Sekarang sedang di Belanda ya ? Senangnya lihat pakde dikerumuni orang2 Indonesia disana. Karena saya hanya lihat foto2nya, jadi saya bs meihat banyak yang ngajak selfi ma pakde.
Pakde punya banyak penggemar disana. Mereka2 yang berfikiran terbuka
dan positif melihat perkembangan Indonesia di tangan pakde. Mereka tidak
terpengaruh oleh nyinyiran orang2 sini yang merasa sok tahu dengan apa
yg pakde lakukan. Orang2 yang merasa tidak ada perkembangan apapun,
karena buta. Buta hati.
Mereka yang dulu sibuk nyinyir karena BBM kita sempat menyentuh harga termahal di dunia, tapi sama sekali tidak berterima-kasih ketika harga BBM kita sekarang termurah kedua di ASEAN sesudah Malaysia. Mereka yang selalu bertanya, "Mana hasil kerja Jokowi ? Mana ?" Tapi tidak melihat pergerakan massif pembangunan infrastruktur di luar Jawa mulai jalan smp jembatan. Mereka ga pernah main ke Kalimantan, Sulawesi apalagi Papua. Mungkin buat mereka Indonesia ini hanya Jawa.. Yah seperti katak dalam celana gitulah, pakde... Sesak.
Kasian sebenarnya mereka, hidup dalam kebencian gada habisnya. Padahal seandainya mau merendahkan hati sedikit, banyak yg mereka bisa temukan. Investasi triliunan rupiah mengalir deras ke Indonesia. Uang2 yg ada di luar negeri bahkan yg dulu dijarah, mulai kembali. Mereka tidak paham, pakde.. Bahwa membangun bahtera raksasa tidak bisa dalam sehari. Mungkin mereka hidup dalam dongeng Sangkuriang, yang tingga nendang doang jadilah perahu raksasa kebalik atau tangkuban perahu. Pakde kan ga mungkin gitu ya, wong pakde kuyussss kelontang dan tidak sakti...
Sebenarnya, mereka2 itu ga butuh Presiden.. Mereka butuh pak Tarno, pakde.. Prok prok jadi apa, jadi apa, sim salabim.. Indonesia tiba2 sejahtera...
Saya jadi keinget masa pilpres, ketika teman2 yg sedang di Jerman dan Belanda dan banyak negara lain, rela antri untuk memilih Presidennya. Padahal waktu itu sedang hujan, tp antrian sangat panjang. Duh, antusias sekali mereka menaruh harapannya. Dan kayaknya pakde sudah bs memberi kepercayaan kpd mereka, bahwa pakde sesuai harapan mereka. Terima kasih pakde, yang mampu menjunjung tinggi bahwa jabatan itu amanah bukan peluang belaka.
Saya sedang ngopi nih, pakde... Pakde mungkin sedang selfi2. Sehat terus ya pakde, karena harapan tinggi sedang kami gantungkan sekarang ke pundak pakde. Indonesia harus bisa kembali ke masa jayanya. Supaya ketika saya ketemu lagi dengan teman2 di Malaysia, saya tidak harus selalu tertunduk karena stigma di sana bahwa bangsa ini adalah bangsa pembantu. Saya dulu hanya bisa menjawab, "Yah, begitulah.." Dan saya berharap bisa tersenyum kpd mereka dgn bangga dan berkata, "Beginilah Indonesia.."
Seruput dulu, pakde.... Tolong bilangin ke Gibran, mbok ya markobar-nya dikirim gratis to... Masak tiap hari perut hanya diganjal tahu isi. Kapan bs berjuang dgn maksimal kalau gini ?
Tertanda,
Batman
Pangeran gelap2an. ( Mati listrik mulu, pakde.. Belon bayar hehehehe )
Penulis: Denny Siregar
Pakde Jokowi |
Mereka yang dulu sibuk nyinyir karena BBM kita sempat menyentuh harga termahal di dunia, tapi sama sekali tidak berterima-kasih ketika harga BBM kita sekarang termurah kedua di ASEAN sesudah Malaysia. Mereka yang selalu bertanya, "Mana hasil kerja Jokowi ? Mana ?" Tapi tidak melihat pergerakan massif pembangunan infrastruktur di luar Jawa mulai jalan smp jembatan. Mereka ga pernah main ke Kalimantan, Sulawesi apalagi Papua. Mungkin buat mereka Indonesia ini hanya Jawa.. Yah seperti katak dalam celana gitulah, pakde... Sesak.
Kasian sebenarnya mereka, hidup dalam kebencian gada habisnya. Padahal seandainya mau merendahkan hati sedikit, banyak yg mereka bisa temukan. Investasi triliunan rupiah mengalir deras ke Indonesia. Uang2 yg ada di luar negeri bahkan yg dulu dijarah, mulai kembali. Mereka tidak paham, pakde.. Bahwa membangun bahtera raksasa tidak bisa dalam sehari. Mungkin mereka hidup dalam dongeng Sangkuriang, yang tingga nendang doang jadilah perahu raksasa kebalik atau tangkuban perahu. Pakde kan ga mungkin gitu ya, wong pakde kuyussss kelontang dan tidak sakti...
Sebenarnya, mereka2 itu ga butuh Presiden.. Mereka butuh pak Tarno, pakde.. Prok prok jadi apa, jadi apa, sim salabim.. Indonesia tiba2 sejahtera...
Saya jadi keinget masa pilpres, ketika teman2 yg sedang di Jerman dan Belanda dan banyak negara lain, rela antri untuk memilih Presidennya. Padahal waktu itu sedang hujan, tp antrian sangat panjang. Duh, antusias sekali mereka menaruh harapannya. Dan kayaknya pakde sudah bs memberi kepercayaan kpd mereka, bahwa pakde sesuai harapan mereka. Terima kasih pakde, yang mampu menjunjung tinggi bahwa jabatan itu amanah bukan peluang belaka.
Saya sedang ngopi nih, pakde... Pakde mungkin sedang selfi2. Sehat terus ya pakde, karena harapan tinggi sedang kami gantungkan sekarang ke pundak pakde. Indonesia harus bisa kembali ke masa jayanya. Supaya ketika saya ketemu lagi dengan teman2 di Malaysia, saya tidak harus selalu tertunduk karena stigma di sana bahwa bangsa ini adalah bangsa pembantu. Saya dulu hanya bisa menjawab, "Yah, begitulah.." Dan saya berharap bisa tersenyum kpd mereka dgn bangga dan berkata, "Beginilah Indonesia.."
Seruput dulu, pakde.... Tolong bilangin ke Gibran, mbok ya markobar-nya dikirim gratis to... Masak tiap hari perut hanya diganjal tahu isi. Kapan bs berjuang dgn maksimal kalau gini ?
Tertanda,
Batman
Pangeran gelap2an. ( Mati listrik mulu, pakde.. Belon bayar hehehehe )
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar