Saya teringat ketika seorang teman yang mempunyai radio AM besar begitu jumawanya tidak mau pindah dari frekwensinya. "Untuk apa ? Jangkauan AM jauh lebih luas. Kita bisa kaya dari sini saja, dari sandiwara radio. FM itu terbatas daya pancarnya dan tidak bisa menjangkau wilayah seluas AM. Ya, suaranya memang lebih bagus, tapi suara bagus tidak menghasilkan uang yang banyak..."
Dan terbukti temanku salah besar.
Ahok |
Situasi global yang sama kita lihat ada pada sisi telepon genggam. Dulu Nokia merajai dunia, bahkan di Indonesia siapa sih yang tidak kenal Nokia ? Karena besar, mereka menjadi jumawa. Lupa berbenah diri dan melihat perubahan2. Akhirnya mereka habis dihantam blackberry, dan tambah habis disikat android. Nokia akhirnya menyediakan dirinya di akuisisi Microsoft yang langsung memecat 7 ribu lebih karyawannya.
Jepang yang dulu merajai teknologi, perlahan2 pun jatuh dihantam Korea. Mau bagaimana lagi ? Mereka terlalu besar, terlalu lamban, terlalu sombong. Mereka mengandalkan sistem yg selama ini mereka pakai dengan kebanggaan tinggi, "sistem inilah yang membesarkan kami..". Ibarat balon gas, mereka terbang tinggi dan jatuh melempem ke tanah karena kehabisan udara.
Inilah yang akan terjadi pada PDI-P.
Besar, lamban, gemuk, berlemak membuat mereka tidak lincah. Sombong, arogan, membuat mereka berjalan dengan sangat pelan. Malas dan terlallu lama duduk nyaman.
Nasdem melihat peluang ini dan mulai menyalip di tikungan. Mereka partai kecil yang harus bertahan hidup di tengah para dinosaurus. Mereka tidak punya beban karena tubuhnya ramping dan memungkinkan mereka bergerak dengan cepat tanpa penuh birokrasi.
Mereka tahu bahwa era politik sekarang berubah. Tokoh2 yang popular dan berintegritas sudah menjadi pilihan masyarakat cerdas. Mereka curi start. "Pegang Ahok.. Bantu dia.." Maka orangpun melirik mereka.
Apa yang diharapkan Nasdem ? Toh, Ahok juga bukan tipikal orang yang suka bagi2 setoran ?
Ini rally panjang. Efeknya bukan sekarang, tapi pemilihan legislatif di tahun2 mendatang. Nasdem sedang membangun brand sebagai partai yang bersih pendukung tokoh2 bersih. Tujuan mereka mendudukkan orang2nya di parlemen dan mengambil alih kekuatan. ibarat perusahaan multinasional, visi mereka bukan untuk 5-10 tahun mendatang, tetapi sampai 50 tahun ke depan.
Ini bukan tentang radio, bukan tentang telepon genggam apalagi tentang partai. Ini tentang pelajaran, bagaimana perasaan terlalu nyaman akan menjatuhkan sesuatu sampai berdebam. Sudah bukan lagi mereka yang kuat adalah pemenang. Eranya berubah, mereka yang mampu berselancar dengan perubahan-lah yang kelak akan berada di depan.
Seperti kata temanku saat kami minum kopi bersama, "Catat ya, semua akan ciee ciee pada waktunya..."
Entah apa maksudnya.. Mungkin kopinya ketumpahan garam.
Penulis: Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar