Malam ini (16 September 2016) Jokowi mendadak mengumpulkan semua menteri yang terkait.
Bocoran yang didapat, istana sedang merapatkan barisan terkait aksi
Singapura yang menghalangi gerakan tax amnesty dengan melaporkan mereka
yang menarik dananya ke Indonesia ke kepolisian dan menjadikannya
kriminal.
Meski Sri Mulyani sudah
berkoordinasi dengan Bank Sentral Singapura dan meyakinkan bahwa situasi
baik2 saja, tetapi hawa di dalam kedua negara sejatinya sedang
panas2nya. Singapura jelas harus bertahan karena ekonomi mereka terancam
sebab lebih dari 40 persen aset perbankan mereka adalah uang Indonesia.
Memang ini bisa jadi situasi yang berbahaya bagi kedua negara...
Ketika terjadi rush penarikan uang di bank2 Singapura maka ekonomi
Singapura bisa goyah. Dan goyahnya Singapura pasti juga akan berdampak
ke Indonesia. Karena itu Singapura akan melakukan apa saja untuk
mempertahankan situasinya, meski itu harus memainkan hukum di negara
mereka.
Jokowi juga tidak ingin situasi ini menjadi alasan mereka
yang punya dana di Singapura untuk tidak melaporkan hartanya. Jelas
Indonesia harus mempunyai keputusan yang terbaik bagi pemegang aset di
Singapura yang berniat baik. Jokowi tidak ingin mengorbankan para
pemilik uang untuk dijadikan kriminal dengan tudingan penggelapan pajak
oleh otoritas Singapura.
Permainan jelek Singapura ini ternyata
sudah berlangsung setahun lalu, hanya baru dibuka oleh media Strait
Times baru2 ini saja. Kepanikan ditariknya dana ke Indonesia membuat
Singapura harus membujuk, merayu sampai mengancam akan mengkriminalkan
mereka yang menarik dananya dari Bank Singapura.
Baru terlihat,
betapa rapuh pondasi ekonomi Singapura. Mereka membuat kepanikan di
Indonesia, menampung uang Indonesia dan membeli perusahaan di Indonesia
dengan uang kita sendiri. Bukan Singapura yang pinter sebenarnya, kita
aja yang puluhan tahun mau dibodohin mereka.
Entah gaya apa lagi
yang harus dimainkan Singapura untuk menghadapi strategi Indonesia kali
ini. Mereka sudah pake strategi 4-4-3, 5-3-2-1, bahkan kalau perlu
11-0-0 alias bertahan semua di dekat kiper.
Singapura udah ga ada
striker, semua jadi bek menghadapi serbuan Indonesia yang tiba2 ngamuk
dan maju semua. Mirip kungfu soccer, pemain Singapura harus bertahan
dengan celana robek menghadapi pemain Indonesia yang tiba2 bisa terbang,
berputar ditanah sampai tendangan gledeg yang terus menerus menghantam
gawang. Ngeri kali, bah !
Perang Baratayudha antara Singapura vs
Indonesia ini semakin menarik. Sesudah era Soekarno, baru sekarang
inilah Singapura merasa belakang celananya bau dan basah.
Mereka
salah hitung. Dulu mereka kira Jokowi bisa dibelai dan diancam seperti
Presiden2 sebelumnya, karena itu mereka memandang sebelah mata. Sekarang
terlambat, mata mereka yang sebelah jadi ikutan picek akibat di culek2.
Singapura, berapa lama lagi bisa bertahan sebelum gawangmu dijebol Indonesia ?
Mungkin secangkir kopi yang bisa menjawabnya....
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar