdua. Duh, jomblo mana yang gak kepengen seperti itu ? Gubernur aja gandengan, masak kamu nggak ?
Kami tahu kok, masalah janji bapak untuk menutup Alexis itu becanda kaaaan ? Kami tahu kok, pak.. Reklamasi juga. Bapak bisaan becandanya..
Dan asiknya lagi, 5 tahun ini akan penuh dengan canda ria. Serasa Warkop DKI, Srimulat, Bagito ma Kwartet S tampil sepanggung kembali. Rame pastinya dengan tingkah dan kelucuan spontan yang tercipta.

Inilah yang gak dipunyai Ahok, yang bawaannya tegang terus. DPR beli UPS, ribut. DPR bikin anggaran seenak udelnya, ribut lagi. Sumpah, gada lucu-lucunya zaman Ahok..
Sebagai Gubernur zaman now, tentu Pak Anies Sandi paham sekali bagaimana bisa membuat warga Jakarta lupa akan masalahnya sehari-hari. Kita kurang hiburan, hibur kami pak, tolong hibur kami...
Saya yakin semua itu gak dibuat-buat. Spontan dan mengalir saja. Seperti ada bakat ngelawaknya bapak berdua. Terimakasih, Tuhan.. Engkau sudah menghadiahkan kami penimpin yang bisa menghibur kepenatan kami..

Saya aja, setiap kali bapak berdua muncul di media langsung ketawa kebahak-bahak. Pasti ada aja ulahnya, sampe kopi saya tumpah saking gak kuat nahan geli.. Terbaik, terbaik...
Terimakasih bapak, nanti kapan-kapan saya terbitkan buku "Mati ketawa cara Anies Sandi".
Katanya, menghibur orang itu ada pahalanya loh pak. Sungguh... Gak percaya ? Yah, Percaya cukur, gak percaya gondrong...

Semoga Tuhan membalas kebaikan pak Anies Sandi selama memimpin dengan gaya berbeda...
Salam seruput kopi, pak...

Penulis: Denny Siregar
Read more ...

Minggu, 22 Oktober 2017

SARA DAN RASIS DI PELANTIKAN GUBERNUR JAKARTA


Mereka bilang kemenangan Anies-Sandi bukan karena politisasi agama. Nah, sekarang spanduk pelantikannya saja seperti provokasi gesekan antar agama. Mengklaim kebangkitan pribumi muslim, katanya.


Apa mereka mau rayakan kemenangan dengan terus menerus meneriakkan kebencian agama dan rasial? Mau jadi apa Jakarta?

Jika begini cara Anies-Sandi dan pendukungnya meminta publik Jakarta menerima Gubernur baru, ini adalah cara paling norak dan bodoh.

Bagaimana akan didukung seluruh rakyat jika mereka sendiri menistakan keberagaman rakyat Jakarta.

Apa kategorisasi muslim dan pribumi masih pantas diteriakkan oleh pendukung seorang Gubernur terpilih? Apa mereka hanya akan memungut pajak dan retribusi dari segolongan rakyat saja? Apa mereka akan melayani segolongan yang satu dan menistakan golongan lainnya?

Lalu apa yang bisa diharapkan rakyat Jakarta yang plural ini dari perilaku para pendukung Gubernur baru yang model begini?

Kemenangan Anies-Sandi bukan kemenagan kaum muslim. Bukan kemenangan pribumi. Itu cuma kemenangan PKS dan Gerindra. Slogan muslim dan pribumi cuma dijadikan tunggangan untuk terus mengobarkan perpecahan.


Shame on you, Mr Governor!

Penulis: Eko Kuntadhi 
Read more ...

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com