Sabtu, 06 Mei 2017
Tetap Setia Dan Berpengharapan
Hari Selasa depan, 9 Mei 2017, adalah akhir dari persidangan Ahok. Dua puluh satu minggu saya ada di sana. Menyuarakan tentang pembelaan kami bahwa Ahok korban dari nafsu syahwat berkuasa dari kelompok yang selama ini ingin membegal Ahok.
Pada akhirnya, seperti lagu Christine Pandjaitan, walau ingin hatiku memeluk gunung, manalah mungkin tangan tak sampai. Walau ingin hatiku memetik bintang, manalah mungkin tiada sayapku. Kita sadar batas akhir perjalanan kita merengkuh keadilan.
Saya percaya jika Tuhan izinkan keburukan terjadi bukan karena Tuhan melupakan kita.
Saya percaya jika Tuhan izinkan ketidakadilan terjadi di Indonesia bukan karena Tuhan memunggungi kita.
Keburukan, penderitaan, kepedihan hidup, kesesakan hidup, ketidakadilan bisa terjadi bukan karena Tuhan tidak berpihak pada kita, melainkan agar kita tahu bahwa ikhtiar kita sebagai orang beriman untuk tidak takut dan menyerah meski langit keadilan akan runtuh. Terus berjuang mencari keadilan sekalipun di depan sana ada lautan lawan kita sedang menghunus pedang tajam ingin menghabisi kita.
Ketika kita berjuang dan memohon keadilan, di ujung sana ada wajah Tuhan menatap kita. Percayalah, roh Tuhan yang mendekam dalam tubuh kita adalah roh keadilan daripadaNYA.
Tetap berjuang sampai batas akhir. Jangan pernah takut dan gentar. Kerahkan seluruh kekuatan yang kita miliki. Cinta, kesetiaan, keteguhan hati dan persaudaraan. Ketika semua itu sudah kita berikan, selebihnya biarlah kehendak DIA YANG MAHA ADIL terjadi. DIA berkuasa atas segala kehidupan di bumi dan di sorga.
Salam Perjuangan
Penulis: Birgaldo Sinaga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar