Breaking News

Islam

Politik

Minggu, 25 Oktober 2015

ISLAM NUSANTARA, HARI SANTRI & BELA NEGARA

Kalau kita perhatikan dengan benar, mesin program revolusi mental sudah mulai bekerja, meski tidak dikoar2kan.

Salah satu cabang dari revolusi mental adalah konsep Islam Nusantara. Seperti pernah saya bahas, konsep Islam Nusantara ini diluncurkan supaya kita bisa memilah mana islam toleran dan mana islam radikal. Kemudian disusul program hari santri nasional untuk merapatkan barisan para santri.

Islam Nusantara
Kenapa agama Islam lebih diutamakan ? Karena mayoritas penduduk negeri kita beragama Islam. Ketika mayoritas ini menjadi radikal, maka negara-pun terancam. Usaha2 untuk me-radikalisasi Islam di Indonesia ini jelas sekali terlihat dengan tumbuhnya media2, organisasi2 dan manusia2 yang bersumbu pendek dan cuti nalar. Mereka ini tidak sedikitpun memiliki nasionalisme untuk Indonesia, tetapi untuk Arab Saudi.

Islam Nusantara
Triliunan rupiah dana Saudi mengalir ke Indonesia dalam bentuk pembangunan pesantren2, organisasi massa dan lain2. Dana besar mereka masuk dengan membawa program khilafah, yang isinya menjadikan Indonesia sebagai negara Islam dengan hukum syariat, yang tentunya syariat versi mereka. Program kerohanian Islam di sekolah2, masjid2, majelis2 dan pengajian2 menjadi sasaran utama penyebaran paham mereka. Budaya arab dipaksakan masuk ke Indonesia. Yang berbeda dengan mereka, dituding sesat dan kafir begitu juga dgn lambang negara kita.

Melawan konsep radikalisasi Islam ini, negara menggandeng NU dan Muhammadiyah. Meski masih berbeda pandang dgn Muhammadiyah terhadap hari santri yang baru dicanangkan, tetapi NU sudah bergerak dengan menerjunkan santri2nya ke daerah yang rawan konflik. Mereka melakukan brain-storming terhadap konsep Islam Nusantara kepada muslim disana sampai mendirikan madrasah, supaya mereka tidak menjadi radikal. Inilah perang yang sudah berjalan. Perang pemikiran.

Revolusi Mental
Salah satu cabang dari program revolusi mental adalah bela negara. Program ini mirip dengan yang dilakukan para santri, hanya targetnya adalah masyarakat umum yang tidak tersentuh para santri. Brainstorming terhadap wawasan kebangsaan dan menguatkan kembali nilai2 nasionalis yang pudar selama era reformasi. Rakyat diwajibkan kembali memahami apa itu negara kesatuan. Jika nasionalisme sudah mengakar kuat, maka rakyat tidak mudah diadu domba dengan isu2 sektarian. Apalagi sekarang bahkan di sekolahpun ada pelarangan hormat bendera karena dianggap syirik. Bela negara tidak seperti wajib militer yang fokus pada pelatihan bersenjata.

Inilah titik2 penting yang pertama dilakukan negara untuk melawan infiltrasi asing yang ingin mengoyak kebangsaan kita. Kita belajar banyak dari jatuhya Libya, rusuhnya Suriah dan chaos di Irak.

Titik2 revolusi mental di tempat lain belum tersentuh seperti korupsi, karena lembaga hukumnya sendiri masih penuh tikus2 berkerah putih. Saya menunggu langkah brilian untuk hal ini, dan saya yakin apa yang dilakukan Jokowi tidak ekstrim seperti yang dilakukan pemerintah China yang menyediakan peti mati. Langkah Jokowi ini biasanya lebih panjang dan memutar. Dia bukan model yang main pukul trus musuh terjengkang, karena musuh bisa saja bangkit dan memukul balik lebih keras.

Model Jokowi ini adalah memberi racun pelan2 sambil diajak makan dan ketawa2, lama2 musuhnya merasa tubuhnya sakit dan mati di tempat tidur dengan tersenyum. Tidak sempat lagi memikirkan kapan memberontak, karena ia merasa aman. Itulah cara yang dia lakukan dalam memberantas paham radikal di negeri ini dan akan dia lakukan dalam memberantas para tikus yang berdasi. Yang pasti, fokusnya pasti tikus di lembaga2 hukum dulu.

Ah, mungkinkah dia juga sedang berusaha menyingkirkan dengan halus Jaksa Agung yang dulu terpaksa dia terima demi koalisi yang kuat di parlemen ?

Coba kita tanya pada secangkir kopi..

Penulis: Denny Siregar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Indonesia

Air Hidup

Advertise Here

Designed By VungTauZ.Com