Keputusan Ahok untuk melangkah di jalur independen, membuat Megawati marah. Ia langsung meng-instruksikan partainya untuk melawan Ahok. PDI-P berencana akan mengusung Jarot - wagub sekarang, Risma atau Ganjar Pranowo.
Risma bisa kita keluarkan dari daftar, karena beliau bukan kader PDI-P
dan bisa disuruh2 seenaknya utk keluar dr Surabaya. Jarot tidak
terkenal. Kemungkinan besar Ganjar Pranowo yang akan dimajukan, dengan
catatan beliau bersedia.
Sebagai catatan, syarat untuk mengajukan cagub DKI partai harus memiliki minimal 21 kursi di DPRD, dan berdasarkan itu hanya PDI-P satu2nya partai yg bisa mengajukan cagub tanpa koalisi. Sedangkan Nasdem, partai yg mendukung Ahok hanya punya 5 kursi.
Apakah dengan kekuatan seperti itu PDIP bakalan menang ?
Ah, seharusnya PDIP belajar pada Pilgub Jatim tahun 2013 lalu. Dengan pede-nya PDIP mengusung kadernya sendiri Bambang DH, yang sempat menjadi Walikota Surabaya. Dan hasilnya ? Jreeeeennggg.... Cukup 3 persen saja.
Kalaupun PDIP jadi mengusung Ganjar Pranowo atau Risma, buat saya, itu blunder besar. Ganjar dan Risma boleh-lah populer di daerahnya, tetapi pemilih mereka tidak ber-KTP Jakarta. Ini yg harus jadi bahan pertimbangan.
Beda lagi kalau PDI-P mau berkoalisi dengan banyak partai lain utk bersama mengusung Yusril misalnya, Ahok bisa terancam kalah. Tapi, ah, itu bukan tipikal PDI-P yang selalu terjebak pada kebanggaan berlebihan tapi tenaga kurang. Jarang ngaca...
Sayang memang bu Mega orangnya cepat tersinggungan. Mungkin beliau sudah lelah, sehingga lupa merendah dan berpandangan luas. Think again, ibuku sayang... Where do you choice ? *inggrisnya sam din*
Kalau PDI-P mengusung calon sendiri, ini sebenarnya keuntungan besar untuk Ahok. Suara pemilih jadi pecah dan Ahok akan mendapat suara karena ia popular di mata masyarakat Jakarta.
Saya meramalkan ini pertarungan Ahok dan Yusril yang akan didukung partai2 selain PDIP dan Nasdem. Calon PDIP seperti semut di tengah pertarungan gajah. Keinjek2 sampek penyet. Masak dapet 3 persen lagi.. Malu ah..
Tapi seperti biasa, PDI-P main psywar. Ahok diancam2 akan gagal dalam verifikasi administrasi karena akan dijegal. Ini bisa menjadi catatan Teman Ahok untuk terus merapatkan barisan supaya jangan ada penyusup di internal yg berpotensi memecah dan menjegal.
Sampai sekarang saya masih pegang Ahok sebagai pemenang. Micky Mouse bisa saja mengancam asal sering2 belanja ke pasar.
Dan PDI-P, maaf, anda partai yang kebesaran. Sekali-sekali meihat lapangan dari bumi, jangan dari langit. Kalau acuan PDI-P kemaren menang di pilgub DKI dan Pilpres, itu semata karena Jokowi bukan karena partai pengusungnya. Jangan ke-geer-an.
Sudah malam, sudah habis secangkir kopi. Hutang warkop sudah lunas. Sekarang tinggal cicilan motor 3 bulan. Kayaknya Batman sudah harus alih profesi jadi ojek online...
Penulis: Denny Siregar
Sebagai catatan, syarat untuk mengajukan cagub DKI partai harus memiliki minimal 21 kursi di DPRD, dan berdasarkan itu hanya PDI-P satu2nya partai yg bisa mengajukan cagub tanpa koalisi. Sedangkan Nasdem, partai yg mendukung Ahok hanya punya 5 kursi.
Apakah dengan kekuatan seperti itu PDIP bakalan menang ?
Ah, seharusnya PDIP belajar pada Pilgub Jatim tahun 2013 lalu. Dengan pede-nya PDIP mengusung kadernya sendiri Bambang DH, yang sempat menjadi Walikota Surabaya. Dan hasilnya ? Jreeeeennggg.... Cukup 3 persen saja.
Kalaupun PDIP jadi mengusung Ganjar Pranowo atau Risma, buat saya, itu blunder besar. Ganjar dan Risma boleh-lah populer di daerahnya, tetapi pemilih mereka tidak ber-KTP Jakarta. Ini yg harus jadi bahan pertimbangan.
Beda lagi kalau PDI-P mau berkoalisi dengan banyak partai lain utk bersama mengusung Yusril misalnya, Ahok bisa terancam kalah. Tapi, ah, itu bukan tipikal PDI-P yang selalu terjebak pada kebanggaan berlebihan tapi tenaga kurang. Jarang ngaca...
Sayang memang bu Mega orangnya cepat tersinggungan. Mungkin beliau sudah lelah, sehingga lupa merendah dan berpandangan luas. Think again, ibuku sayang... Where do you choice ? *inggrisnya sam din*
Kalau PDI-P mengusung calon sendiri, ini sebenarnya keuntungan besar untuk Ahok. Suara pemilih jadi pecah dan Ahok akan mendapat suara karena ia popular di mata masyarakat Jakarta.
Saya meramalkan ini pertarungan Ahok dan Yusril yang akan didukung partai2 selain PDIP dan Nasdem. Calon PDIP seperti semut di tengah pertarungan gajah. Keinjek2 sampek penyet. Masak dapet 3 persen lagi.. Malu ah..
Tapi seperti biasa, PDI-P main psywar. Ahok diancam2 akan gagal dalam verifikasi administrasi karena akan dijegal. Ini bisa menjadi catatan Teman Ahok untuk terus merapatkan barisan supaya jangan ada penyusup di internal yg berpotensi memecah dan menjegal.
Sampai sekarang saya masih pegang Ahok sebagai pemenang. Micky Mouse bisa saja mengancam asal sering2 belanja ke pasar.
Dan PDI-P, maaf, anda partai yang kebesaran. Sekali-sekali meihat lapangan dari bumi, jangan dari langit. Kalau acuan PDI-P kemaren menang di pilgub DKI dan Pilpres, itu semata karena Jokowi bukan karena partai pengusungnya. Jangan ke-geer-an.
Sudah malam, sudah habis secangkir kopi. Hutang warkop sudah lunas. Sekarang tinggal cicilan motor 3 bulan. Kayaknya Batman sudah harus alih profesi jadi ojek online...
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar