Jika dulu parpol merasa pede, bahwa setiap kandidat harus unggah-ungguh mengharap dapat tiket Pilkada, lengkap dengan maharnya. Kini tidak lagi. Kandidat-kandidat terbaik, hanya perlu menunjukan kinerja, integritas, track record dan komitmennya pada NKRI.
Setelah itu, rakyat yang akan mengusungnya. Rakyat yang akan berjuang untuknya. Rakyat yang akan berkeringat.
Sudah tidak jamannya lagi keputusan tentang nasib rakyat hanya dibahas dalam ruang-ruang sempit, di atas meja para elit. Sudah bukan jamannya lagi rakyat hanya dipandang sebagai objek politik yang digiring seperti domba ke bilik-bilik pemilihan suara.
Sesungguhnya rakyat adalah subjek. Rakyat adalah penentu. Dan itu dibuktikan relawan Ahok. Dibuktikan oleh anak-anak muda, ibu-ibu rumah tangga, para buruh, pedagang asongan, para pekerja profesional warga Jakarta. Dibuktikan oleh mereka yang selama ini dianggap apolitis.
Apa yang dilakukan relawan Ahok bukan hanya untuk Jakarta. Gemanya akan terdengar sampai Papua, Aceh, Kalimantan, Maluku, Sulawesi. Semangatnya merambat ke seluruh Indonesia. Bahwa kita --sebagai rakyat-- adalah penentu masa depan kita sendiri!
Mereka bukan hanya sedang berjuang untuk mendudukan Ahok ke kursi Gubernur. Mereka sedang melawan kepengapan politik yang makin hari makin menyesakkan.
Mereka sedang berjuang untuk melawan oligarki partai dan kesombongannya. .
Mereka sedang berjuang melawan politisi yang merasa lebih berjasa daripada tetesan keringat rakyat.
Mereka sedang berjuang melawan para elit yang merasa lebih berhak memutuskan persoalan rakyat, ketimbang rakyat itu sendiri.
Mereka berjuang melawan bos-bos besar yang selama ini kongkalikong merampok duit rakyat.
Mereka juga sedang berjuang untuk melawan pemecah belah bangsa yang menunggangi isu-isu agama. Membenturkan muslim dan non-muslim, lalu memungut untung dari konflik agama.
Mereka sedang berjuang melawan para pengasong yang menjual ayat Tuhan untuk kepentingannya sendiri.
Mereka sedang berjuang melawan orang picik yang masih teriak soal pribumi dan non-pribumi. Soal putra daerah atau bukan. Soal warga asli atau pendatang.
Mereka sedang berjuang untuk sebuah keterbukaan politik. Untuk perimbangan kekuatan baru.
Tidak ada jalan yang mudah untuk sebuah revolusi. Tapi langkah sudah dimulai. Dan sejarah sedang ditulis di langit Jakarta.
Saya tidak mau jadi penonton yang bertepuk riuh di pinggir gelanggang. Saya merasa berkepentingan terlibat bersama mereka. Dengan segala keterbatasan saya.
Saya ingin bersama-sama mereka untuk merayakan perubahan.
Demi cita-cita berbangsa. Demi masa depan anak-anak saya. Meski saya cuma warga Depok, yang cari nafkah di Jakarta...
Penulis: Eko Kuntadhi
Sudah tidak jamannya lagi keputusan tentang nasib rakyat hanya dibahas dalam ruang-ruang sempit, di atas meja para elit. Sudah bukan jamannya lagi rakyat hanya dipandang sebagai objek politik yang digiring seperti domba ke bilik-bilik pemilihan suara.
Sesungguhnya rakyat adalah subjek. Rakyat adalah penentu. Dan itu dibuktikan relawan Ahok. Dibuktikan oleh anak-anak muda, ibu-ibu rumah tangga, para buruh, pedagang asongan, para pekerja profesional warga Jakarta. Dibuktikan oleh mereka yang selama ini dianggap apolitis.
Apa yang dilakukan relawan Ahok bukan hanya untuk Jakarta. Gemanya akan terdengar sampai Papua, Aceh, Kalimantan, Maluku, Sulawesi. Semangatnya merambat ke seluruh Indonesia. Bahwa kita --sebagai rakyat-- adalah penentu masa depan kita sendiri!
Mereka bukan hanya sedang berjuang untuk mendudukan Ahok ke kursi Gubernur. Mereka sedang melawan kepengapan politik yang makin hari makin menyesakkan.
Mereka sedang berjuang untuk melawan oligarki partai dan kesombongannya. .
Mereka sedang berjuang melawan politisi yang merasa lebih berjasa daripada tetesan keringat rakyat.
Mereka sedang berjuang melawan para elit yang merasa lebih berhak memutuskan persoalan rakyat, ketimbang rakyat itu sendiri.
Mereka berjuang melawan bos-bos besar yang selama ini kongkalikong merampok duit rakyat.
Mereka juga sedang berjuang untuk melawan pemecah belah bangsa yang menunggangi isu-isu agama. Membenturkan muslim dan non-muslim, lalu memungut untung dari konflik agama.
Mereka sedang berjuang melawan para pengasong yang menjual ayat Tuhan untuk kepentingannya sendiri.
Mereka sedang berjuang melawan orang picik yang masih teriak soal pribumi dan non-pribumi. Soal putra daerah atau bukan. Soal warga asli atau pendatang.
Mereka sedang berjuang untuk sebuah keterbukaan politik. Untuk perimbangan kekuatan baru.
Tidak ada jalan yang mudah untuk sebuah revolusi. Tapi langkah sudah dimulai. Dan sejarah sedang ditulis di langit Jakarta.
Saya tidak mau jadi penonton yang bertepuk riuh di pinggir gelanggang. Saya merasa berkepentingan terlibat bersama mereka. Dengan segala keterbatasan saya.
Pilgub DKI Jakarta |
Saya ingin bersama-sama mereka untuk merayakan perubahan.
Demi cita-cita berbangsa. Demi masa depan anak-anak saya. Meski saya cuma warga Depok, yang cari nafkah di Jakarta...
Penulis: Eko Kuntadhi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar