Breaking News

Islam

Politik

Sabtu, 15 Oktober 2016

Pemimpin Muslim di “Kawasan non-Muslim”


Jika pada postingan sebelumnya, saya pernah memosting mengenai sejumlah “pemimpin” Kristen di daerah yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, maka kini saya ingin mengulas tentang sejumah walikota atau presiden Muslim di “kawasan non-Muslim.”

Sadiq Aman Khan

Kita tentu sudah mendengar nama Sadiq Aman Khan, politisi muda Muslim dari Partai Buruh yang terpilih sebagai Walikota London, Inggris, belum lama ini. Sesaat setelah terpilih sebagai Walikota London, Sadiq Khan yang juga penulis buku “Fairness not Favours: How To Reconnect with British Muslims” langsung tancap gas menggaet para pengusaha dan konglomerat Muslim di London untuk bersama-sama memajukan dan memakmurkan penduduk di ibukota Inggris ini. Sebelumnya, Inggris, tepatnya London Borough of Tower Hamlets, juga pernah mempunyai walikota Muslim bernama Muhammad Abdullah Salique atau Muhammad Abdus Salique (berdarah Bangladesh).

Sadiq Khan tidak sendirian. Ada sejumlah nama beken pemimpin Muslim lain seperti Mohamed Arturo Cerulli yang pada 2008 terpilih sebagai walikota Muslim pertama di Monte Argentario, Italia. Karena dipandang sukses menahkodai kota di Propinsi Grosseto ini, pada 2013, ia terpilih lagi sebagai walikota. Rotterdam, Belanda, juga pernah memiliki walikota Muslim. Namanya Ahmed Aboutaleb, seorang Muslim-Sunni-Berber berdarah Maroko. Kota Calgary di Alberta, Kanada, juga memiliki walikota Muslim yang bernama Naheed Kurban Nenshi. Ia adalah seorang profesor muda lulusan Harvard, berdarah Tanzania, dan pengikut Syiah Nizari Ismaili.

M. Saud Anwar

Amerika juga memiliki beberapa walikota Muslim seperti M. Saud Anwar, yang terpilih sebagai walikota Muslim pertama di kota South Windsor, Connecticut. M. Saud Anwar adalah satu dari tokoh Muslim di Amerika yang gencar memerangi “kaum radikal-ekstrimis” (baik Muslim maupun bukan) dan kaum “Islamophobia” di Amerika, yaitu sejumlah kelompok non-Muslim yang antipati terhadap Islam dan umatnya. Ia mengvisikan Islam yang damai dan toleran terhadap non-Muslim. Kemudian Mohammed Hammeduddin, yang terpilih sebagai Walikota Teaneck di New Jersey. Menariknya, wakil walikotanya adalah seorang Ortodoks Yahudi bernama Adam Gussen, yang merupakan teman sekolah Pak Walikota ini sejak di SMU sampai di perguruan tinggi: Rutgers University.

Bukan hanya walikota saja, beberapa tokoh Muslim juga pernah tercatat sebagai presiden di sejumlah negara yang penduduknya mayoritas non-Muslim seperti Ahmadou Ahidjo (Kamerun), Noor Mohamed Hassanali (Repubik Trinidad and Tobago), Michel Djotodia (Republik Afrika Tengah), Omar Bongo Ondimba (Republik Gabon), Abdul Kalam (India), dlsb.

Poin penting yang ingin saya sampaikan disini adalah umat beragama itu, tak terkecuali umat Islam, harus berwawasan luas, berpikiran global, dan memiliki visi jauh ke depan demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Bukan malah sebaliknya: berwawasan sempit, berpikiran lokal, dan memiliki visi jauh ke belakang ke “zaman batu” ratusan abad silam.

Buka mata kalian lebar-lebar, rajin-rajinlah berfikir, giatlah melakukan olah rasa dan pikiran, perbanyaklah membaca dan melakukan "piknik intelektual" jangan seperti "upil dalam hidung" yang selalu ngumpet di lubang sempit atau "kodok dalam panci". Kita ini hidup di abad ke-21, di zaman mondern yang penuh sesak dengan teknologi canggih dan internet. Tentu saja di abad modern ini, umat beragama memiliki tantangan yang sangat jauh berbeda dan jauh lebih kompleks dari abad-abad silam, dan karena itu, harus disikapi dengan bijak dan dewasa, bukan dengan sikap keangkuhan dan kekanak-kanakan.

Jabal Dhahran, Arabia

Penulis: Sumanto Al Qurtuby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com